Dewa Cinta

Dewa Cinta

Bab 1

Di eskalator Mall, Dewa bisa melihat sahabatnya sedang berkencan dengan seorang pria yang merupakan teman kerja di perusahaan tempat sahabatnya bekerja yang bergerak di bidang konveksi.

Di satu sisi. Tak sengaja Cinta juga melihat pria yang berstatus sahabatnya sedang menggandeng seorang wanita cantik ke arahnya.

Tak ada interaksi menyapa atau tersenyum saat ke dua nya saling bertatapan.

Iya, begitulah hubungan mereka jika di luar rumah. Tak ada satu orang pun yang tahu, jika mereka sepasang sahabat yang sangat dekat.

Flashback on.

"Aku baru saja bertemu dengan pria. Dan kau tahu, ternyata pria itu, pria yang selama ini aku kagumi, dia bekerja di tempatku bekerja. Hanya saja, dia bekerja di bagian kantor dan aku bekerja menjadi buruh pabriknya." ucap Cinta meneguk segelas air putihnya untuk meredakan tenggorokannya yang kering.

"Lalu? Kau senang bertemu dengannya?" tanya sahabatnya yang tak lain bernama Dewa.

"Tentu. Aku sangat senang. Sudah lama, aku mengangguminya dalam diam dan sekarang, aku di pertemukan, bukankah ini seperti jodoh?" jawab Cinta antusias.

"Iya. Bagimu ini adalah jodoh, tapi berbeda baginya. Mungkin, dia berpikir bertemu denganmu adalah hal yang sangat sangat menyedihkan. Benar kan?" ejek Dewa membuat Cinta kesal.

"Ish, Dewa! Selalu saja mengacaukan imajinasiku yang tinggi ini. Seharusnya, kamu dukung sahabatmu, jangan menjatuhkan mentalnya terus! Mau sampai kapan sahabatmu ini menjomblo, ha! Aku juga ingin merasakan di cintai dan di sayangi!" geram Cinta melempar tas kerjanya ke sofa.

"Carilah pria yang sederajat denganmu, maka aku akan mendukung hubungan kalian. Aku tidak bisa mendukung hubunganmu dengan pria yang jauh di atasmu. Aku tidak mau, kamu menyesal. Sekarang, masuklah ke kamar. Aku akan buatkan makan malam untuk kita." titah Dewa membuka kulkas rumahnya.

"Hem. Apa salahnya, aku dekat dengan pria di atasku? Bukankah ini akan memperbaiki ekonomiku? Dan aku tidak perlu bekerja terlalu keras untuk membayar sewa rumah ini? Aku juga bisa menabung untuk masa depanku?"

"Apa aku pernah memintamu membantuku mengumpulkan uang untuk biaya sewa rumah ini, Hem? Sudahlah, cepat mandi! Jangan banyak berhalusinasi. Turuti perintahku, atau kau menyesal di kemudian hari karena pria itu!" titah Dewa membuat Cinta berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan raut wajah kesalnya.

'Andai, dia jauh lebih muda dariku, pasti sudah aku atur hidupnya seperti dia mengatur hidupku!' batin Cinta.

Flashback off.

'Ternyata dia tetap mengencani pria itu. Padahal, aku sudah menasehatinya. Dasar wanita payah!' batin Dewa merangkul mesra pinggang kekasihnya.

'Ish, memangnya hanya kau yang bisa berkencan, ha! Aku juga bisa. Kita lihat saja, berapa lama hubunganmu dengan kekasihmu itu berjalan lancar. Dasar laki-laki playboy! Dia selalu menasehatiku untuk mencari pria yang sederajat, tapi lihat dirinya sendiri ... dia mencari wanita yang seksi dan glamor.' batin Cinta lalu melingkarkan tangannya ke lengan kekasihnya. Iya, Cinta dan pria yang bernama Sakti itu baru saja jadian.

Sakti terlihat bahagia saat melihat kekasihnya bersikap manja di depan umum.

"Sekarang, aku antar kamu pulang!" titah Sakti sembari membelai pipi mulus Cinta.

"Terimakasih Mas Sakti. Tapi aku bisa naik taksi, kok!" jawab Cinta menyenderkan kepalanya di lengan kekasihnya.

"Hem. Sekarang, kita sudah resmi menjalin hubungan. Dan itu artinya, aku harus mengantarkan kekasihku ini ke rumah dengan selamat. Aku tidak mau, menjadi pria pengecut yang tidak perduli dengan kekasihnya." bujuk Sakti yang lagi dan lagi membuat hati Cinta berbunga-bunga.

'Manis sekali, Mas Sakti. Aku tidak percaya akan di perlakukan selembut ini. Beruntung, aku tidak terpengaruh ucapan Dewa, dan hampir saja aku menyia-nyiakan orang seperti Mas Sakti yang sangat baik dan tulus. Tapi tunggu dulu, kalau Mas Sakti mengantarku ke rumah. Itu artinya, Mas Sakti akan tahu, kalau aku tinggal satu rumah dengan seorang pria, lalu Mas Sakti ilfill dan memutuskan hubungan yang baru di mulai, ini? Tidak! Semua ini, tidak boleh terjadi. Aku harus menutup rapat rahasia ini!' batin Cinta menggelengkan kepalanya.

"Sayang, ada apa? Apa kepalamu sakit, Hem?" tanya Sakti saat melihat tingkah laku kekasihnya yang aneh.

"Eh, Mas, maafkan aku. Kepalaku sedikit pusing. Tapi sekarang, sudah sembuh. Oh, iya, Mas Sakti tidak perlu mengantarku ke rumah. Aku bisa naik taksi. Lagi pula, ini sudah malam. Tidak enak dengan tetangga." jawab Cinta dengan senyum manisnya.

Sakti mencubit gemas pipi kekasihnya yang chubby. "Ayolah, aku akan khawatir jika membiarkanmu naik taksi seorang diri."

"Ta-tapi, Mas, aku--"

"Tidak ada tapi-tapian, sayang! Aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu. Aku antar pulang, ya! Besok pagi, aku jemput kamu, okeh! Kita berangkat ke kantor sama-sama." titah Sakti yang mendapat gelengan kecil dari Cinta.

"Ja-jangan, Mas. Kamu tidak perlu menjemputku. Aku tidak mau kamu malu. Kita berbeda, kamu bekerja di kantor, sedangkan aku hanya kuli pabrik biasa. Aku bisa berangkat sendiri, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku. Kita bisa bertemu di pabrik." ujar Cinta lirih.

Sakti melepas lingkaran tangan kekasihnya, "Kamu kenapa, Hem? Aku sudah memikirkan semua ini dengan matang, sayang. Aku tidak akan menyembunyikan hubungan ini. Aku akan beritahu semua orang, kalau kita sepasang kekasih yang sangat romantis. Bukankah, posisi ini sangat menguntungkan bagimu? Tidak ada yang berani membentakmu atau memarahimu kalau mereka tahu, wanita cantik di depanku adalah kekasihku." ucap Sakti meyakinkan Cinta. "Kau mau kan, semua orang tahu tentang hubungan kita?" tanyanya lagi.

"A-aku, Mas. A-aku belum siap. Aku tidak mau orang-orang yang tidak menyukaiku semakin mencibirku. Pasti mereka mengatakan, kalau aku memanfaatkanmu, saja. Lagi pula, hubungan kita baru saja di mulai. Kita rahasiakan dulu selama beberapa bulan, ya, Mas. Aku mencintaimu, Mas." pinta Cinta dengan tatapan memohon.

"Huh, baiklah, kalau itu keputusanmu. Aku akan terima. Lebih baik, sekarang kita pulang. Aku antar!"

"Jangan, Mas. Aku bisa--"

"Jangan bantah aku, Cinta. Aku juga mencintaimu, dan aku tidak mungkin membiarkan orang yang aku cintai pulang malam seorang diri." potong Sakti kemudian menggenggam tangan Cinta dan berjalan keluar Mall.

Lagi dan lagi Cinta terharu dan baper pada sikap Sakti yang manis. Mereka berjalan menuju parkiran di mana mobil Sakti terparkir.

Setelah masuk ke dalam mobil. Cinta langsung mengirim pesan pada sahabatnya untuk pulang lebih malam.

'Pulanglah lebih malam karena kekasihku akan mengantarku sampai rumah. Ingat, jangan tiba-tiba muncul di dalam rumah. Aku tidak mau, kekasihku ilfill melihatmu!' send Dewa.

Ting ...

Dewa merogoh ponselnya yang berbunyi. Matanya membulat sempurna setelah membaca pesan dari sahabatnya.

'Apa yang akan mereka lakukan di rumahku!' batin Dewa meletakkan ponselnya lagi di atas meja.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Aku mampir ya kak...
semangat, dan sling mndkung..💪
sdh aku subcribe..🤗

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!