Sylvia Erena Louis

Sylvia baru saja pulang pada malam hari. Dia pergi menenangkan diri dengan mengunjungi makam kedua orangtuanya setelah keluar dari kantor FBI.

Untungnya anak buah Anthony tidak mengikutinya karena saat Anggota FBI menggiringnya untuk menemui kapten Alvin, mereka mengecoh anak buah Anthony agar tidak tahu tujuan mereka sebenarnya. Dan berhasil. Untuk itu hari ini Sylvia merasa bebas walau hanya sesaat.

"Dari mana saja kau, kenapa baru pulang?"

Sylvia mematung sejenak. Dia menoleh kearah sofa di mana Anthony tengah duduk menatap tajam dirinya.

"Bukan urusanmu." ketus Sylvia

Anthony berdiri dan menghampiri Sylvia. "Apa kau sudah tahu jika bukan aku penyebab kau dipecat?"

Sylvia menatap Anthony dan tersenyum sinis. "Siapa bilang bukan kau yang menyebabkan aku dipecat? karena menikah dengan mu, aku di anggap sebagai pengkhianat negara. Dan kapten William memutuskan untuk memecat ku. Itu artinya kau adalah penyebab semua kesialan yang aku alami."

"Bukankah kau baru saja di tawari pekerjaan oleh FBI?"

Deg

Anthony tersenyum melihat Sylvia yang terkejut. "Kenapa? Apa kau pikir aku tidak tahu?" tanya Anthony

"Walaupun kalian bisa mengecoh anak buahku, tapi sayangnya tidak dengan diriku." Anthony mengangkat dagu Sylvia agar menatapnya. "Apa kau berniat untuk menangkap suamimu sendiri, sayang?"

Sylvia menepis tangan Anthony dan mundur beberapa langkah. "Dari awal, kita memang berbeda Anthony. Walaupun aku tidak bergabung dengan FBI sekalipun, jika kau melakukan kejahatan, aku pasti akan menangkap mu." seru Sylvia

Anthony tertawa keras. Ya, yang di katakan Sylvia memang benar. Profesi mereka memang bertolak belakang. Tapi bukan berarti mereka tidak bisa bersama. Anthony tulus mencintai Sylvia. Bahkan dia rela melakukan apapun untuk wanita itu. Tapi Sylvia justru bergabung dengan FBI untuk menangkapnya. Miris.

"Kau menerima tawaran mereka?" tanya Anthony

Sylvia terdiam sejenak. Dia masih belum memutuskan untuk menerima tawaran tersebut karena dia masih bingung. Entah kenapa dia menjadi ragu. Harusnya ini menjadi kesempatan yang bagus untuknya.

Melihat Sylvia yang terdiam membuat Anthony yakin jika wanita itu belum mengambil keputusan. Dia mendekat dan menarik wanita itu dalam pelukannya. "Aku tidak masalah jika kau ingin bergabung dengan mereka. Tapi bersikap profesional lah. Jangan menjadikan status kita untuk mempermudah mu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan jika kau mengalami kesulitan memecahkan kasus kematian kedua orangtuamu, aku akan membantu mu."

Deg

Sylvia mengurai pelukan mereka dan menatap Anthony. "Ka_kau....

"Ya, aku sudah tahu semuanya. Nona Sylvia Erena Louis, putri dari kapten Abraham Louis."

"Ka_kau tahu dari mana?" Sylvia mundur beberapa langkah, dia mencoba menerka dari mana Anthony bisa tahu identitas aslinya. "Ja_jangan-jangan....

Sylvia mengambil ponselnya di dalam tas dan mulai menghubungi seseorang.

"Maafkan Aku, Sylvia." seru seseorang yang berada di seberang sana.

Sylvia memejamkan matanya dan memutuskan sambungan telepon. Sudah dia duga jika orang itu yang memberitahu Anthony. Dan pasti pria itu mengancamnya.

"Tenang saja, mereka baik-baik saja. Tapi untuk pria itu, aku sudah membuatnya sedikit terluka. Maafkan aku." seru Anthony

"Dasar licik."

"Terkadang kita harus menggunakan cara itu untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, sayang. Seperti FBI. Dia mengambil kesempatan untuk merekrut mu di saat kau di pecat oleh atasanmu." Anthony mendekat dan kembali berkata, " kita memang berbeda, tapi cara yang kita gunakan sama."

"Aku tidak tahu kenapa kau mau membantuku. Padahal kau masuk kedalam list orang yang aku curigai." seru Sylvia

"Kau mencurigai ku?" tanya Anthony bingung.

"Kau adalah penjahat, seorang mafia kejam yang bisa melakukan apapun seperti membunuh orang. Jadi, tidak ada alasan untuk ku, untuk tidak mencurigai mu."

Anthony terdiam. Dia tidak menyangka jika dirinya masuk kedalam list orang yang di curigai Sylvia. Itu membuktikan jika Sylvia belum mengetahui informasi sepenuhnya dari kapten William.

Flashback On

Kapten William tidak mempunyai pilihan selain mengatakan semuanya pada Anthony. Tapi sebelum itu, dia bertanya terlebih dahulu pada Anthony tentang alasan dia menikahi Sylvia.

"Sudah jelas karena aku mencintainya. Jika aku memintanya untuk menikah dengan ku, pasti dia menolak. Untuk itu aku menggunakan hutang Issac sebagai alasan agar dia menikah dengan ku." seru Anthony

Kapten William mencari kebohongan di mata Anthony. Tapi nihil. Dia merasa jika pria kejam itu mengatakan yang sejujurnya. Heh.. Sulit dipercaya. Ternyata seorang mafia bisa jatuh cinta pada polisi.

"Aku percaya padamu. Dan aku yakin kau bisa melindungi Sylvia." Kapten William terdiam sejenak. Pandangan nya menerawang jauh pada peristiwa 22 tahun yang lalu dimana keluarga kapten kebanggaan nya di bantai dengan keji oleh sekelompok orang yang tidak di kenal.

"Peristiwa ini sudah lama terjadi. 22 tahun yang lalu." dia menatap Anthony dan kembali berkata, "Mungkin kau pernah mendengar nama Abraham Louis."

"Abraham Louis?"

"Ya, dia adalah kapten terhebat di masanya. Dia berhasil mengungkap berbagai kasus dan banyak badan intelijen yang ingin merekrut nya. Tapi beliau tetap bertahan di kepolisian. Dia adalah ayah kandung Sylvia."

Deg

"Nama Sylvia yang sebenarnya adalah Sylvia Erena Louis. Tapi semenjak peristiwa tragis itu, Aku meminta Issac untuk merawatnya dan memberikan marganya pada Sylvia."

"A_apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Anthony

"Malam itu, mereka tengah bercengkrama bersama di ruang keluarga. Tiba-tiba terdengar tembakan dari luar. penjaga sudah tergeletak tidak bernyawa. Kapten Abraham meminta Istrinya dan Sylvia untuk pergi. Tapi terlambat, orang-orang tidak di kenal itu masuk dan menghabisi semua pembantu di rumah tersebut. Istri Kapten Abraham menggendong Sylvia kecil ke kamar dan menyembunyikannya di lemari baju. Dia membuka jendela kamar dan membuat tali dari robekan kain agar orang-orang itu mengira jika Sylvia kecil sudah melarikan diri."

Suara Kapten William tercekat. Dia menghela nafas berkali-kali berusaha untuk tidak menangis dan melanjutkan ceritanya. "Entah apa yang dikatakan nyonya Louis pada Sylvia. Tapi anak itu tidak bergerak ataupun mengeluarkan suara sampai polisi datang."

"Saat aku sampai di lokasi, aku menyadari jika Sylvia tidak ada. Dan aku melihat pintu lemari yang sedikit terbuka. Aku menemukan Sylvia dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dan tanpa di ketahui oleh rekan-rekan ku, aku membawa Sylvia ke rumah sakit dan menyerahkan nya pada Issac."

"Lalu, apa mereka tertangkap?" tanya Anthony

Kapten William menggeleng pelan. "Tidak ada petunjuk sama sekali. Mereka melakukannya dengan bersih. Bahkan mereka menghancurkan cctv di rumah tersebut. Aku sendiri hanya mendengar cerita dari Sylvia setelah beberapa bulan peristiwa itu terjadi."

"Satu-satunya petunjuk yang Sylvia miliki adalah tato di lengan si pelaku."

Deg

Anthony terdiam. Dia teringat Sylvia bertanya padanya mengenai tato nail snake. Dia mengepalkan tangannya dan berdiri. "Lepaskan dia dan bawa ke rumah sakit." titah Anthony

"Baik." seru Daniel

"Mau kah kau berjanji padaku, tuan Anthony?" seru Kapten William

"Apa?"

"Tugasku sudah selesai untuk menjaga Sylvia. Kini dia sudah menikah dengan mu. Itu artinya dia adalah tanggung jawab mu. Jika kau benar-benar mencintainya, bantu dan lindungi dia. Aku sengaja memecat nya agar dia bisa masuk ke tingkat yang lebih baik. Karena aku curiga jika ada konspirasi atas kematian kedua orangtuanya."

"Tergantung. Jika FBI memanfaatkan Sylvia untuk menangkap ku, aku akan melawan. Tapi kau tenang saja, aku tidak akan melukai orang yang aku cintai."

Flashback Off

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***