Tia segera menarik tangan nya yang sedang bersentuhan dengan tangan Rama.
"Maaf, saya tidak sengaja." jelas Rama dengan suara terdengar gugup.
Tia hanya menanggapinya dengan senyuman tipis, bahkan Tia tak kalah gugup, ini adalah kali pertama tangan nya di sentuh oleh seorang pria, meskipun dengan keadaan tidak sengaja.
"Kalau begitu saya permisi." pamit Tia seraya berdiri dan segera pergi karna teman-teman nya sudah tidak terlihat.
Sedangkan Rama masih di tempatnya, memandang punggung Tia yang semakin menjauh. "Cantik." gumam Rama lirih. tampak senyum tipis tersungging dari bibirnya.
Rama segera melanjutkan aktifitasnya untuk berbelanja oleh-oleh untuk ia bawa pula esok lusa ke indonesia. setelah selesai berbelanjang Rama segera pulang menuju apartemen nya.
Sesampainya di apartemen Rama langsung membersihkan diri karna waktu sudah menunjukkan untuk sholat magrib, Rama selalu rajin sholat, bahkan dia tidak bisa tidur sebelum melaksanakan sholat ishak terlebih dahulu.
Selesai dengan sholat dan makan malamnya, Rama segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang sebentar lagi akan dia tinggalkan, Rama mulai memejamkan mata, namun saat terpejam bukan nya masuk ke dalam alam mimpi, tapi wajah seorang wanita yang tiba-tiba muncul dalam benaknya.
Wajah cantik, wanita yang di tabraknya tadi sore, yang selalu muncul tak kala Rama memejamkan mata.
"Kenapa wajah wanita itu selalu hadir tak kala aku memejamkan mata?" gumam Rama.
*******
Sedangkan di tempat lain, Tia masih berdiri di balkon kamarnya, di tangannya terdapat sebotol air mineral yang sempat ia minum hingga menyisakan separuh isi botolnya, padahal udara di sekitar terasa dikin karna waktu sudah hampir larut, waktu sudah menunjukkan pukul 22:21 namun Tia enggan berbaring di atas tempat tidurnya, bukan karna tidak mengantuk melain selalu terbayang -bayang wajah seorang pria yang tadi sore sempat menabraknya di pusat perbelanjaan.
Entah kenapa wajah pria asing itu seakan menari nari tak kala ia memejamkan mata, membuat Tia enggan untuk terpejam. seiringnya waktu yang semakin larut, Tia memilih masuk ke kamarnya karna udara malam sudah mulai terasa menusuk kulit putihnya.
Tia langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, berharap bayangan wajah pria asing itu tidak akan muncul lagi, namun Tia salah, justru wajah pria itu langsung muncul tak kala Tia memejamkan mata.
"Sial !!" umpat Tia kesal. "Lama lama aku jadi gila kalau seperti ini terus. dasar edan...!, edan....!" ucap nya sembari memukul mukul kepalanya pelan.
Tia terus memejamkan mata hingga ahirnya ia terlelap hampir jam dua dini hari.
******
Sedangkan di tempat lain.
Rama masih saja belum terlelap, dia tampak uring uringan beberapa kali membolak balikan tubuhnya seakan mencari tempat yang nyaman agar matanya bisa terpejam tanpa harus melihat wajah seorang wanita yang sejak tadi sore belum juga enyah dari ingatan nya.
Bahkan Rama sampai menutup wajahnya dengan bantal berharap dia bisa terlelap namun bukan nya terlelap Rama malah semakin tidak bisa tidur.
Ahirnya dia duduk bersandar di kepala ranjang dengan tangan memijit keningnya yang terasa berdenyut nyeri karna belum juga terlelap meski beberapa kali mencoba.
Kenapa wajah wanita itu selalu hadir dalam ingatanku, apa arti dari rasa yang aku alami ini? batin Rama bertanya tanya karna baru pertama kali merasakan hal yang aneh terhadap seorang wanita.
Rama kembali memejamkan mata mencoba untuk terlelap meskipun waktu subuh sebentar lagi menjelang, beberapa kali mencoba dan ahirnya berhasil, meskipun beberapa menit berikutnya suara adzan subuh mulai terdengar berkumanda melalui aplikasi pengingat di ponsel Rama.
Pagi hari..
Tepat jam sembilan pagi, para sahabat Tia sudah datang ke apartemen milik Tia, namun gadis itu masih terlelap di bawah selimut tebalnya, karna tertidur hampir dini hari alhasil jam sembilan Tia masih terlelap.
"Tumben ni cewek jam segini masih molor?" ucap Diva yang sudah masuk ke kamar Tia bersama Amel.
Kedua sahabat Tia memang sudah biasa keluar masuk apartemen milik nya, karna kedua sahabatnya itu sudah tahu password apartemen nya.
"Woy.. bangun woy... ini udah siang Tia sayang." teriak Amel di telinga Tia.
Sontak Tia langsung terbangun dan duduk tegak sembari mengusap kupingnya yang terasa berdengun karna teriakan Amel yang begitu keras.
"Dasar si Amel cerewet, lo kira ni kuping, kuping gajah, seenaknya teriak teriak." seloroh Tia sambil menjitak jidat Amel.
"Apasih Tia? main jitak jitak aja, sakit tau." ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.
"Lo sih Mel, gak ada sopan santun." timpan Diva yang lebih kalem dari pada Amel.
"Abisnya anak perawan jam segini masih molor." sahutnya Amel tidak terima.
"Perlu kalian tahu ya, hampir jam dua gue baru bisa tidur." jelas Tia sewot.
"Emang ngapai lo sampai tidur jam segitu?" kini Diva yang bertanya dengan suara lembutnya.
"Entah lah, gue gak ngerti." ucap Tia tanpa semangat.
"Di tanya kok malah lemes sih?" sahut Amel, karna melihat perubahan wajah Tia saat di tanya kenapa tidak bisa tidur.
"Panjang ceritnya guys." jawab Tia tanpa berniat menceritakan sebab dirinya tidak bisa tidur.
Tapi bukan Amel namanya jika tidak bisa memaksa Tia supaya mau bercerita. dan pada ahirnya Tia mengalah dan menceritakan semua yang terjadi dan pada dirinya dan sampai dia tidak bisa tidur.
"Fik, lo udah jatuh cinta." sahut Amel cepat.
"Gue, jatuh cinta?" tanya Tia sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya iyalah, emang siapa lagi?" ucap Amel merasa jegah dengan tingkah sahabatnya yang terlalu bodoh dalam urusan cinta.
Diva hanya tersenyum manis sembari memperhatikan tingkah kedua sahabatnya yang beradu mulut karna urusan cinta.
Karna tidak tahan, ahirnya Diva ikut bersuara. "Kalau menurut gue, apa yang di katakan Amel itu benar Tia." ujar Diva menengahi perdebatan antara Tia dan Amel, karna dari tadi Tia terus menyangkal bahwa sanya dia tidak jatuh cinta.
"Emang seperti itu ya Div rasanya jatuh cinta?" tanya Tia pada pada Diva, karna hanya Diva yang akan bicara jujur dan apa adanya, lain halnya dengan si Amel yang sedikit somplak dan serewet.
"Menurut yang gue alami ya seperti itu. selain lo terbayang bayang wajahnya, apa ada perasaan lain yang lo rasakan terhadap pria itu?" tanya Diva memastikan.
"Ada." jawab Tia malu malu.
"Apa?"
"Gue pengen ketemu lagi sama cowok itu." jawab Tia sambil menundukkan kepalanya karna malu.
"Tia sayang....!! berarti lo benar benar jatuh cinta." timpal Amel yang sudah gregetan dari tadi.
"Terus gue harus gimana?" tanya Tia tanpa semangat, pasalnya dia tidak mungkin bertemu lagi dengan pria asing itu, karna besok dia sudah harus kembali ke indonesia.
Sedangkan di tempat lain.
Rama juga sedang di introgasi oleh Alex karna tidur hampir subuh. Rama juga menceritakan yang dia alaminya pada Alex.
Alex tertawa lepas saat mendengar cerita tentang apa yang di alami oleh Rama, tak jauh beda dengan Tia, Rama juga tidak pernah merasakan jatuh cinta. ini adalah pengalaman pertama dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments