Bab 18 : Bukan Simpanan Sugar Daddy?

...heheh maaf ken yang up nya nggak liat-liat jam. kelar ngetik langsung up pokoknya. soalnya biasanya nunggu review juga....

...***ig : wattpadghassani...

...Tiktok : wattpadghasani***...

______________________________________________

Terbiasa tidur sendiri tanpa ada yang memeluknya sejak kecil, membuat Alea sadar jika tidur di dalam pelukan seseorang ternyata sehangat dan senyaman ini. Terlebih ada hubungan yang halal diantara keduanya.

Alea yang biasanya terbangun di malam hari hanya karena suara ranting jatuh tertiup angin diluar atau suara katak yang menjerit yang sebenarnya tetep bernada sama namun tetap menakutkan bagi Alea, kini tertidur begitu pulas tanpa bangun sama sekali. Sekali lagi, ternyata, tidur di dalam pelukan suami sendiri ternyata memang senyaman itu.

Mata Alea mengerjap saat merasakan cahaya matahari masuk melalui celah-celah tirai. Perutnya terasa begitu berat seolah ada benda yang menindihnya. Dan benar saja, saat membuka mata wajah mas Arsen yang super tampan dengan mata yang masih tertutup yang Alea lihat pertama kali. Dari pakaian yang suaminya ini kenakan, sepertinya subuh tadi mas Arsen pergi ke masjid, lalu kembali melanjutkan tidur saat pulang.

Tampan. Satu kata yang ada dipikiran Alea sekarang. Bahkan tak sadar sebuah senyuman terbentuk begitu manis di wajah Alea.

Suara ketukan dari luar diiringi dengan bi Ami yang memanggil, membuat Alea pelan tapi pasti menyingkirkan tangan mas Arsen.

"Mau kemana sih? Di sini aja. Nanti jam 7 baru bangun"

Alea terkejut saat tubuhnya tertarik dan kembali berbaring dalam pelukan suaminya. Di pukul lah tangan mas Arsen saat suaminya itu kembali mencoba untuk memeluknya. Jadi, dari tadi mas Arsen sudah bangun sebenarnya?.

"Mas udah bangun dari tadi?" tanya Alea.

"Hmm. Mas juga tahu kamu lama ngeliatin muka mas. Terpesona banget kayanya" jawab mas Arsen dengan mata yang masih terpejam.

Ucapannya sukses membuat mood Alea rusak seketika "Nyebelin banget sih!" Alea menyingkirkan tangan mas Arsen kasar. Masih pagi, tapi bisa-bisanya mas Arsen mengerjainya seperti ini.

Dengan wajah yang ditekuk kesal. Alea turun dari ranjang lalu membuka pintu kamar, menunjukan wajah bi Ami yang tampak terkejut melihat Alea keluar dari ruang kerja Arsen. Sejak tinggal di sini, bi Ami tahu jika majikannya itu pisah kamar dan berjanji untuk tidak mengatakan apapun kepada bunda dan ayah. Dan hari ini dirinya tak percaya saat melihat Alea lah yang membuka pintu kamar.

"Mas Arsen masih tidur bi. Dibangunin nggak mau. Disiram aja bi" ucap Alea kesal, lalu langsung masuk ke kamarnya sendiri. Sebenarnya Pada juga lupa kenapa tak lewat pintu dalam saja, jadi tak sampai ketahuan sama bi Ami jika satu kamar dengan mas Arsen.

Eh tukijah. Apa salahnya keluar dari kamar suami sendiri. Alea memukul jidatnya sendiri.

Di sisi lain Arsen yang berhasil menjahili Alea langsung duduk di tepi ranjang dengan kekehan kecil. Ternyata selucu itu istrinya itu saat sedang kesal, pantas saja Diwa sangat suka menggoda Alea dulu.

"Maaf mas Arsen. Bibi mengganggu ya?"

Arsen menggeleng dengan senyuman ke arah bi Ami. "Nggak bi, nanti aku turun sebentar lagi. Ganti baju dulu"

"Baik mas"

Bi Ami mengangguk lalu kembali menutup pintu. Bersamaan dengan itu, pintu yang menghubungkan kamar dan ruang kerja terbuka. Menampilkan Alea dengan raut wajah yang kesal berjalan masuk kemudian menyambar ponsel wanita itu di meja kecil lalu kembali masuk kamar, tak lupa dengan membanting pintu.

Arsen yang melihat itu, semakin tertawa. Selain tidur nyenyak, paginya juga sangat menyenangkan.

***

Jika saja dirinya punya pintu doraemon, Alea ingin sekali langsung menghilang dan langsung sampai ke kampus hanya dengan satu langkah. Namun sayangnya sampai jutaan abad ke depan pun pintu doraemon hanya milik nobita seorang. Alea punyanya pintu mas Arsen di bawah sana, dan pintu mobil mas Arsen di halaman luar.

Sudah dengan stelan baju rapih, Alea menyambar tas dan ponselnya, kemudian turun ke bawah. Kenapa di saat dirinya ingin mengindari Arsen, perutnya harus berbunyi minta diisi yang membuat langkah Alea terpaksa terarah ke dapur.

Di sana mas Arsen dengan stelan kantornya, tampak membaca koran digital sambil sesekali menyesap kopi miliknya.

Beuh.. Nambah ganteng banget ini orang.

Alea menggelengkan kepala berusaha mengenyahkan rasa begitu memuja ketampanan pak CEO ini. Dirinya harus tetap menampilkan wajah kesal agar tak mudah ditindas atau di kerjain oleh mas Arsen.

"Pulang jam berapa?"

Tak menjawab, Alea menyantap nasi goreng buatan bi Ami dalam diam. Yang ada hanya suara dentingan sendok dan piring yang sengaja dibenturkan dengan keras oleh Alea. Menunjukkan kekesalan pada suaminya itu.

"Pulang jam berapa? Lagi ujian, lebih baik langsung pulang buat persiapan materi besoknya. Jangan kelayaban"

Sumpah ini suami, nggak ada maafnya sama sekali. Batin Alea. Sejujurnya dirinya masih sangat malu karena ketahuan menatap lama wajah suaminya itu tadi pagi.

"Oh, kamu mogok bicara nih?. Ya udah hukuman buat saya nanti saya jemput"

Mata Alea mendelik tak suka. Mas Arsen memang sangat suka mencari kesempatan dalam kesempitan. Namun sudah terlanjur mogok bicara sejak tadi, agak aneh kalau tiba-tiba dirinya bersuara. Biarkan saja, sebelum Mas Arsen datang menjemput, Alea akan cabut duluan.

"Saya jemput, terus nanti sekalian ke dealer mobil. Beli mobil buat kamu"

Tangan Alea yang hendak mencomot ayam goreng, terhenti seketika. Kepalanya langsung menoleh ke arah Mas Arsen dengan senyuman paling manis yang bisa ia tunjukkan. Lupakan mengenai mogok bicara asalkan mobil ada di depan mata.

"Beneran mas?" tanya Alea semangat. Kalau hadiahnya begini, besok-besok pasrah aja kalau dijahilin mas Arsen.

Menggeser kursi yang ia duduki mendekat ke arah Arsen, Alea mengambil i-pad ditangan suaminya sejenak untuk membuat laki-laki itu mengulang kalimatnya sambil menatap matanya. Cewek matre, cewek mat— eh bukan. Istri matre, istri matre. Anggap ada backsound lirik lagu itu sekarang.

"Beneran mas? Mau beliin aku mobil?"

Tak langsung menjawab, Arsen memasukan i-pad ke dalam tasnya lalu berdiri. "Tergantung. Saya tunggu di mobil. Kalau dalam waktu 7 menit kamu datang dalam posisi makanan yang sudah habis. Kita beli mobil" ucap Mas Arsen lalu berjalan keluar dari rumah.

"Siap pak CEO" teriak Alea, lalu kembali melanjutkan makannya yang hanya tinggal beberapa sendok saja. 3 menit juga kelar ini makanan.

***

Aneh bin ajaib. Seolah efek dari drama dalam pesta Saga kemarin yang membuat Alea menjadi pusat perhatian di kampus esok harinya kini terulang kembali. Bedanya adalah dulu ada beberapa senior laki-laki yang masih menggodanya dan malah mengucapkan kata terima kasih karena Alea menolak Saga di malam itu. Namun kali ini suasananya terasa berbeda.

Tak ada yang salah, Alea mengeluarkan cermin dari dalam tas dan melihat pantulan wajahnya di sana. Cantik, dan malah tampak lebih segar dari biasanya karena Alea yang mendapatkan tidur berkualitas semalam, tak bisa menebak apa yang membuat orang-orang menatapnya seperti itu sejak dirinya memasuki area kampus.

Ada beberapa dari mereka mendengus dan bahkan menampilkan tatapan jijik ke arahnya. Apa yang salah sebenarnya ini?.

"Berapa biayanya nih Al, buat semalaman sama gue?"

Alea menghentikan langkahnya saat salah satu senior yang ada di lapangan menyeletuk demikian.

Tunggu? Semalaman? Ini maksudnya gimana?.

"Berapa nih? 5 jt, 10 jt? Gue bisa ngasih lebih kalau lo bersedia ke apartemen gue malam ini."

"Gimana kalau sama gue dulu Al. Lebih baik lah dari pada sama pria tua punya lo itu" timpal senior yang lain.

"Enak aja. Sama gue dulu yuk Al. Gue yakin lo bakal puas" tambah yang lainnya juga.

Meski terkenal dengan sikap ramahnya, jangan lupa jika Alea juga terkenal dengan sikap bar-barnya. Mengerti apa yang dimaksud seniornya barusan, tak berpikir panjang lebar, Alea langsung melepaskan sepatunya hendak untuk melemparkannya pada pria itu.

Hanya saja belum juga sepatunya ini melayang, laki-laki itu tiba-tiba tersungkur dengan Diwa yang berdiri di depan laki-laki itu sambil melayangkan tinjunya. Bukan hanya Diwa, namun Saga juga melayangkan tinjunya pada senior yang lain.

Dalam sekejap, lapangan langsung ramai seketika. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi tampak asik menonton adu jotos itu tanpa ada yang berniat untuk melerai.

Alea yang tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, berjalan mendekat ke arah Diwa dan Saga berniat untuk melerai. Namun hanya tinggal beberapa langkah saja, tiba-tiba tangannya ditarik paksa menjauhi lapangan. Keke yang menariknya semakin jauh, sedangkan Gita menggantikan tempatnya untuk melerai mereka.

"Ini kenapa sih Ke?! Lepasin. Diwa sama Saga bisa bonyok nanti!!" ucap Alea saat mereka sudah berada di lorong kampus.

Melepaskan cekalanya pada tangan Alea, Keke memegang ke dua bahu Alea "Gue sama Gita dari kemarin sebenarnya sudah curiga. Lo yang biasanya hemat jadi sedikit boros akhir-akhir ini, lo yang  biasanya selalu bawa kartu ATM lo kemana-mana sekarang lo sering bayar pakai uang cash, dan gue juga jarang ngeliat lo bayar pakai debit. Dan yang terakhir, lo di jemput pakai mobil mewah, supirnya juga ganteng dan rapih, sedikit ganjal kalau itu beneran supir online"

Alea mengerutkan dahinya bingung mendengar kalimat super panjang Keke "Maksud lo tuh apa sih Ke? Gue nggak ngerti"

"Lo bukan simpanan daddy-daddy kan Al? Sugar Daddy?"

Mata Alea sukses membulat sempurna. Fitnah macam apa lagi yang datang padanya sekarang?.

"Ada salah satu mahasiswa yang ngeliat lo sering bolak-balik masuk rumah mewah. Bahkan semalam pas kita nonton pun, dia liat lo masuk ke rumah itu. Dan kata orang, itu rumah seorang pria dewasa nyaris tua."

***

Mohon Dukunganya Teman-teman. komentar kalian sangat membantu menaikan mood aku

Terpopuler

Comments

El priva

El priva

nah lho kan al...udah ngaku aja istri pak CEO
gak ada yg salah dan g malu²in al

2023-01-17

1

Kanza Teodora

Kanza Teodora

fitnah apalagi ini?

2023-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menikah dengan Arsenio Yudhistira
2 Bab 2 : Takut Hantu di Rumah Baru
3 Bab 3 : Gara-gara Diwa
4 Bab 4 : Kafe
5 Bab 5 : Titah Mas Arsen
6 Bab 6 : Seperti Bapak-bapak Bawa Anak
7 Bab 7 : Satu Kamar
8 Bab 8 : Kado Pernikahan dari Diwa
9 Bab 9 : Keberadaan Wanita Lain
10 Bab 10 : Wanita Itu Bernama Dira
11 Bab 11 : Saran Diwa Nggak Mempan
12 Bab 12 : Arsenio Yudhistira
13 Bab 13 : Pemateri Itu Suami ku
14 Bab 14 : Si Merah Datang
15 Bab 15 : Kedatangan Wira
16 Bab 16 : Misi Pencarian Dira Dimulai
17 Bab 17 : Tidur Di Pelukan Mas Arsen
18 Bab 18 : Bukan Simpanan Sugar Daddy?
19 Bab 19 : Ngelabrak Luna
20 Bab 20 : Ajakan Honeymoon
21 Bab 21 : Liburan Ke Bali
22 Bab 23 : Kemunculan Dira Alisha
23 Bab 24 : Perasaan Itu Ternyata Ada
24 Bab 25 : Arsen vs Saga
25 Bab 26 : Dira Siapa Kamu Mas?
26 Bab 27 : Mantan?
27 Bab 28 : Bi Ina Kerasukan
28 Bab 29 : Rencana Berhasil
29 Bab 30 : Rencana Berhasil 2
30 Bab 31 : Aku Pemeran Pengganti Setelah Pemeran Pengganti
31 Bab 32 : Dibalik Kisah Arsen, Wira dan Dira
32 Bab 33 : Kertas Undangan
33 Bab 34 : Kertas Undangan 2
34 Bab 35 : Kalah Dengan Dekapan Mas Arsen
35 Bab 36 : Ketahuan Keke dan Gita
36 Bab 37 : Mas Azri
37 Bab 38 : Chat Penuh Kesabaran
38 Bab 39 : Pengakuan Diwa
39 Bab 40 : Maafin Aku Mas
40 Bab 41 : Wira dan Dira
41 Bab 42: Tamparan Keras
42 bab 43 : Sekakmat Arsen
43 bab 44 : Sindir
44 bab 45 : Tamparan Kakek
45 Bab 46 : Aku Ingin Kita Pisah
46 Bab 47 : Alasan Marinka
47 Bab 48 : Pelaku Utama
48 Bab 49 : Teka Teki
49 Bab 50 : Kisah Yang Sebenarnya
50 Bab 51 : Kisah Yang Sebenarnya 2
51 Bab 52 : Pertemuan Kembali
52 Bab 53 : Aku ingin mati, Mas
53 Bab 54 : Setengah Penjelasan
54 Bab 55 : Anyelir Merah
55 Bab 56 : Fakta Sebenarnya
56 Bab 57 : Surat Dari Ayah
57 Bab 58 : Ending
58 Promo Cerita Baru
59 Extra Part 1
60 Extra Part 2
61 S2 : Mimpi Yang Indah
62 S2 : Kabar Mengejutkan
63 S2 : Terjebak Diingatan Malam Itu
64 S2 : Kebohongan Kembali
65 S2 : Lonceng Tanda Bahaya
66 S2 : Pertanyaan Alea
67 S2 : Membawanya Kembali ke Rumah
68 S2 : Pipi Merah
69 S2 : Kejujuran Perceraian
70 S2 : Beri Jeda Untuk Bernapas
71 S2 : Hormon Ibu Hamil
72 S2 : Kakek
73 S2 : Diwa dan Cita-citanya
74 S2 : Fitting Gaun Pengantin
75 S2 : Tak Semudah Yang Dibayangkan
76 S2 : Azri dan Kenyataan Yang Ada
77 S2 : Kembalinya Ingatan
78 S2 : Keputusan Ada di Kamu Alea
79 S2 : End
80 Karya Baru
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 : Menikah dengan Arsenio Yudhistira
2
Bab 2 : Takut Hantu di Rumah Baru
3
Bab 3 : Gara-gara Diwa
4
Bab 4 : Kafe
5
Bab 5 : Titah Mas Arsen
6
Bab 6 : Seperti Bapak-bapak Bawa Anak
7
Bab 7 : Satu Kamar
8
Bab 8 : Kado Pernikahan dari Diwa
9
Bab 9 : Keberadaan Wanita Lain
10
Bab 10 : Wanita Itu Bernama Dira
11
Bab 11 : Saran Diwa Nggak Mempan
12
Bab 12 : Arsenio Yudhistira
13
Bab 13 : Pemateri Itu Suami ku
14
Bab 14 : Si Merah Datang
15
Bab 15 : Kedatangan Wira
16
Bab 16 : Misi Pencarian Dira Dimulai
17
Bab 17 : Tidur Di Pelukan Mas Arsen
18
Bab 18 : Bukan Simpanan Sugar Daddy?
19
Bab 19 : Ngelabrak Luna
20
Bab 20 : Ajakan Honeymoon
21
Bab 21 : Liburan Ke Bali
22
Bab 23 : Kemunculan Dira Alisha
23
Bab 24 : Perasaan Itu Ternyata Ada
24
Bab 25 : Arsen vs Saga
25
Bab 26 : Dira Siapa Kamu Mas?
26
Bab 27 : Mantan?
27
Bab 28 : Bi Ina Kerasukan
28
Bab 29 : Rencana Berhasil
29
Bab 30 : Rencana Berhasil 2
30
Bab 31 : Aku Pemeran Pengganti Setelah Pemeran Pengganti
31
Bab 32 : Dibalik Kisah Arsen, Wira dan Dira
32
Bab 33 : Kertas Undangan
33
Bab 34 : Kertas Undangan 2
34
Bab 35 : Kalah Dengan Dekapan Mas Arsen
35
Bab 36 : Ketahuan Keke dan Gita
36
Bab 37 : Mas Azri
37
Bab 38 : Chat Penuh Kesabaran
38
Bab 39 : Pengakuan Diwa
39
Bab 40 : Maafin Aku Mas
40
Bab 41 : Wira dan Dira
41
Bab 42: Tamparan Keras
42
bab 43 : Sekakmat Arsen
43
bab 44 : Sindir
44
bab 45 : Tamparan Kakek
45
Bab 46 : Aku Ingin Kita Pisah
46
Bab 47 : Alasan Marinka
47
Bab 48 : Pelaku Utama
48
Bab 49 : Teka Teki
49
Bab 50 : Kisah Yang Sebenarnya
50
Bab 51 : Kisah Yang Sebenarnya 2
51
Bab 52 : Pertemuan Kembali
52
Bab 53 : Aku ingin mati, Mas
53
Bab 54 : Setengah Penjelasan
54
Bab 55 : Anyelir Merah
55
Bab 56 : Fakta Sebenarnya
56
Bab 57 : Surat Dari Ayah
57
Bab 58 : Ending
58
Promo Cerita Baru
59
Extra Part 1
60
Extra Part 2
61
S2 : Mimpi Yang Indah
62
S2 : Kabar Mengejutkan
63
S2 : Terjebak Diingatan Malam Itu
64
S2 : Kebohongan Kembali
65
S2 : Lonceng Tanda Bahaya
66
S2 : Pertanyaan Alea
67
S2 : Membawanya Kembali ke Rumah
68
S2 : Pipi Merah
69
S2 : Kejujuran Perceraian
70
S2 : Beri Jeda Untuk Bernapas
71
S2 : Hormon Ibu Hamil
72
S2 : Kakek
73
S2 : Diwa dan Cita-citanya
74
S2 : Fitting Gaun Pengantin
75
S2 : Tak Semudah Yang Dibayangkan
76
S2 : Azri dan Kenyataan Yang Ada
77
S2 : Kembalinya Ingatan
78
S2 : Keputusan Ada di Kamu Alea
79
S2 : End
80
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!