My Crazy Rich-Ard
"Rich, ku mohon maafkan aku. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Seorang wanita merangkak dengan air mata yang mengalir tanpa henti. Derai buliran bening merusak riasan cantik di wajahnya, hingga berubah menjadi garis kehitaman. Kata-kata yang keluar dari mulutnya menunjukkan ketakutan luar biasa. Kedua tangan yang bergetar dia satukan sebagai permohonan ampun. Tubuhnya bergetar hebat menatap pria di sampingnya tanpa busana kini bersimbah darah tak berdaya. Bak menghadapi kematian yang hanya berjarak beberapa inchi dari nyawa. Jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang, sayangnya ini bukanlah lagu.
"Tidak ada kata maaf untuk pengkhianatan." Dengan santai seorang pria yang tak lain adalah sang kekasih menyalakan korek api. Dia membakar ujung sebatang rokok yang kini di apit di antara kedua jarinya, dan memerintahkan beberapa anak buah agar tak menghentikan aktivitas mereka. "Terus beri dia pelajaran!"
"Akh." Sontak sang wanita semakin ketakutan. Hanya dalam jarak satu meter pria selingkuhannya kembali dihajar begitu saja tanpa aba-aba oleh anak buah sang kekasih.
Wanita itu pun tersungkur, menjauh, dan mencoba meraih kaki pria di hadapannya yang kini duduk dengan santai menikmati pemandangan mengerikan tersebut.
"Rich, aku mohon maafkan aku. Setidaknya kita saling mencintai. Aku khilaf, Rich. A–aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi," ucap wanita itu memohon.
"Saling mencintai kau bilang?"
Bukannya luluh, Rich malah dengan tanpa perasaan menendang pundak wanita tersebut hingga tersungkur cukup keras. Secara santai dia mengelap sepatu pantofel hitam yang menyentuh kulit kekasihnya menggunakan sapu tangan.
Sebuah seringai iblis terukir miring di wajah Rich. Dia meludah ke samping seolah jijik menganggap wanita di hadapan sebagai calon istri. "Selama ini mungkin hanya aku yang mencintaimu, sedangkan kau! Kau hanya mencintai uangku. Bukankah sebelumnya kau mengatakan padanya akan meninggalkan aku setelah mendapatkan apa yang kalian inginkan? Cuih, benar-benar pasangan yang serasi."
Perlahan Rich berdiri dari posisinya, dia mendekati kekasihnya dengan wajah bengis. "Sekarang aku akan mengabulkan keinginanmu. Tak perlu lagi berpura-pura di depanku. Aku akan membuat cinta kalian abadi selamanya, dan keinginanmu juga segera terwujud," bisiknya seperti seorang malaikat yang hendak mencabut nyawa.
Wanita itu, beringsut di lantai. Tubuhnya lantas dingin seketika seolah nyawanya baru saja diambil. Dia tidak mengira, jika pria yang selama ini terlihat begitu polos dan mencintainya bisa berbuat kejam seperti ini.
"Kalian bebas melakukan apapun pada mereka!" ucap Rich sebelum berbalik dan memasukkan kedua tangan ke dalam saku, hingga akhirnya melangkah pergi.
"Rich, aku mohon, Rich. Kau tidak bisa berbuat seperti ini padaku. Hei! Lepaskan!" Teriak wanita tersebut ketika beberapa pria mulai memegangi tubuhnya, sedangkan sang suami hanya terlihat semakin menjauh.
Dialah Richard Monday. Seorang pria berusia dua puluh delapan tahun yang baru saja berniat menikahi kekasihnya beberapa jam yang lalu. Namun, ketika dia menyusul wanita tersebut ke apartemen tempat tinggalnya di Negara Vipura, malah mendapati sang wanita bergumul mesra di bawah selimut dengan pria lain ketika ingin memberikan kejutan.
Hidup bergelimang harta dan tak pernah kekurangan apapun membuatnya digandrungi banyak wanita. Walaupun mereka tidak pernah tahu siapa Rich sebenarnya. Namun, dari sekian gadis yang mengejar, hanya satu berhasil mendapatkan hati seorang Richard.
Sayang, ternyata wanita itu sama saja, hanya menginginkan kekayaan.
Sang kekasih yang terlihat polos, nyatanya hanya ular berbisa yang berusaha merangkak ke kalangan atas karena mengetahui siapa Richard sebenarnya.
Pada awalnya, saking cintanya Rich kepada sang kekasih, Richard bukan hanya membelikan wanita tersebut apartemen, tetapi juga mengikutinya dengan sesekali tinggal di Vipura dan meninggalkan keluarganya sendiri. Dia malah percaya begitu saja dengan wanita itu dan berniat menikahinya. Meskipun jelas-jelas paman dan kakeknya menentang hal tersebut.
Kini, perasaan dikhianati wanita yang dicintai tepat sebelum malam dia melamar, menyebabkan seorang Richard murka. Sisi gelap dalam dirinya kembali membara setelah sebelumnya redup karena cinta.
Setelah keluar dari ruangan, Rich tanpa ragu meninju dinding di sampingnya. Hingga pria yang mengikutinya pun terkejut akan tindakan Rich.
"Tuan Muda."
"Kau boleh pulang, Jack. Tinggalkan aku sendirian."
"Tapi—" Belum sempat pria itu mengutarakan keberatan, lirikan tajam Rich seperti mencekiknya tanpa ampun. Dia pun hanya bisa mengangguk dan mundur bersama beberapa anak buah lainnya.
Rich mengabaikan tangannya yang berdarah. Suatu hubungan, kemudian di bumbui dengan perselingkuhan memang tidak pantas ada pengampunan. Baginya kini wanita sama saja, hanya menginginkan harta serta finansial yang dimilikinya. Tidak layak dihargai seperti seonggok sampah menjijikkan. "Sialan!"
Dengan membawa emosi yang membara, Rich bergerak menuju sebuah klub malam langganannya.
Hingar bingar keramaian serta aroma alkohol bercampur menjadi satu. Perempuan seksi banyak yang berjoget ria melenggak-lenggokkan tubuh di lantai dansa.
Sementara itu, Rich hanya duduk di sebuah sudut sambil kembali menyesap minuman. Mata elangnya menyusuri setiap jengkal tubuh para wanita yang membuatnya hanya semakin muak. "Cih, murahan," cibir Rich.
Dia pun melangkah ke kamar mandi. Beberapa botol alkohol yang diminum, nyatanya tak mampu membawa Rich lupa akan pengkhianatan tadi dan malah membuat kantung kemihnya penuh.
Akan tetapi, ketika Rich hendak menyusuri lorong, tiba-tiba saja seorang wanita terhuyung dan jatuh ke pelukannya. Rich enggan melirik wanita tersebut dan berniat melemparkannya. Namun, sang perempuan malah memuntahkan isi perutnya tepat di atas pundak Rich.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Menjijikkan!" Rich mendorong jauh-jauh wanita yang matanya tak mampu lagi terbuka karena kondisi mabuk.
Namun, bukannya menjauh, wanita itu malah lagi-lagi memeluk tubuh Rich dan mengeluarkan kembali apa yang ada di perutnya. Hingga pakaian yang dikenakan Rich pun kotor sepenuhnya.
"Dasar wanita!"
Dengan kesal Rich mengempaskan tubuh wanita tersebut ke lantai. Dia bergegas masuk ke kamar mandi, mencoba membersihkan noda. Namun sayangnya, semua itu terlalu menjijikkan.
Rich memasukkan tangan ke dalam saku, mencari ponsel di sana. Sialnya, entah ke mana benda pipih itu tertinggal, mungkin di meja tempat duduknya. "Sialan!" Umpatnya kesal.
Dia tidak mungkin keluar dalam keadaan seperti ini, terlalu memalukan. Akan tetapi, dia juga tidak bisa menghubungi asistennya. Pandangan Rich lantas tertuju pada sosok pria yang kini tengah mencuci wajahnya.
"Hei! Kau!" Rich menggerakkan jarinya sebagai isyarat agar pria itu mendekat.
Dengan pandangan menunduk si pelayan itu melangkah. Rich mengeluarkan beberapa lembar uang di dompetnya dan langsung meletakkan di telapak tangan pria tersebut. "Lepaskan pakaianmu!"
Sontak pria itu memundurkan langkah, menyilangkan kedua tangan di dadanya. "Tuan, saya masih normal. Saya juga sudah punya anak dan istri yang menunggu di rumah."
Emosi Rich yang memang sejak awal tidak stabil membuatnya mudah tersulut. Tanpa ragu tangannya mencengkeram dengan kuat leher sang pelayan hingga tersudut di dinding. "Aku hanya meminta pakaianmu. Bukan tubuhmu bodoh! Lebih baik kau lepaskan itu sekarang dan ambil uang ini atau aku akan dengan senang hati mengantarmu pulang dengan peti mati!"
Dengan tangan bergetar dan menahan napas yang tersengal, pria itu melepaskan pakaian luarnya. Lebih baik keluar hanya mengenakan bokser, daripada kembali pulang tak bernyawa.
Rich lantas mengganti pakaiannya, dan membuang yang sebelumnya ke tong sampah. Dia keluar kamar mandi mengenakan seragam pelayan dan tak lagi melihat wanita yang tadinya di lantai. "Ke mana perginya dia?"
Tak ingin terlalu larut memikirkan wanita yang tadi, Rich berniat kembali melangkah menuju kursinya. Namun, kembali dihentikan oleh seorang wanita yang berpakaian seksi lainnya.
"Kau!"
Rich menoleh ke kanan dan kiri, lantas menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kau! Kau pikir siapa lagi pelayan di sini selain dirimu? Cepat!"
Perlahan Rich mendekat, wanita itu lantas memberikan nampan berisikan beberapa jenis minuman beralkohol.
"Antarkan ke kamar 3."
Dahi Rich tentu berkerut beberapa lapis. Apakah kali ini dia dikira seorang pelayan?
"Jangan sampai salah!"
"Baiklah. Anggap saja aku bermain-main kali ini. Tapi, lihat saja nanti! Apa yang bisa aku lakukan pada kalian." Rich melangkah menuju ruangan yang dimaksud. Terbiasa mengunjungi tempat ini, tentu dia paham betul ruangan mana yang dimaksud wanita itu.
Namun, baru memasuki lorong, samar-samar pendengaran Rich menangkap teriakan minta tolong seorang lelaki yang berada di salah satu ruang itu. "Tolong, tolong! Siapa pun tolong aku. Dasar wanita gila!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
tina yusuf
ak sdh mampir,mampir jg k tpt ak ya ,semangat kak ,trmksh
2022-12-31
1
rjvjr
hadir Thor, siap dukung setiap update 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰😍😍😍😍
2022-12-30
1
D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Next, mak. Ini mah khas mak rissa banget.
2022-12-30
1