"Jadi dia menolak?" tanya seorang pria tampan dengan garis mata yang tajam, rahang yang kokoh dan tubuh yang atletis. Dia duduk di kursi kebesarannya di perusahaan ABX Company, salah satu Perusahaan besar di Amerika.
"Iya, tuan. Issac Delwyn baru saja menghubungi ku. Dia meminta kelonggaran waktu untuk mencicil hutangnya." seru Daniel Ethan. Dia adalah asisten pribadi sekaligus tangan kanan Mafia Hell Demon.
Pria itu menyunggingkan seringainya. Dia berdiri dan mengambil salah satu koleksi Wine nya. Dia menuangkan Wine Cheval Blanc yang berasal dari Prancis yang ia dapatkan di salah satu pelelangan dengan harga US$ 300ribu. Pria itu menyesap Secara perlahan wine tersebut dan membayangkan betapa beraninya calon istrinya. Dia merasa tertantang dengan penolakan dari putri Issac.
Pria yang tidak lain adalah Anthony Brylee Xavier, adalah seorang pengusaha sukses yang merangkap menjadi King mafia Hell Demon. Dia di kenal kejam dan tidak mengenal belas kasih. Usahanya di dunia hitam pun tidak main-main. Selain menjual senjata, dia juga memperjualbelikan obat-obatan terlarang, membuka usaha perjudian dan juga perdagangan manusia jika memang ada yang membutuhkannya.
Organisasi Mafia yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun membuatnya menjadi pria yang paling di takuti. Bahkan polisi pun segan padanya. Beberapa kali dia di tangkap oleh polisi yang tidak mengenal dirinya. Tapi pada akhirnya dia di bebaskan. Justru polisi yang menangkapnya berakhir mengenaskan.
Selama ini tidak ada yang berani padanya, kecuali satu. Seorang wanita yang berhasil mencuri hatinya. Dia adalah Sylvia Delwyn. Saat melakukan transaksi di salah satu Bar terbesar di Amerika, Anthony dan yang lain di kepung oleh beberapa penegak hukum yang tergabung dalam badan intelijen As. Dan Sylvia yang merupakan anggota kepolisian, ikut bergabung dalam penyergapan tersebut.
Anthony tertangkap tapi tidak berapa lama kemudian, dia di lepaskan. Sylvia merasa ada yang tidak beres dan mencoba mengikuti Anthony, hingga terjadi pertarungan antara keduanya.
Untuk pertama kalinya ada yang berhasil melukai Anthony dan itu seorang wanita. Sylvia menangkap kembali Anthony dan membawanya ke markas untuk di mintai keterangan.
Rekan-rekan Sylvia angkat tangan karena tidak mau berurusan dengan Anthony tapi hal itu tidak membuat Sylvia menyerah. Dia mengintrogasi Anthony dan menetapkan Anthony sebagai tersangka. Tapi walaupun begitu, tidak lama kemudian Anthony di bebaskan. Dan hal itu membuat Sylvia marah . Tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Sejak peristiwa itu, Anthony mulai tertarik pada Sylvia. Jantungnya berdebar saat mengingat mata tajam dari Sylvia yang menatapnya. Untuk itu, saat dia tahu jika ayah Sylvia meminjam uang padanya, Anthony kembali menawarkan uang yang banyak dengan bunga yang kecil pada Issac dan istrinya. Dan sesuai dugaannya, mereka tergiur. Dan lama kelamaan hutang mereka semakin menumpuk. Hal itu dia jadikan senjata untuk menekan Issac dan meminta Sylvia sebagai pelunas hutang Issac.
"Jadi, bagaimana sekarang, Tuan?" tanya Daniel.
"Apalagi? Tentu saja kita gunakan cara kedua. Jika dia tidak mau suka rela maka kita harus memaksa." seringai Anthony.
"Siapkan bodyguard!!! Kita kunjungi rumah calon istri ku sekarang juga." titah Anthony.
"Baik." Daniel meninggalkan ruangan Anthony dan melaksanakan perintah bosnya itu.
"Sylvia Delwyn, tunggu kedatangan ku, sayang." seringai Anthony.
*
*
*
*
*
Sementara itu, Sylvia baru saja pulang dari perkebunan anggur milik Tuan Benjamin. Dia berbincang dengan teman-temannya sesama pekerja dan sesekali mereka tertawa. Sepertinya Sylvia sudah melupakan tentang permintaan aneh dari orangtuanya. Tapi sayangnya hal buruk telah terjadi.
"SYLVIA!!!" teriak Emily salah satu tetangga Sylvia. Dia berlari menemui Sylvia karena ada hal gawat telah terjadi.
"Emi, Ada apa? Kenapa kau berlari seperti itu?" tanya Sylvia.
"Ini gawat!!! I_itu... Itu....
"Hei, bicara yang jelas!! Kau tidak menjadi gagap karena terlalu jauh berlari kan?" seru Barbara, salah satu teman Sylvia
"Ck.. Diamlah...!!"
"Pelan-pelan, Emi. Ambil nafas dalam, Hembuskan!! Lakukan sekali lagi." titah Sylvia.
Emily menirukan hal yang dilakukan Sylvia. Dia mengambil nafas dalam, dan menghembuskannya.
"Lagi, Ambil nafas dalam, tahan!!!"
Dan bodohnya, Emily justru menahan nafasnya. Tentu saja hal itu menjadi bahan tertawaan Sylvia dan yang lainnya.
"Kau mau membunuhku ya." sungut Emily
"Maafkan aku, Emi. Lagipula kau sangat mudah untuk di tipu. Jadi sekarang, katakan!! apa yang terjadi? kenapa kau berlari seperti di kejar hantu?" tanya Sylvia
"Ini lebih dari sekedar hantu, Sylvia. Mereka sangat menakutkan. Dan mereka sekarang ada di rumahmu. Mereka menangkap uncle dan aunty . Bahkan mengobrak-abrik isi rumahmu."
Deg
Senyum Sylvia memudar. Menangkap ayah dan ibunya? Jangan-jangan mereka adalah si penagih hutang. Gawat!!!
Sylvia langsung berlari meninggalkan teman-temannya. Dia takut ayah dan ibunya benar-benar akan di bunuh oleh mereka. Ini tidak bisa di biarkan.
Sylvia terus berlari. Jarak yang seharusnya di tempuh dalam waktu 1 jam, bisa dia lewati dengan waktu beberapa menit saja.
Banyak orang-orang yang menatap heran Sylvia karena mampu berlari begitu cepat. Itu wajar, karena tidak ada yang tahu jika Sylvia adalah seorang anggota polisi. Identitasnya di rahasiakan oleh negara. Dan selama ini mereka hanya tahu jika Sylvia pergi merantau dan kembali karena cuti bekerja.
Sylvia sampai di rumah. Dia masuk dengan tergesa-gesa dan melihat isi rumahnya yang sudah porak poranda.
"Mommy!!! Daddy!!" teriak Sylvia. Dia mencari Issac dan Debora di setiap ruangan. Tapi mereka tidak ada di manapun. Sial!! Sepertinya mereka membawa orangtuanya.
Sylvia menghela nafas panjang. Dia mencoba menenangkan dirinya dan mulai mencari petunjuk. Tidak ada yang hilang, tapi semuanya hancur. Sebenarnya apa yang mereka inginkan? Apa semua ini terjadi karena perkelahian? Tapi ayahnya tidak bisa bela diri. Jadi seharusnya tidak terjadi kerusakan di rumahnya.
Saat Sylvia bergulat dengan pemikirannya, tiba-tiba telepon rumahnya berdering. Sylvia bergegas mengangkat nya karena dia yakin, itu dari si penagih hutang.
"S_sylvia.."
Deg
"Daddy?" lirih Sylvia
Terdengar benturan keras dan suara Issac yang kesakitan. Sylvia mengepalkan tangannya. "Lepaskan Daddy, Bastard!!" teriak Sylvia
Terdengar suara tawa di seberang sana. "Masih sama seperti dulu. Sangat berani. Jika kau ingin mereka selamat, datang ke alamat 666 Bougenville Avenue St. Anak buahku akan menjemputmu di sana." tanpa mendengar jawaban dari Sylvia, pria ini memutuskan sambungan telepon begitu saja.
Sylvia mengepalkan tangannya. Dia mengambil senjata api dan dua belati yang ia sembunyikan di pahanya untuk berjaga-jaga. Dia tidak tahu siapa lawannya kali ini, jadi dia harus berhati-hati.
Selesai bersiap, dia bergegas pergi ke alamat yang di sebutkan pria yang entah siapa. Dia harus segera sampai, jika tidak nyawa orangtuanya bisa melayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dynamite
ahh aku jd rindu black dragon
2023-06-16
1
𝑰𝒍 𝒏𝒖𝒍𝒍𝒂
Lanjut Makkk😍
2023-01-02
3
Guzty Ayu
lanjut dong thor
2023-01-02
3