Tia melangkah gontai memasuki pesawat yang akan membawa ia pulang ke indonesia, langkah nya terhenti saat mulai memasuki pintu pesawat, menoleh sebentar ke belakang memastikan siapa tahu pria asing itu tiba- tiba muncul di belakangnya, namun Tia kecewa karna tidak ada siapapun di belakang kecuali para penumpang yang ingin memasuki pesawat.
Ahirnya Tia memilih masuk dari pada membuat antria, karna di belakangnya masih banyak penumpang yang ingin masuk ke dalam pesawat.
Sepanjang perjalanan Tia hanya diam sembari melihat ke luar jendela. sedangkan di kursi paling belakang, seorang pria juga tampak hanya diam sambil melihat ke luar jendela , rasanya ke dua anak manusia itu sama-sama berat meninggalkan negara yang membuat mereka bisa kenal apa itu cinta.
Namun apa boleh buat, keduanya harus kembali pada kehidupan yang sesungguhnya yaitu kembali pada keluarga mereka masing-masing.
Dan di sanalah kisah cinta mereka akan di mulai.
Pesawat mendarat dengan sempurna di bandara internasional Soekarno hatta. keduanya turun dengan jarak cukup jauh hingga mereka berdua tidak melihat satu sama lain.
Tia di jemput oleh kedua orang tuanya, sedangkan Rama hanya pulang menggunakan taxi, tak ada satupun dari keluarganya yang datang menjemput sekalipun seorang supir.
Rama menelan kekecewaan saat tak menemukan satupun dari keluarganya yang menjemput, jangan kan orang tuanya, bahkan sang supirpun tak ada.
Sedangkan tak jauh dari Rama berdiri, terlihat Tia sedang tersenyum bahagia tak kala melihat kedua orang tuanya datang menjemput.
"Ma. Pa." sapa Tia seraya memeluk keduanya bergantian.
"Gimana kabar kamu sayang?" tanya mama Anisa sambil membelai rambut panjang putrinya.
"Aku baik ma." jawab Tia dengan senyum bahagia.
"Ayo sayang kita segera pulang, karna habis ini papa ada meting di kantor." ucap papa Nino sambil merangkul putrinya.
"Iya ayo pa." ucap Tia begitu senang, pasalnya baru kali ini papanya begitu lembut dan penuh kasih sayang, karna biasanya papa Nino bersikap dingin dan acuh padanya.
Tia dan kedua orang tuanya pun langsung pulang, sedangkan Rama masih mengotak atik ponselnya untuk memesan taxi online.
*******
Tia sudah sampai di rumah, dia langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur yang sudah lama ia rinduka. Tia menatap langit langit kamar, mengingat kembali pertemuan nya dengan pria asing yang sudah membuat hari hari nya menjadi berwarna.
Tia tersenyum kecut saat mengingat bahwa dirinya saat ini sudah berada di indonesia, dia yakin bahwa tidak akan mungkin bertemu dengan pria itu lagi.
Sedangkan di tempat lain. Rama juga sampai di rumahnya, berbeda dengan Tia yang di sambut hangat oleh orang tuanya, Rama sampai di rumah dengan keadaan sepi, tak ada satu orang pun di rumah itu.
"Mama sama Papa kemana Bik?" tanya Rama karna tidak melihat satu orang pun di rumah mewah itu.
"Nyonya pergi arisan Den, sedangkan Tuan dan Den Devan pergi ke kantor." jelas Bibik pembantu di rumah Rama.
Rama hanya mengangguk seraya berjalan menaiki tangga sambil menenteng koper besar miliknya.
*******
Tiga hari kemudian.
Tia sedang berkumpul besama teman temanya di sebuah cafe, mereka berencana ingin mengikuti kemping bersama teman teman semasa SMA.
Rencananya mereka akan bercamping di daerah bogor, mereka semua sepakat memilih camping di tempat yang jauh dari pemukiman warga dan tepatnya di dalam hutan pinus.
Di tempat lain, Rama juga berkumpul dengan teman teman masa SMA nya, mereka juga berencana untuk pergi camping, bahkan tempat yang mereka pilih juga sama seperti tempat yang di tuju oleh teman teman Tia.
"Tia. apa lo udah minta ijin sama orang tua lo, terutama sama papa lo yang galak itu?" tanya Amel.
"Udah tenang aja." jawab Tia santai.
"Di kasih?" tanya Amel lagi.
"Iya di kasih, asal setelah pulang dari camping gue harus persiapkan diri untuk masuk kantor."
"Sukurlah kalau begitu." Amel bernafas lega, khawatir Tia tidak boleh ikut mengingat papa Tia begitu galak dan dingin.
******
Ahirnya hari yang di tunggu telah tiba, Tia dan teman teman nya sudah siap untuk berangkat menuju bogor, mereka menyewa satu bis berukuran tidak begitu besar, mengingat mereka hanya dua puluh satu orang.
Tia tampak sangat bahagia di tengah perjalanan menuju tempat camping, sesekali dia tersenyum, entah apa yang membuat ia sampai tersenyum, yang pasti dia tampak bahagia.
Sedangkan Rama dan teman teman nya sudah sampai, mereka sudah mendirikan tenda dan saat ini Rama dan teman teman nya sudah bersantai duduk di bawah pohon pinus.
Tepat jam dua belas siang, Tia dan teman teman nya sudah sampai di lokasi, mereka semua masih berada di parkiran, butuh waktu 20 menit dari parkiran untuk menuju lokasi tempat mereka akan berkemah.
Tia tampak kelelahan saat berjalan menuju tempat perkemahan, medan yang di lalui cukup terjal, membuat Tia benar benar lelah, tapi dia cukup senang setelah sampai di lokasi, melihat pemandangan yang begitu indah dengan hutan pinus serta udara dingin dan sejuk.
Tia merentangkan tangan sambil memejamkan mata menghirup udara bersih di pegunungan, membuat dia begitu bahagia dan senang.
"Gue suka tempatnya Mel." ucap Tia setelah puas menghirup udara dan melihat sekeliling.
"Iya gue juga suka." ucap Amel begitu antusias.
Tak jauh dari tempat Tia dan teman teman nya, ada sekelompok pria yang juga sedang berkemah bersama teman teman nya, mereka semua tampak mengobrol di bawah pohon pinus sambil bercanda.
Mereka adalah Rama dan teman teman nya, tapi Rama belum sadar jika tak jauh dari tempatnya berada, ada seorang gadis yang selama ini telah membuat hati dan pikiran nya menjadi resah dan gelisah, siapa lagi kalau bukan Tia.
"Lihat tu guys, ada cowok cowok di sana?" tunjuk Amel pada segerombolan Rama dan teman teman nya.
Sontak yang ada di situ semuanya menoleh pada arah yang di tunjuk Amel. dan merekapun semuanya berbinar kala melihat beberapa cowok yang sedang asik mengobrol.
Tapi Tia seakan tak minat jika membahas mengenai cowok, apalagi melihat ke arah yang di tunjuk Amel, karna hati dan pikiran nya saat ini hanya di penuhi oleh wajah pria asing yang sempat menabraknya di mall.
Kini Tia dan teman teman nya sudah mulai mendirikan tenda, agak kesulitan sebenarnya tapi ahirnya selesai juga.
"Guys, nanti kita mandi di mana?" tanya Tia.
"Ya di sungai lah. tu sungainya." tunjuk Amel ke arah sungai yang tak jauh dari tempat mereka mendirikan tenda.
"Hah... gue mandi di sungai?" tanya Tia sambil menunjuk dirinya sendiri.
membayangkan saja Tia sudah bergidik, apalagi mandi dan buang air kecil atau buang air besar di sungai.
"Emang lo gak mau mandi di sungai?" tanya teman Tia yang lai nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments