Ibu Liza (Ny.Aila ke-7) kini sedang tertunduk takut karena Ny.Aila ke-6 sudah mengetahui masalah yang sudah di timbulkan oleh Daaris baru-baru ini.
"Liza, aku dengar katanya Daaris sudah menimbulkan sebuah masalah lagi ya?" tanya Ny.Aila ke-6 dengan nada suara tenangnya
"Iya benar Bu" jawab Ibu Liza lirih
"Aish, dari dulu kamu dan anak kamu (Daaris) itu, tidak ada perubahannya sama sekali" ucap Ny.Aila ke-6 sambil tersenyum ke arahnya Ibu Liza
Ibu Liza hanya bisa menundukkan kepalanya semakin dalam ketika di senyumi oleh Ny.Aila ke-6
"Maafkan aku ya Bu!" ucap Ibu Liza meminta maaf karena kali ini dia tidak bisa menyelesaikan masalah itu dengan baik
"Iya tidak apa-apa Liza" ucap Ny.Aila ke-6
"Tapi seharusnya masalah kecil seperti ini bisa kamu selesaikan dengan mudah" ucap Ny.Aila ke-6
"Ibu heran sama kamu Liza, kenapa sampai saat ini kamu belum bisa melaksanakan tugasmu sebagai Ny.Aila ke-7 di keluarga ini?" ucap Ny.Aila ke-6 bertanya-tanya
"Maafkan aku Ibu" ucap Ibu Liza meminta maaf kembali
"Kedepannya Ibu berharap kamu bisa menjalankan semua tugasmu dengan baik sebagai Ny.Aila ke-7 yang sesungguhnya!" ucap Ny.Aila ke-6 berharap
"Iya Bu, aku akan berusaha lebih keras lagi" ucap Ibu Liza
"Ya sudah kalau begitu, kamu sudah boleh pergi sekarang!" ucap Ny.Aila ke-6
"Iya Bu, kalau begitu saya permisi dulu ya Bu" ucap Ibu Liza
"Iya" ucap Ny.Aila ke-6 mengijinkan
Kini Ibu Liza mulai beranjak dari duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan ini, akan tetapi ketika Ibu Liza akan sampai di ambang pintu, Ny.Aila ke-6 memanggil Ibu Liza kembali
"Liza!" panggil Ny.Aila ke-6
"Iya Bu" jawab Ibu Liza yang kini sudah berbalik menghadap Ny.Aila ke-6
"Tolong kamu kabarkan kepada Daaris bahwa Ibu sudah memilihkan sekretaris yang baru untuknya, selain itu, sampaikan juga kepada Daaris bahwa mulai saat ini Daaris akan di jaga oleh seorang bodyguard sebagai hukuman dari Ibu atas permasalah yang timbulkannya kali ini" ucap Ny.Aila ke-6
"Baik Bu" jawab Ibu Liza mengerti
Setelah itu Ibu Liza mulai melanjutkan langkahnya kembali untuk keluar dari ruangan ini, sesuai dengan perintah dari Ibu mertuanya, Ibu Liza langsung mengabarkan pesan dari Ny.Aila ke-6 kepada Daaris.
Satu jam kemudian
Daaris sedang berada di dalam ruangan kantornya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar
Tok tok tok
"Silahkan masuk!" ucap Daaris memberikan ijin
Kini ada tiga orang yang mulai memasuki ruangan kantornya Daaris
"Selamat siang Tuan Muda" ucap Pak Andrew yang posisinya adalah tangan kanannya Ny.Aila ke-6
"Selamat siang juga Pak" jawab Daaris
"Tuan Muda, saat ini saya sedang membawa 2 orang pegawai baru yang akan melayani anda mulai dari sekarang, yang satu akan menjadi sekretaris barunya Tuan Muda, sedangkan yang satu lagi akan menjadi bodyguard-nya Tuan Muda" ucap Pak Andrew
Daaris hanya mendengarkan dengan malas ucapannya Pak Andrew itu, lalu Daaris mulai memperhatikan 2 orang pegawai baru itu,
yang satu adalah laki-laki berkacamata dan yang satunya lagi adalah seorang perempuan berkerudung yang memakai baju dan celana panjang yang longgar yang tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Daaris hanya tersenyum mengejek ketika melihat penampilan 2 pegawai barunya itu.
"Apa-apaan ini Pak?, yang satu sebagai sekretaris tidak ada indah-indahnya ketika di pandang mata" ucap Daaris sambil menunjuk pegawai perempuan.
"Dan yang satunya lagi, tidak ada kesan gagah-gagahnya sebagai seorang bodyguard, malah dia terlihat seperti seorang kutu buku" ucap Daaris sambil menunjuk pegawai laki-laki.
"Tuan muda, sebenarnya sekretaris anda itu yang ini (sambil menunjuk ke arah pegawai laki-laki), dan namanya dia adalah Pak Andre" ucap Pak Andrew
"Sedangkan bodyguard anda adalah yang ini (sambil menunjuk ke arah pegawai perempuan), dan namanya adalah Rahi " ucap Pak Andrew
"Kalau sekarang lebih tidak masuk akal lagi Pak" ucap Daaris merasa tidak percaya dengan ucapannya Pak Andrew barusan
"Masa seorang wanita yang tubuhnya kurus dan pendek seperti itu di jadikan menjadi seorang bodyguard" ucap Daris meremehkan.
Pak Andrew tidak menanggapi ucapan Daaris
"Tuan muda, tugas saya sudah selesai, saya pamit undur diri dulu, permisi" ucap Pak Andrew sambil memberi hormat, lalu tanpa persetujuan Daaris terlebih dahulu, Pak Andrew sudah melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan ini
"Tuan muda, saya juga pamit undur diri" ucap Pak Andre.
Daaris mengangguk kepalanya yang menandakan bahwa dia memperbolehkan Pak Andre untuk pergi dari ruangan ini.
Bodyguard-nya Daaris juga ikut berjalan ke arah belakang, Daaris mengira bahwa gadis itu akan ikut keluar bersama dengan sekretaris baru itu, dan akan berjaga di depan pintu masuk kantornya, akan tetapi yang terjadi saat ini adalah gadis itu malah duduk di salah satu sofa di ruangan kantornya Daaris.
"Hei, kenapa kau malah duduk disitu hah?" tanya Daaris
Rahi hanya diam saja
"Hei, harusnya itu kau berjaga di luar pintu masuk kantorku, bukan malah duduk di atas sofa itu" ucap Daaris marah
"Ny.Fatma (Ny.Aila ke-6) menyuruhku untuk tetap selalu berada satu ruangan dengan anda" jawab Rahi dingin
Tiba-tiba pintu di ketuk dari luar, dan perlahan pintu itu mulai terbuka karena terdorong dari luar, lalu masuklah seorang siswa berseragam putih abu-abu.
"Bang Daaris gue minta duit donk!" ucap siswa itu, saat dia sudah berada di dalam ruangan ini.
"Kamu lagi di hukum ya Wam?" tanya Daaris
"Iya nih Bang" jawab Wama sambil duduk di kursi depan meja kerjanya Daaris
"Semua ini gara-gara gue gagal dalam ujian masuk jalur khusus SMK Anggrek 2" ucap Wama dengan nada suara yang lemah
"Abang kan tau sendiri, bagaimana susahnya masuk ke sekolah SMK Anggrek 2, yang setiap tahunnya hanya nerima 10 murid dari seluruh penjuru Indonesia dan 5 murid dari seluruh penjuru dunia" ucap Wama
"Terus jalur khusus yang di buat untuk memberikan kesempatan kepada para siswa-siswi dari SMK Melati 3, SMA Kenanga 4 dan SMA Cempaka 5 supaya bisa masuk ke sekolah SMK Anggrek 2 itu ujiannya susah banget" ucap Wama sambil mencebikkan bibirnya
"Masa kita harus bisa nyelesein 1000 soal dalam waktu 2 jam, yang bener aja Bang?" ucap Wama
"Meski ujian jalur khusus itu di adakan setiap tahun dan tingkat berapapun boleh ikut, bisa di pastikan nggak bakalan ada yang bisa lolos lewat jalur khusus itu" ucap Wama
"Karena nilai yang harus di dapatkan adalah 850 lebih baru bisa lolos, gila kan Bang!" ucap Wama
Daaris hanya tersenyum setelah mendengar ucapannya Wama barusan, karena Daaris tahu betul bagaimana susahnya masuk ke SMK Anggrek 2, sebab dahulu Daaris juga selalu gagal dalam setiap ujian jalur khusus itu.
Meski IQ-nya Daaris berada di atas rata-rata, tapi dia masih tidak pernah bisa lolos dalam ujian itu, mungkin yang bisa lolos ujian jalur khusus itu hanyalah para siswa-siswi yang ber-IQ sempurna saja.
"Ya udah nih buat kamu" ucap Daaris sambil memberikan credit card dan debit cardnya kepada Wama
"Makasih ya Bang" ucap Wama
"Iya sama-sama" jawab Daaris sambil menganggukkan kepalanya
"Gue langsung cabut ya Bang" ucap Wama
"Iya" ucap Daaris
Kini Wama mulai bangkit dari duduknya, dan ketika Wama berbalik ke arah belakang, dia melihat seorang gadis sedang duduk di atas sofa ruangan ini, dan kedua mata gadis itu sedang melihat lurus ke arahnya mereka berdua (Wama dan Daaris)
"Bang, selera lo kok turun drastis kaya gini sih?" bisik Wama kepada Daaris
"Husst... enak aja, dia itu bodyguard yang di pekerjakan oleh Nenek buat Abang" jawab Daaris
"Ha Ha Ha Ha" Wama langsung tertawa setelah mendengar perkataannya Daaris.
"Bang Nenek kita gak salah pilih orang kan?" tanya Wama
"Abang juga gak tahu" jawab Daaris
"Dan yang lebih mengherankannya lagi adalah... Mama bilang bahwa bodyguard yang di pekerjakan oleh Nenek itu adalah hukuman buat abang" ucap Daaris
"Tapi ya Wam, kalau dia di perkerjakan untuk menghalangi dan mencegah Abang supaya nggak bermain dengan wanita lain lagi, tenaga gadis itu nggak bakalan kuat buat ngalangin Abang, sebab seberapa kuatnya wanita bakalan tetep kalah sama kekuatannya laki-laki" ucap Daaris
"Tapi Nenek nggak bakalan melakukan sesuatu hal yang tidak akan memberikan efek yang jera Bang!" ucap Wama
"Itu dia yang Abang herankan" ucap Daaris
Wama dan Daaris mulai merenungkan hal ini, akan tetapi mereka berdua masih belum bisa mendapatkan jawaban yang pasti, akhirnya Wama memilih untuk pamit undur diri.
"Bang gue cabut aja ya" ucap Wama
"Iya sana!" ucap Daaris
Saat Wama berjalan untuk keluar dari dalam ruangan ini, Wama memperhatikan Rahi yang arah pandangannya tetap melihat ke arahnya Daaris.
"Pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan wanita ini" ucap Wama di dalam hatinya
Satu jam kemudian
Kini Daaris mulai jengah karena di pandangi terus menerus oleh Rahi sedari tadi.
"Gimana ya caranya agar gadis ini bisa cepat resign dari pekerjaannya saat ini?" ucap Daaris di dalam hatinya
"Ah iya" ucap Daaris di dalam hatinya ketika dia sudah mendapatkan sebuah ide yang akan di pakai untuk membuat gadis itu merasa tidak kerasan berkerja bersama dengannya.
Kini Daaris mulai berjalan ke arahnya Rahi dan dia mulai duduk di sampingnya Rahi, seketika itu pula Rahi langsung bergeser dari duduknya untuk menciptakan jarak antara tubuhnya Rahi dengan tubuhnya Daaris.
Daaris tersenyum ketika melihat reaksinya Rahi yang seperti itu.
"Nama kamu Rahi ya!" ucap Daaris
Rahi menganggukkan kepalanya
"Mm.. kenapa sedari tadi kamu terus memandangiku hm?" tanya Daaris dengan senyum nakalnya
"Karena hal itu adalah tugas yang harus saya lakukan" jawab Rahi
"Oh gitu ya" ucap Daaris
"Mmm... sebenarnya kamu tidak usah berbohong, jujur saja sama aku!" pinta Daaris
"Kamu pasti naksir-kan sama Bos mu ini?" tanya Daaris
"Maaf Tuan Muda, saya tidak naksir kepada Ny.Fatma, sebab saya ini masih normal, dan saya tidak mau di azab seperti kaumnya nabi luth" ucap Rahi dengan nada suara yang tenang
"Maksud aku, Bos kamu itu adalah aku" ucap Daaris sambil menunjuk dirinya sendiri
"Maaf Tuan Muda, tapi anda bukanlah Bos-nya saya, akan tetapi anda adalah tugasnya saya" ucap Rahi
"Terserahlah... lupakan hal yang tidak penting barusan" ucap Daaris yang mulai merasa sedikit kesal dengan jawabannya Rahi
"Bagaimana kalau sekarang kita bersenang-senang saja!" ucap Daaris menawarkan
"..." Rahi hanya diam saja sambil menatap Daaris tanpa ekspresi
Daaris mulai mendekat ke arahnya Rahi untuk mempersempit jarak di antara mereka berdua, semakin Daaris mendekat, Rahi juga semakin bergeser menjauhi Daaris.
Dan kini Rahi sudah berada di ujung sofa dan Daaris masih berusaha untuk terus mendekatinya, saat jarak mereka berdua tinggal sejengkal lagi, Rahi mulai bersuara
"Tuan Muda, tolong anda segera menjauh dari saya" ucap Rahi dengan nada suara yang tenang
Daaris hanya tersenyum nakal sambil menaikan sebelah alisnya, dan dia tidak menghiraukan ucapannya Rahi sedikitpun.
Kini Daaris mulai mendekati Rahi lagi, dengan sigap Rahi langsung berdiri dari duduknya, akan tetapi Daaris malah menarik tangannya Rahi agar Rahi kembali terduduk di atas sofa itu
PRANG
"Aaaaa" teriak Daaris ketika merasakan sakit di area kepalanya setelah di pukul vas bunga oleh Rahi
"Hey gadis jelek!, berani-beraninya kau memukul kepalaku hah?" ucap Daaris dengan nada marahnya sambil memegangi kepalanya yang masih sakit akibat pukulan vas bunga itu.
"Tuan Muda, anda juga kenapa hah?, kok berani-beraninya memegang tanganku" ucap Rahi dengan nada bicara yang tenang
"KAU!!!" ucap Daaris dengan nada penuh penekanan yang menandakan bahwa dia sedang sangat marah kepada Rahi
Rahi hanya memandang Daaris dengan pandangan tanpa ekspresi
"Ada apa ini?" tanya Pak Andre yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan setelah mendengar suara vas bunga yang pecah
"Tuan muda anda kenapa?" tanya Pak Andre ketika melihat Daaris sedang memegangi kepalanya sendiri, lalu Pak Andre mulai memeriksa luka di kepalanya Daaris yang ternyata mengeluarkan darah.
"Tuan Muda tunggu sebentar ya!, aku akan memanggil petugas medis untuk segera datang ke ruangan ini" ucap Pak Andre
"Tidak usah, lebih baik sekarang kau panggil pengacaraku saja" ucap Daaris
"Karena saat ini aku ingin memenjarakan gadis gila ini terlebih dahulu" ucap Daaris
"Tuan muda, lebih baik anda memanggil petugas medis saja!" ucap Pak Andre memberikan saran
"Percuma saja anda memanggil pengacara untuk memenjarakan Rahi, karena Ny.Aila ke-6 sudah berjanji kepada Rahi bahwa beliau akan membantu Rahi jika dia terlibat dalam suatu masalah" ucap Pak Andre menjelaskan
"aish...br*ngs*k" keluh Daaris dengan nada suara kesalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
Rania Puspa
jgn vas bunga donk Rahi laki² krg di ajar ky Darris pukul pke godam aja biar lngsg modyar 😆
2022-03-07
1
Leni Lustyarni
ha....ha....bagus nih cewek mantap...
2021-12-03
0
Harun
bagus sih alur cerita nya
2021-11-17
0