Bab 2: One Night

Rachel yang sudah sangat mabuk tidak sadar ketika tubuhnya diangkat ke sebuah ruangan oleh seorang pria. Namun, mulutnya terus saja berkomat kamit mengatakan hal yang tidak jelas. Tangan dan kakinya juga tak serta merta diam begitu saja. Dia berusaha memberontak sambil berceloteh ria. "Berikan aku satu vodca lagi," ucap Rachel di sela rancauannya.

"Pastikan kau mengambil video setiap detik waktu yang kalian habiskan bersama!" ucap seorang wanita lainnya menyeringai.

"Hei! Apa kau tidak mendengarku! Berikan aku satu minuman lagi!" teriak Rachel tepat di telinga pria itu sambil menjambak-jambak rambutnya.

"Cih, ternyata kau sungguh gila jika sudah mabuk," cibir wanita itu menatap senang melihat tingkah menjijikkan Rachel saat ini. "Tutup mulutnya! Dia sangat berisik. Jangan sampai orang lain curiga dengan apa yang kita lakukan!"

"Serahkan semuanya padaku!" jawab pria itu, lantas bergegas membawa tawanannya ke ruang yang sudah mereka sewa sebelumnya.

Keduanya pun berpisah. Sang pria lantas membawa Rachel untuk melanjutkan tugasnya. Seringai jahat terlukis di wajahnya. Dia melepaskan satu per satu kancing pakaiannya dan melemparkan ke segala arah, sedangkan Rachel terus saja menggeliat di atas bak cacing kepanasan.

"Akhirnya, setelah sekian lama aku bisa mendapatkanmu." Perlahan tangan pria itu membelai wajah sang wanita, tetapi tiba-tiba saja sebuah tamparan mendarat begitu keras di wajahnya tanpa aba-aba.

"Dasar laki-laki brengsek! Berani-beraninya kalian berselingkuh di belakangku!" Dalam kondisi tak sadar, Rachel merancau. Matanya sayu, tetapi tangan dan mulutnya tak bisa berhenti menyumpah serapah dengan segala tindakan kasarnya. Dia meluapkan segala kekesalan pada pria di depannya.

Bukan hanya menampar, Rachel lantas menendang ke bagian kejantanan pria itu dengan cukup kuat. "Bajingan harusnya aku membunuh kalian saja. Bukan malah sebaliknya."

 Dengan cukup kuat Rachel beralih menggigit telinga bagian kanan pria tersebut. Dia melampiaskan kekesalan seolah di depannya adalah orang yang mengkhianati.

Rachel mengeratkan gigi dengan cukup kuat. Pria itu berteriak kesakitan karena kini telinganya tidak hanya terluka, tetapi hampir saja terlepas dari tempatnya. "Akh, siapa pun tolong aku! Dasar wanita gila!"

Tak lama kemudian, suara pintu terbuka membuat Rachel melepaskan gigitannya. Dia mengusap darah di bibir dengan tangannya bagai baru saja meminum alkohol. Dia kembali limbung di ranjang setelah puas melampiaskan kemarahan pada pria yang dia kira adalah kekasihnya itu.

Sementara itu, pria yang awalnya berniat buruk lantas memilih melarikan diri. Dari pada nantinya malah mati di tangan Rachel. "Dasar perempuan gila!" ucapnya sebelum pergi sambil meraih pakaian yang tadi di buangnya.

"Hei, Brengsek! Ke mana kau?" Rachel berusaha bangkit. Dia mencoba berjalan ke arah pintu, di mana Rich sudah berdiri di sana. "Apa aku sedang bermimpi? Kenapa kau tampan sekali?"

Perlahan Rachel membelai wajah pria di hadapannya, hanya satu kata yang tersemat, tampan. Selama ini dia selalu mencari kekasih pria berwajah standar, dengan harapan mereka bisa setia. Nyatanya sama saja, tampang tak menjamin kesetiaan. "Bagaimana kalau kau menemaniku minum malam ini? Aku akan membayar sepuluh kali lipat dari gaji yang kau terima di sini," kata Rachel karena mengira pria di hadapannya adalah pelayan. 

Rich sontak tercengang, tetapi Rachel langsung saja menarik pria itu seolah mereka sedang berada di lantai dansa klub tersebut. Pikiran yang kalut menyebabkan Rachel melenggak lenggokkan tubuhnya, padahal tidak ada suara musik di sana.

"Mari kita berpesta!" teriak Rachel mencoba mengajak pria di hadapannya berjoget ria.

Dalam kondisi masih mabuk Rachel meminum minuman yang dibawa Rich. Cara bicaranya sangat tidak jelas, tetapi lagi-lagi seringai muncul di wajah Rich. "Akhirnya aku mendapatkan mangsa untuk melampiaskan kekesalanku," batin Rich.

Rachel memaksa Rich untuk meminum sisa minumannya. "Ayo kita mabuk sampai pagi!"

Keduanya pun menenggak habis minuman yang ternyata sudah dicampur obat perangsang oleh wanita sebelumnya. Di bawah cahaya remang, mereka saling merasakan hawa panas yang semakin lama semakin meresahkan saja.

"Sialan! Apa yang mereka rencanakan?" batin Rich merasa masuk ke dalam jebakan seseorang.

Sayangnya, Rachel tidak menyadari apa yang terjadi. Wanita tersebut bahkan dengan liar menanggalkan satu per satu pakaiannya sendiri dengan suka rela.

Tanpa aba-aba karena tak mampu menahan hasrat yang membara, Rachel langsung saja menyambar bibir Rich dengan rakus.

Rachel mulai menempelkan bibir, memejamkan mata, dengan brutal menikmati setiap sensasi yang hadir dalam diri masing-masing.

Rich menahan tengkuk wanita di depannya, dengan penuh kesadaran. Alkohol memang tak mampu membuatnya mabuk, tetapi obat penimbul hasrat, tentu saja memiliki efek samping yang lain bagi seorang Richard.

Rachel semakin erat mengalungkan kedua tangannya di leher Rich. Dia bahkan tanpa malu menggerayah ke sana kemari punggung lebar yang masih berbalut pakaian itu. Lalu menyelipkan tangan ke bagian rambut Rich.

Hasrat yang membara dalam diri keduanya, membuat Rich secara leluasa memberikan balasan dengan memagut bibir wanita yang baru ditemuinya itu.

Sejenak Rachel melepaskan pagutan mereka setelah dia merasakan pasokan udara di paru-paru mulai menipis. "Kenapa kau memilihnya? Padahal aku juga bisa memberikan lebih padamu!" Wanita tersebut berbisik secara sensasional di telinga Rich karena mengira pria di hadapannya sekarang adalah kekasihnya.

"Benarkah? Bagaimana kalau kita buktikan? Mana yang lebih bisa memuaskan aku? Kau atau dia?" bisik Rich menantang.

Bak kucing diberikan ikan asin, tentu saja tidak akan menolak. Apalagi Rich sendiri juga baru saja merasakan bagaimana sakitnya pengkhianatan. Jadi, apa salahnya jika dia bermain-main dengan wanita lain. Lagipula semua wanita sama saja, hanya menginginkan uangnya dan pergi begitu saja. Mungkin sama halnya dengan wanita ini.

Rachel yang terprovokasi langsung kembali memagut bibir Rich dengan rakus dan melingkarkan kedua kakinya ke pinggang Rich.

Mau tak mau Rich membopong wanita itu layaknya bayi koala menuju ranjang king size yang seharusnya milik orang lain malam ini. Namun, di bawah pengaruh obat, keduanya tak peduli kini sedang di mana.

Embusan angin malam yang sejuk melewati celah yang ada, membuat suasana semakin cocok untuk menyatukan diri. Ditambah remang cahaya lampu dan lilin beraroma sensual yang memang sudah dipersiapkan dengan matang, menyebabkan keduanya semakin brutal.

Sepasang pria dan wanita sudah terlanjur merasakan hawa panas yang begitu luar biasa dalam diri masing-masing.

Dengan kasar Rich meletakkan sang wanita di atas ranjang. Ketika dia menindih tubuh mungil tersebut, wanita itu malah menahan dada bidangnya dengan kedua tangan.

"Biarkan aku yang memulai lebih dulu! Akan aku buktikan jika aku memang lebih baik darinya."

 Dalam sekejap mata Rachel berbalik menindih Rich. Mengeluarkan bakat yang selama ini dia pendam sebagai wanita baik, dalam keadaan mabuk.

Rich tersenyum melihat wanita yang kini berada di atasnya, membuka setiap kancing kemejanya dengan liar layaknya seorang wanita nakal. Dia tidak menyangka wanita yang baru ditemuinya akan sebrutal ini.

Sepasang pria dan wanita saling menghangatkan kulit masing-masing. Hal tersebut secara naluriah membuat Rich mengeluarkan nyanyian khas kegiatan tersebut. Rachel sedikit meringis ketika mencoba masuk ke poin utama kegiatan tersebut.

"Bagaimana kalau kau menyerah saja?" ucap Rich merasakan jika wanita di atasnya sebenarnya masih terlalu amatiran.

"Jangan harap!" Dengan menahan sakit yang luar biasa. Rachel terus bergerak. Dia tidak mau kalah begitu saja dan akan membuktikan jika dirinya juga bisa melewati batas.

Cukup lama mereka saling beradu, hingga buliran keringat hasil membakar kalori membasahi tubuh sepasang pria wanita tersebut. Berulang kali Rachel mendapatkan pelepasan membuat tubuhnya mengejang.

Namun, Rachel cukup kewalahan dengan durasi permainan Rich yang tak sebentar. Berbagai gaya sudah dia lakukan, tetapi belum ada tanda-tanda pria itu mencapai titik tertinggi dalam permainan ini.

Rich yang tak ingin kalah lantas bergantian menindih tubuh Rachel. "Apa kau sudah lelah? Mau bergantian? Biarkan aku yang mengambil alih!"

Sejujurnya Rachel sudah sangat lelah dan perih. Terengah-engah dia berbicara sambil berusaha melihat Rich. "Terserah kau saja," ucapnya masih mengira pria di atas adalah kekasihnya.

Mendapatkan lampu merah tentu Rich tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Dengan kasar dia bergerak seolah memiliki dendam wanita di hadapannya. Berulang kali Rich mendesis dan mengeluarkan suara eksotis. Hingga beberapa saat kemudian, sepasang pria dan wanita itu saling mencengkeram merasakan puncak perjuangan mengeluarkan benih-benih kecebong di dalam rahim Rachel.

"Akhirnya." Rich ambruk di tubuh Rachel seketika. Dia memeluk wanita yang masih berada di bawahnya. Napas keduanya terengah-engah, buliran keringat membasahi tubuh mereka.

"Apa aku lebih baik darinya?"

Rich tidak menjawab, tanpa keduanya sadari, kamar tersebut sudah dilengkapi dengan sebuah kamera kecil yang sudah merekam aksi mereka sejak tadi.

Terpopuler

Comments

rjvjr

rjvjr

semangat Thor,,kan ku kirimkan sekuntum bunga setiap update 🥰🙏

2022-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Richard Monday
2 Bab 2: One Night
3 Bab 3: Rachel Sunday
4 Bab 4: Lintah Darat
5 Bab 5: Bertemu Kembali
6 Bab 6: Tawaran
7 Bab 7: Salah Paham
8 Bab 8: Pria Bayaran
9 Bab 9:
10 Bab 10: Penolakan
11 Bab 11: Terjebak Permainan
12 Bab 12: Sebelum Badai Datang
13 Bab 13: Psikopat
14 Bab 14: Terluka
15 Bab 15: Sok Jagoan
16 Bab 16: Bukan Manusia
17 Bab 17: Nyicil Mati
18 Bab 18: Wanita Angkuh
19 Bab 19: Hanna
20 Bab 20: Sandiwara
21 Bab 21: Ayah Ramon
22 Bab 22: Aku tahu
23 Bab 23: Bukan Dia
24 Bab 24: Pertemuan
25 Bab 25: Jebakan
26 Bab 26: Brand Ambassador Baru
27 Bab 27 : Hanna Membuat Onar
28 Bab 28: Perketat Penjagaan
29 Bab 29: Kejutan
30 Bab 30: Rencana Selanjutnya
31 Bab 31: Penculikan
32 Bab 32: Pahlawan Kemalaman
33 Bab 33: Ben Murka
34 Bab 34: Rencana Richard
35 Bab 35: Pembalasan
36 Bab 36: Membalikkan Keadaan
37 Bab 37: Richard Murka
38 Bab 38: Kecelakaan
39 Bab 39: Ulah Rachel
40 Bab 40: Kondisi Reymond
41 Bab 41: Masa Lalu
42 Bab 42: Tikus Busuk
43 Bab 43: Emma Tuesday
44 Bab 44: Bertemu
45 Bab 45: Suntikan Dana
46 Bab 46: Melampiaskan Kemarahan
47 Bab 47: Sang Pewaris
48 Bab 48: Kontribusi Pertama
49 Bab 49: Terkejut
50 Bab 50: Diana
51 Bab 51: Bersikap Romantis
52 Bab 52: Meminta Restu
53 Bab 53: Ulang Tahun
54 Bab 54: Tender
55 Bab 55: Mengibarkan Bendera Perang
56 Bab 56: Mata-mata
57 Bab 57: Siuman
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60:
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1: Richard Monday
2
Bab 2: One Night
3
Bab 3: Rachel Sunday
4
Bab 4: Lintah Darat
5
Bab 5: Bertemu Kembali
6
Bab 6: Tawaran
7
Bab 7: Salah Paham
8
Bab 8: Pria Bayaran
9
Bab 9:
10
Bab 10: Penolakan
11
Bab 11: Terjebak Permainan
12
Bab 12: Sebelum Badai Datang
13
Bab 13: Psikopat
14
Bab 14: Terluka
15
Bab 15: Sok Jagoan
16
Bab 16: Bukan Manusia
17
Bab 17: Nyicil Mati
18
Bab 18: Wanita Angkuh
19
Bab 19: Hanna
20
Bab 20: Sandiwara
21
Bab 21: Ayah Ramon
22
Bab 22: Aku tahu
23
Bab 23: Bukan Dia
24
Bab 24: Pertemuan
25
Bab 25: Jebakan
26
Bab 26: Brand Ambassador Baru
27
Bab 27 : Hanna Membuat Onar
28
Bab 28: Perketat Penjagaan
29
Bab 29: Kejutan
30
Bab 30: Rencana Selanjutnya
31
Bab 31: Penculikan
32
Bab 32: Pahlawan Kemalaman
33
Bab 33: Ben Murka
34
Bab 34: Rencana Richard
35
Bab 35: Pembalasan
36
Bab 36: Membalikkan Keadaan
37
Bab 37: Richard Murka
38
Bab 38: Kecelakaan
39
Bab 39: Ulah Rachel
40
Bab 40: Kondisi Reymond
41
Bab 41: Masa Lalu
42
Bab 42: Tikus Busuk
43
Bab 43: Emma Tuesday
44
Bab 44: Bertemu
45
Bab 45: Suntikan Dana
46
Bab 46: Melampiaskan Kemarahan
47
Bab 47: Sang Pewaris
48
Bab 48: Kontribusi Pertama
49
Bab 49: Terkejut
50
Bab 50: Diana
51
Bab 51: Bersikap Romantis
52
Bab 52: Meminta Restu
53
Bab 53: Ulang Tahun
54
Bab 54: Tender
55
Bab 55: Mengibarkan Bendera Perang
56
Bab 56: Mata-mata
57
Bab 57: Siuman
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60:
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!