Bab 19 : Ngelabrak Luna

Bekerja dengan Arsen bertahun-tahun, baru kali ini Kenzo melihat Arsen selalu fokus dengan dengan ponsel ditangannya. Bahkan saat dirinya menjelaskan perihal agenda hari ini tadi pagi, sang bos hanya mendengarkannya saja dan asik menggulir layar di ponsel. Entah hal apa yang tengah laki-laki itu cari di sana.

Contohnya saja seperti sekarang, Kenzo beberapa kali melirik ke arah Arsen yang tengah duduk di tengah rapat dengan tim programer Namun jarinya masih menari di atas benda berbentuk persegi itu. Sang presentator bahkan bingung sendiri melihat sang bos yang biasanya selalu menyanggah sana sinih kini tak terdengar suaranya sama sekali.

"Zo, menurut kamu bagusan mobil ini atau ini?"

"Bos" Kenzo mencolek lengan Arsen saat semua staf menatap heran ke arah laki-laki itu.

Di sisi lain, Arsen yang seakan kembali sadar dirinya berada di tengah rapat tampak menatap satu persatu karyawannya. Sebuah senyuman tipis yang ia tunjukkan sebelum akhirnya meletakan ponselnya di meja. Rapat kembali di lanjutkan dengan ponsel Arsen yang kini diamankan oleh Kenzo.

Nyatanya meski ponsel sudah tak ada di tangannya lagi, Fokus Arsen tak benar-benar bisa berpusat pada program yang di presentasikan di depan, dari pada rapat berantakan, model mobil pun tak dapat, Arsen mengangkat tangannya meminta ketuan team IT yang tengah presentasi berhenti.

"Saya sedang tak bisa kosen. Jadi sudahi dulu, dan kita rapat lagi setelah jam makan siang" ucap Arsen akhirnya.

Beberapa karyawan nampak mengganguk kemudian satu-persatu dari mereka mulai keluar dari ruang rapat. Meninggalkan Kenzo yang duduk di samping Arsen dengan dahi berkerut. Heran sendiri melihat kelakuan bos nya itu.

"Saya aneh. Saya sadar. Jadi kemarikan hp saya" Arsen mengambil ponselnya dari tangan Kenzo. Kembali berselancar mencari model mobil yang pantas untuk Alea. Tak peduli dengan tatapan aneh Kenzo ke arahnya.

" Jadi, bagusan yang mana kalau buat istri saya. Yang ini?" Arsen menunjukkan mobil berwarna hitam "Atau yang ini?" lalu beralih pada mobil berwarna putih.

"Bapak dari tadi nggak bisa fokus cuman karena mobil?" tanya Kenzo.

"Nggak usah banyak nanya. Yang mana menurut kamu?"

"Yang putih" jawab Kenzo. "Tahu nggak pak. Baru kali ini saya melihat bapak seperti hidup lagi"

Kepala Arsen yang sebelumnya menunduk kini mendongak perlahan. Kenzo sudah bekerja sangat lama dengannya, apapun yang terjadi pada hidupnya, Kenzo ambil adil mengetahui hal itu. Contohnya saja seperti masalahnya dengan Wira dulu.

"Jadi selama ini kamu kerja sama mayat hidup Ken?" mata Arsen melotot tak terima. Sekalipun sejak hari itu gairah hidupnya redup perlahan, tapi setidaknya Arsen susah payah untuk bertahan hidup demi kedua orang tuannya selama ini.

Kenzo panik sendiri melihat raut menakutkan bos nya ini "Eh bukan begitu maksud saya pak. Walaupun nggak sepenuhnya berubah, setidaknya mbak Alea kayanya cukup berhasil"

Arsen memutar bola matanya jengah. Bicara dengan Kenzo yang terlihat maco namun sebenarnya punya hati mellow itu hanya akan membuat Arsen berkecamuk dengan dirinya sendiri. Memilih percaya dengan ucapan sekretarisnya atau tidak.

Saat hendak keluar dari ruang rapat, telfon dari bunda membuat Arsen mengurungkan niat dan kembali duduk di kursi, tumben sekali bunda menelfon di jam-jam kerja seperti ini. Pasti ada hal serius yang memilih untuk menghubungi putranya segera.

"Assalamualaikum bun" sapa Arsen.

Ada helaan napas yang terdengar dari sebrang sebelum suara bunda Yang balik menyapanya "Waalaikumsalam. Mas, kamu sama Alea baik-baik aja kan? Hubungan kalian baik-baik aja kan?"

Arsen mengerutkan dahinya bingung, mengenal bi Ami sejak kecil, dirinya yakin bi Ami tak mungkin membocorkan masalah pisah kamar selama ini pada bunda. Maka dari itu, tatapan Arsen kini langsung tertutup begitu tajam ke arah Kenzo, yang ditatap ikut mengerutkan dahinya bingung.

"Bunda denger dari Diwa, kalau Alea nanyain tentang Dira" lanjut bunda.

Arsen mematung seketika. Ia pikir kedatangan Wira kemarin dan dirinya yang menghindari pertanyaan Alea, tak akan membuat istrinya itu penasaran, tapi nyatanya dugaannya salah. Sosok Dira ternyata mampu membuat istrinya yang bebas dan terkesan cuek ternyata terganggu hingga mencari tahu di luar sana.

"Bunda lagi perjalanan ke rumah kamu mas. Diwa nggak jawab waktu ditanya, jadi sepertinya bunda harus ngobrol dengan menantu bunda akan hal ini"

Arsen tak menjawab. Bahkan sampai sambung telfon di putus oleh bunda, Arsen hanya duduk mematung memikirkan hal apa yang harus ia lakukan untuk bisa menjelaskan dengan baik tentang Dira pada Alea.

***

"Al. Alea!!"

"Minggir lo Ke"

"Yak! Lo mau kemana?!"

"Mau ngunyah orang!"

"Jangan aneh-aneh deh Al. Masih ada satu matkul lagi ini!!"

"Karena itu! Gue pengin ngunyah orang dulu baru bisa fokus ngerjain soal!!"

"Setuju. Gue ngikut lo Al" seru Gita semangat.

Keke yang mendengar Gita bukannya menahan Alea tapi malah mengompori gadis itu, mendelik seketika. Jika soal ngajakin ribut yang berakhir dengan saling menjabak, memang Gita yang paling semangat.

Keke buru-buru berdiri dan menghadang keduanya sebelum sampai pintu. Kejadian di lapangan tadi dimana berakhir dengan 5 cowok yang bonyok termasuk Saga dan Diwa, saja sudah langsung dipanggil dekan. Jangan sampai kedua sahabatnya juga bernasib sama.

"Jangan an-"

"Itu mereka" melihat Luna dan para anteknya masuk ke kelas, Alea langsung mendorong pelan Keke agara menyingkir sebentar. Mengenai foto dan gosip yang begitu heboh pagi ini, semua dalangnya berasal dari wanita itu.

Menggebrak meja begitu sampai di depan Keke yang duduk di barisan belakang, Alea menatap tajam wanita itu. Para antek Luna yang hendak membantu, langsung dihadang oleh Gita. Mau tak mau, karena kekurangan personil, Keke ikut turun tangan dengan menghadang antek yang lain.

"Selamat pagi tukang gosip" sapa Alea dingin.

Yang sapa, mendongakkan kepalanya dengan senyuman merendahkan "Selamat pagi juga sugar daddy" sapa Luna balik.

Alea tertawa mendengar hal itu. Sepertinya meski dirinya sudah menolak Saga, Luna masih belum bisa juga menaklukan laki-laki itu hingga balas dendam padanya hanya karena Saga masih menaruh hati padannya "Waw. Muka manisnya nggak sesuai ya sama mulutnya"

"Tingkah lo yang ramah ternyata dimanfaatkan dengan baik ya, buat goda pria matang"

Tawa Alea makin menggema, beberapa mahasiswa yang ada di kelas, kembali mendapatkan tontonan drama gratis hari ini.

"Godain pria matang ya? Hmm.. Gimana ya? Emang udah matang sih, umur 28 sudah jelas matang bagi kita yang baru nyicip angka 20 tahun."

Gita dan Keke tampak syok mendengar ucapan Alea. Namun Alea terlihat begitu santai dengan rencana matang yang sudah tersusun di kepala.

"Tuh kan temen-temen bener. Dia tinggal dirumah laki-laki. Jadi sugar daddy dia. Cantik sih, tapi murahan"

Beberapa orang yang ada di kelas nampak berbisik satu sama lain. Alea tak peduli, dengan santainya ia mengambil kursi lalu mendudukinnya "Sejak kapan ya tinggal dengan orang yang mahram itu jadi sugar daddy?" tanya Alea pada semua orang yang ada.

Luna tertegun sebentar sebelum akhirnya tertawa "Mahram ? Nggak usah bohong deh lo"

"Sayangnya gue nggak boong Luna cantik. Itu rumah om gue. Adik nyokap gue. Percaya kan kalau itu mahram?"

Beberapa orang yang sebelumnya menatap ke arah Alea kini berubah menjadi menatap ke arah Luna. Dari image, Alea diuntungkan di sinih. Setidaknya image-nya lebih baik daripada Luna yang memang terkenal suka memperkeruh keadaan.

"Om? Om dari mana? Keluarga lo aja udah meninggal semua. Dan satu-satunya Om lo itu ada di Bandung. Bukan Jakarta!!"

"Kayanya sih nggak seharusnya gue jelasin sama lo untuk hal ini. Dan sebagai gantinya karena gosip ini " Alea berdiri dari kursinya dan mendekat ke arah Luna.

Plak.

Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi Luna. Alea membungkuk sedikit untuk berbisik di telinga Luna "Sebagai ganti karena adik ipar gue babak belur gara-gara gosip lo" bisik Alea sambil menekan kata Adik Ipar.

Setelah berbisik hal itu, Alea langsung menyambar tas nya dan berjalan keluar dari kelas. Berbisik hal itu pada Luna sepertinya tak masalah, karena setelah ini tak akan ada yang percaya dengan ucapan wanita itu.

***

"Beneran nggak jadi beliin mobil buat aku nih mas!!" rutuk Alea saat menyadari jika jalan yang mereka lalui sekarang menuju ke rumah. Sejak pagi dirinya sudah antusias untuk pulang dan membeli mobil baru, tapi nyatanya mas Arsen hanya memberikan harapan palsu saja.

"Belajar nyetir dulu, baru beli mobil ya"

"Nggak tahu!!" Alea menatap keluar jendela.

"Kita beli besok, tapi sekarang harus pulang dulu!!"

"Nggak tahu!!" jawab Alea lagi ketus.

"Bunda mau dateng dek"

Ucapan Arsen barusan sontak membuat Alea langsung menoleh ke suaminya itu. Jika dipikir-pikir sekarang memang lebih baik mereka segera pulang untuk memindahkan semua barang-barang milik Alea yang ada di kamar bawah ke kamar Arsen, jangan sampai bunda tahu jika mereka pisah kamar selama ini.

Alea dirundung rasa khawatir begitupun dengan Arsen. Suaminya ini mempercepat laju mobil mereka.

"Mas udah minta tolong bi Ami untuk mindahin barang kamu keatas, semoga di pindah semua."

Oke. Alea juga berharap akan hal itu. Habis riwayat mereka berdua jika bunda sampai tahu.

...----------------...

**jiah panik dah pada. ibu mertua datang Al.

Diwa, denger nggak? dipanggil adik ipar noh 😂

Ayok ayok komentar untuk bab ini ya, jangan lupa Like dan komentarnya. kasih BINTANG, HADIAH atau VOTE juga boleh 🤭

udah deh, banyak banget mau nya

Terpopuler

Comments

Nur Wulan

Nur Wulan

Al...Al kirain mau ngomong kalo pria matang tu suaminya

2023-07-05

0

Is Wanthi

Is Wanthi

le kirain mau mengatakan yg sebenarnya mas Arsen laki Lo☹️

2023-01-17

0

Is Wanthi

Is Wanthi

mang selama telah meninggal 🤔🤔🤔

2023-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menikah dengan Arsenio Yudhistira
2 Bab 2 : Takut Hantu di Rumah Baru
3 Bab 3 : Gara-gara Diwa
4 Bab 4 : Kafe
5 Bab 5 : Titah Mas Arsen
6 Bab 6 : Seperti Bapak-bapak Bawa Anak
7 Bab 7 : Satu Kamar
8 Bab 8 : Kado Pernikahan dari Diwa
9 Bab 9 : Keberadaan Wanita Lain
10 Bab 10 : Wanita Itu Bernama Dira
11 Bab 11 : Saran Diwa Nggak Mempan
12 Bab 12 : Arsenio Yudhistira
13 Bab 13 : Pemateri Itu Suami ku
14 Bab 14 : Si Merah Datang
15 Bab 15 : Kedatangan Wira
16 Bab 16 : Misi Pencarian Dira Dimulai
17 Bab 17 : Tidur Di Pelukan Mas Arsen
18 Bab 18 : Bukan Simpanan Sugar Daddy?
19 Bab 19 : Ngelabrak Luna
20 Bab 20 : Ajakan Honeymoon
21 Bab 21 : Liburan Ke Bali
22 Bab 23 : Kemunculan Dira Alisha
23 Bab 24 : Perasaan Itu Ternyata Ada
24 Bab 25 : Arsen vs Saga
25 Bab 26 : Dira Siapa Kamu Mas?
26 Bab 27 : Mantan?
27 Bab 28 : Bi Ina Kerasukan
28 Bab 29 : Rencana Berhasil
29 Bab 30 : Rencana Berhasil 2
30 Bab 31 : Aku Pemeran Pengganti Setelah Pemeran Pengganti
31 Bab 32 : Dibalik Kisah Arsen, Wira dan Dira
32 Bab 33 : Kertas Undangan
33 Bab 34 : Kertas Undangan 2
34 Bab 35 : Kalah Dengan Dekapan Mas Arsen
35 Bab 36 : Ketahuan Keke dan Gita
36 Bab 37 : Mas Azri
37 Bab 38 : Chat Penuh Kesabaran
38 Bab 39 : Pengakuan Diwa
39 Bab 40 : Maafin Aku Mas
40 Bab 41 : Wira dan Dira
41 Bab 42: Tamparan Keras
42 bab 43 : Sekakmat Arsen
43 bab 44 : Sindir
44 bab 45 : Tamparan Kakek
45 Bab 46 : Aku Ingin Kita Pisah
46 Bab 47 : Alasan Marinka
47 Bab 48 : Pelaku Utama
48 Bab 49 : Teka Teki
49 Bab 50 : Kisah Yang Sebenarnya
50 Bab 51 : Kisah Yang Sebenarnya 2
51 Bab 52 : Pertemuan Kembali
52 Bab 53 : Aku ingin mati, Mas
53 Bab 54 : Setengah Penjelasan
54 Bab 55 : Anyelir Merah
55 Bab 56 : Fakta Sebenarnya
56 Bab 57 : Surat Dari Ayah
57 Bab 58 : Ending
58 Promo Cerita Baru
59 Extra Part 1
60 Extra Part 2
61 S2 : Mimpi Yang Indah
62 S2 : Kabar Mengejutkan
63 S2 : Terjebak Diingatan Malam Itu
64 S2 : Kebohongan Kembali
65 S2 : Lonceng Tanda Bahaya
66 S2 : Pertanyaan Alea
67 S2 : Membawanya Kembali ke Rumah
68 S2 : Pipi Merah
69 S2 : Kejujuran Perceraian
70 S2 : Beri Jeda Untuk Bernapas
71 S2 : Hormon Ibu Hamil
72 S2 : Kakek
73 S2 : Diwa dan Cita-citanya
74 S2 : Fitting Gaun Pengantin
75 S2 : Tak Semudah Yang Dibayangkan
76 S2 : Azri dan Kenyataan Yang Ada
77 S2 : Kembalinya Ingatan
78 S2 : Keputusan Ada di Kamu Alea
79 S2 : End
80 Karya Baru
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 : Menikah dengan Arsenio Yudhistira
2
Bab 2 : Takut Hantu di Rumah Baru
3
Bab 3 : Gara-gara Diwa
4
Bab 4 : Kafe
5
Bab 5 : Titah Mas Arsen
6
Bab 6 : Seperti Bapak-bapak Bawa Anak
7
Bab 7 : Satu Kamar
8
Bab 8 : Kado Pernikahan dari Diwa
9
Bab 9 : Keberadaan Wanita Lain
10
Bab 10 : Wanita Itu Bernama Dira
11
Bab 11 : Saran Diwa Nggak Mempan
12
Bab 12 : Arsenio Yudhistira
13
Bab 13 : Pemateri Itu Suami ku
14
Bab 14 : Si Merah Datang
15
Bab 15 : Kedatangan Wira
16
Bab 16 : Misi Pencarian Dira Dimulai
17
Bab 17 : Tidur Di Pelukan Mas Arsen
18
Bab 18 : Bukan Simpanan Sugar Daddy?
19
Bab 19 : Ngelabrak Luna
20
Bab 20 : Ajakan Honeymoon
21
Bab 21 : Liburan Ke Bali
22
Bab 23 : Kemunculan Dira Alisha
23
Bab 24 : Perasaan Itu Ternyata Ada
24
Bab 25 : Arsen vs Saga
25
Bab 26 : Dira Siapa Kamu Mas?
26
Bab 27 : Mantan?
27
Bab 28 : Bi Ina Kerasukan
28
Bab 29 : Rencana Berhasil
29
Bab 30 : Rencana Berhasil 2
30
Bab 31 : Aku Pemeran Pengganti Setelah Pemeran Pengganti
31
Bab 32 : Dibalik Kisah Arsen, Wira dan Dira
32
Bab 33 : Kertas Undangan
33
Bab 34 : Kertas Undangan 2
34
Bab 35 : Kalah Dengan Dekapan Mas Arsen
35
Bab 36 : Ketahuan Keke dan Gita
36
Bab 37 : Mas Azri
37
Bab 38 : Chat Penuh Kesabaran
38
Bab 39 : Pengakuan Diwa
39
Bab 40 : Maafin Aku Mas
40
Bab 41 : Wira dan Dira
41
Bab 42: Tamparan Keras
42
bab 43 : Sekakmat Arsen
43
bab 44 : Sindir
44
bab 45 : Tamparan Kakek
45
Bab 46 : Aku Ingin Kita Pisah
46
Bab 47 : Alasan Marinka
47
Bab 48 : Pelaku Utama
48
Bab 49 : Teka Teki
49
Bab 50 : Kisah Yang Sebenarnya
50
Bab 51 : Kisah Yang Sebenarnya 2
51
Bab 52 : Pertemuan Kembali
52
Bab 53 : Aku ingin mati, Mas
53
Bab 54 : Setengah Penjelasan
54
Bab 55 : Anyelir Merah
55
Bab 56 : Fakta Sebenarnya
56
Bab 57 : Surat Dari Ayah
57
Bab 58 : Ending
58
Promo Cerita Baru
59
Extra Part 1
60
Extra Part 2
61
S2 : Mimpi Yang Indah
62
S2 : Kabar Mengejutkan
63
S2 : Terjebak Diingatan Malam Itu
64
S2 : Kebohongan Kembali
65
S2 : Lonceng Tanda Bahaya
66
S2 : Pertanyaan Alea
67
S2 : Membawanya Kembali ke Rumah
68
S2 : Pipi Merah
69
S2 : Kejujuran Perceraian
70
S2 : Beri Jeda Untuk Bernapas
71
S2 : Hormon Ibu Hamil
72
S2 : Kakek
73
S2 : Diwa dan Cita-citanya
74
S2 : Fitting Gaun Pengantin
75
S2 : Tak Semudah Yang Dibayangkan
76
S2 : Azri dan Kenyataan Yang Ada
77
S2 : Kembalinya Ingatan
78
S2 : Keputusan Ada di Kamu Alea
79
S2 : End
80
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!