Saat ini Ibu Liza (Ny.Aila ke-7) sedang memarahi Daaris, karena Daaris telah melakukan lagi kesalahan yang sama berulang-ulang, semua omelan dan ceramah Ibu Liza tidak pernah di dengarkan oleh Daaris.
"Ma, tutup saja mulut para jalang itu dengan uang yang banyak, dan suruh mereka untuk menggugurkan bayinya, lagi pula aku juga tidak yakin kalau anak yang di kandung oleh mereka adalah anakku" ucap Daaris acuh
"Daaris, tidak semua jalang yang kau tiduri itu mau menerima uang kompensasi yang Mama berikan kepada mereka" ucap Ibu Liza
"Bukankah kasus-kasus terdahulu juga ada beberapa dari mereka yang menolak uang tersebut, dan mereka lebih menginginkan pertanggung-jawaban darimu (ingin di nikahi), karena mereka tahu jika mereka berhasil menikah dengan kamu, para jalang itu akan mendapatkan uang yang lebih banyak lagi melebihi uang kompensasi yang kita tawarkan" ucap Ibu Liza
"Tapi kenyataannya kan mereka semua yang tadinya sangat menginginkan pertanggung-jawaban dariku, pada akhirnya memilih untuk menerima uang kompensasi itu kan Ma" ucap Daaris.
"Daaris, hal itu bisa terjadi karena Nenekmu Ny.Aila ke-6 ikut turun tangan untuk mengatasi semua masalah-masalah yang telah kau buat" ucap Ibu Liza
"Ya sudah kalau begitu, masalah kali ini Mama minta bantuan Nenek saja, supaya semuanya bisa selesai dengan cepat" ucap Daaris
"Apakah kau tidak kasihan kepada Mamamu ini hah?" tanya Ibu Liza kepada anaknya
"Jika Nenek-mu sampai tahu hal ini terjadi lagi untuk yang kesekian kalinya, pasti Mama akan di marahi habis-habisan oleh Nenekmu itu" ucap Ibu Liza
"Bukankah kamu juga akan mendapatkan hukuman dari Nenek-mu itu!, jika dia tahu bahwa kau telah membuat masalah lagi" ucap Ibu Liza
"Yah palingan hukumannya cuma di blokir semua kredit card-ku dan rekening tabunganku Ma" ucap Daaris santai
"Itu bukan hal yang besar Ma, sebab aku sudah mengantisipasinya terlebih dahulu, dan saat ini aku juga sudah menyimpan uang tunai yang cukup banyak di dalam brankasku" ucap Daaris sambil tersenyum
"Tapi Ris, Mama minta kamu berhenti dan jangan membuat masalah yang seperti ini lagi" pinta Ibu Liza
"Bukankah kamu juga sudah mempunyai tunangan!, setidaknya kalau mau tidur dengan jalang-jalangmu itu pakailah pengaman Ris!" pinta Ibu Liza
"Memakai pengaman tidak menyenangkan Ma" ucap Daaris
"DAARIS" bentak Ibu Liza
"Mengapa kamu selalu membantah ucapan Mama hah?" tanya Ibu Liza
"Terserah Mama saja-lah" ucap Daaris sambil berjalan pergi meninggalkan Ibu Liza
Ibu Liza hanya bisa menghela napasnya melihat tingkah anak pertamanya itu.
Kini Daaris keluar dari dalam rumah keluarga Tjandra Aila, dan mulai berjalan menghampiri mobil pribadinya sendiri yang sedang terparkir di halaman rumah ini.
Dengan sigap, supir pribadinya Daaris membukakan pintu mobil itu untuk Tuan Mudanya, Daaris langsung masuk ke dalam mobilnya, dan pintu mobil itu langsung di tutup kembali oleh supir itu, dengan sedikit berlari, supir itu mulai mengitari setengah badan mobil itu, lalu setelah itu dia mulai masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi.
"Kembali ke kantor" perintah Daaris
"Baik Tuan Muda" jawab supir itu patuh
Kini mobil yang di tumpangi oleh Daaris secara perlahan mulai keluar dari dalam gerbang pintu kediaman keluarga Tjandra Aila, Daaris langsung menghadapkan wajahnya kesebelah kanan, karena tepat di sebelah kiri rumah keluarga Tjandra Aila ada sebuah rumah tua yang terkenal sangat angker di komplek Cempaka 5 ini.
Saat mobil sudah melewati rumah tua angker itu, barulah Daaris mulai berani menegakkan kembali wajahnya menatap ke arah depan atau-pun menoleh ke arah kiri.
Meskipun Daaris terlihat tidak takut akan apapun, akan tetapi ada satu hal yang sangat di takuti oleh Daaris yaitu hantu penunggu rumah tua angker di samping rumah keluarga Tjandra Aila.
Falshback
Sore itu, Daaris sedang bermain dengan teman-temannya yang sekaligus adalah anak-anak dari kolega-kolega Ayahnya
"Ris, kata orang-orang, rumah tua di sebelah rumahnya kamu itu angker sekali ya?" tanya salah satu temannya Daaris
"Katanya sih gitu" jawab Daaris
"Apa kamu nggak takut Ris?, tinggal bersebelah dengan rumah tua angker kayak gitu?" tanya salah satu temannya Daaris
"Nggak lah, ngapain takut" jawab Daaris sombong
"Nih ya, kalau ada setan, tinggal aku sentil aja, setan itu pasti langsung bakalan kabur" ucap Daaris sombong
"Oh, kamu hebat banget ya Ris" ucap salah satu temannya Daaris kagum
"Iya dong, Daaris gitu loh" ucap Daaris so keren
"Coba buktikan sekarang Ris!, aku pengen lihat secara langsung" ucap salah satu temannya Daaris yang tidak suka melihat sikap sombongnya Daaris
"Ok, aku akan membuktikannya sekarang" ucap Daaris menerima tantangan itu
"Sekarang ayo ikuti aku semuanya!" ucap Daaris mengajak semua teman-temannya untuk mengikutinya ke halaman depan rumah tua angker itu.
Tap tap tap tap tap
Suara langkah kakinya Daaris dan teman-temannya yang sedikit berlari menuju halaman depan rumah tua angker itu.
Kini mereka semua sudah sampai di depan pintu pagar rumah tua itu yang tidak terlalu tinggi.
"Hiiiiiiiii" ucap salah satu anak-anak itu yang merasa ngeri ketika melihat rumah tua angker itu yang akses jalan menuju ke pintu masuknya banyak di tumbuhi oleh rumput liar yang sudah tinggi menjulang.
"Ayo Ris!, cepet kamu masuk!" pinta salah satu temannya Daaris yang tadi menantang Daaris
"Ok, siapa takut" ucap Daaris penuh keberanian.
Krieutt
Suara pintu pagar rumah tua di buka oleh Daaris
"Aku masuk nih ya!" ucap Daaris
"Iya sana!" ucap temannya itu
Perlahan Daaris mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam semak-semak rumput liar itu yang sudah tinggi menjulang, membuat tubuh kecilnya Daaris tenggelam dan tidak terlihat sedikitpun karena saking rimbunnya rumput-rumput liar itu.
Semakin lama, langkah kakinya Daaris semakin sulit di gerakkan karena jalanannya sulit untuk di lewati, di tambah lagi dengan rimbunnya semak belukar yang harus di singkirkan terlebih dahulu agar bisa mudah untuk di lewati.
"Kok aku mulai merinding ya" ucap Daaris yang mulai merasa ketakutan
"Aaaaaaaaa" tiba-tiba Daaris berteriak dan langsung jatuh pingsan setelah melihat sosok menyeramkan muncul tepat di hadapannya.
"Daaris kenapa tuh?" ucap anak-anak yang ada di depan pintu pagar rumah tua ini saling bertanya-tanya satu sama lain
"Nggak tahu" ucap salah satu di antara mereka
"Lebih baik, kita segera laporkan hal ini kepada Ayahnya Daaris!" ucap salah satu anak-anak itu yang mulai merasa khawatir terhadap keadaannya Daaris saat ini
"Iya ayo!" ucap mereka semua
Tap tap tap tap tap
Suara langkah kaki anak-anak itu yang sedang berlarian untuk melaporkan hal ini kepada Ayahnya Daaris.
"Huh huh huh huh huh huh" suara napas anak-anak yang ngos-ngos-an setelah berlarian dari halaman depan rumah tua itu
"Kalian kenapa kok berlarian seperti itu?" tanya Pak Harris (Tn.Tjandra ke-7)
"Itu Om, Daaris kayaknya pingsan di dalam area halaman depan rumah tua itu" jawab salah satu anak-anak itu
"Kok dia bisa masuk kesana?" tanya Pak Harris
Semua anak-anak itu tidak ada yang berani menjawab pertanyaan itu
"Ruslan!" panggil Pak Harris (Tn.Tjandra ke-7)
saat tidak mendapatkan jawaban dari anak-anak itu.
"Iya Tuan" jawab Pak Ruslan salah satu pegawai di rumah ini
"Ikut aku!" ucap Pak Harris memerintah
"Baik Tuan" jawab Pak Ruslan patuh
Setelah berjalan beberapa menit, kini Pak Harris dan Pak Ruslan sudah berada di depan pintu pagar rumah tua ini, dengan menguatkan tekadnya, Pak Harris mulai masuk ke dalam area halaman depan rumah tua itu yang di penuhi oleh tanaman semak belukar, sedangkan Pak Ruslan dengan takut-takut mulai mengikuti langkah majikannya itu dari belakang.
"Kayaknya Daaris lewat sini!" ucap Pak Harris saat melihat rumput liar yang tadi di lewati oleh Daaris masih sedikit terpisah, belum menyatu kembali secara utuh.
Perlahan Pak Harris melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam semak belukar yang tingginya setinggi dada bidangnya.
"Daaris" ucap Pak Harris yang kini telah menemukan Daaris sedang tergeletak pingsan di dalam semak-semak belukar itu.
Dengan segera Pak Harris langsung membopong tubuh anaknya untuk di bawa pulang ke rumahnya, dan Pak Ruslan mengikuti langkah Tuan-nya dari belakang.
Setelah kejadian Daaris pingsan di dalam area halaman rumah tua itu, Pak Harris langsung mendatangi rumahnya Pak RT yang bertugas untuk mengelola dan mengurus lingkungan di kompleks Cempaka 5 ini.
"Pak Rt, tadi sore anak pertama saya pingsan di dalam area halaman rumah tua di sebelah rumah saya, dan tujuan saya kemari adalah untuk meminta ijin dari Pak Rt karena saya ingin rumah tua di sebelah rumah saya untuk di hancurkan sesegera mungkin" ucap Pak Harris
"Berapapun harga rumah tua itu, saya mau membayar semua ganti ruginya" ucap Pak Harris lagi
"Sebentar Pak, sebentar dulu ya!" ucap Pak Rt
"Masalah ganti-mengganti rugi mah itu persoalan yang mudah bagi Bapak" ucap Pak Rt
"Tapi... masalahnya itu, rumah tua yang ada di samping rumahnya Bapak, tidak mudah untuk di hancurkan" ucap Pak Rt
"Soalnya dulu ketika awal pembangunan kompleks mewah ini, rumah tua itu juga sempat mau di hancurkan, akan tetapi semua peralatan berat yang mau menggusur rumah tua itu selalu tiba-tiba mengalami kerusakkan ketika sudah sampai di depan pintu pagar rumah tua itu" ucap Pak Rt
"Karena peralatan berat tidak bisa di gunakan, akhirnya sang mandor yang menjadi pemborong dalam pembangunan kompleks mewah ini memilih cara yang manual, yaitu menggunakan tenaga manusia untuk menghancurkan rumah tua itu, tapi tiba-tiba semua para pekerja yang bertugas untuk menghancurkan rumah tua itu mendadak sakit parah semua" ucap Pak Rt
"Lalu ketika di datangkan para pekerja yang baru, semua para pekerja baru kembali jatuh sakit, dan hal itu terjadi berulang-ulang Pak" ucap Pak Rt
"Aku tidak peduli dengan hal mistis itu" ucap Pak Harris acuh
"Yang aku mau sekarang adalah Pak Rt mengijinkan saya untuk menghancurkan rumah tua itu!" ucap Pak Harris
"Baiklah kalau begitu, saya mengijinkan anda untuk menghancurkan rumah tua itu" ucap Pak Rt mengijinkan
"Terimakasih Pak" ucap Pak Harris
Keesokan harinya, Pak Harris mulai mengerahkan semua peralatan berat miliknya untuk menghancurkan rumah tua itu, tapi sejarah terulang kembali, dan rumah tua itu masih tetap berdiri kokoh sampai hari ini.
Flashback selesai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
Flamboyan Nursery
mampir
2022-05-08
0
Ratu Laila
ok
2022-01-23
0
guest1053156030
jejak
2021-01-19
0