"Iya... hangat, tapi kenapa kamu makan melati" jawab Daaris yang di sertai dengan pertanyaan lagi di akhir kalimatnya
Kini Rahi menarik kembali kedua tangannya dari wajahnya Daaris
"Saya tidak pernah memakan melati, Tuan" jawab Rahi
"Tapi tadi pagi kamu memakan bunga melati" ucap Daaris
Rahi langsung tersenyum setelah mendengar perkataannya Daaris
"Tadi pagi saya tidak sengaja memakan bunga melati itu, Tuan" ucap Rahi menjelaskan
"Karena pada saat itu, saya tidak terlalu memperhatikan isi dari toples-toples yang ada di atas meja" ucap Rahi
"Dan dengan cerobohnya, saya asal mencomot isi dari salah satu toples itu, lalu langsung memasukannya kedalam mulut saya tanpa mengeceknya terlebih dahulu" ucap Rahi
"Tapi setelah itu saya langsung memuntahkan kembali bunga-bunga melati itu kok!" ucap Rahi
"Apakah anda tidak melihatnya (ketika Rahi memuntahkan kembali bunga melati dari dalam mulutnya)?" tanya Rahi
"Aku tidak melihatnya.... karena tadi pagi aku langsung pergi dari area balkon kamarku setelah melihatmu memakan bunga melati itu" jawab Daaris
"Tuan... saya mohon, mulai saat ini anda harus selalu mengingat bahwa saya ini bukanlah hantu!" ucap Rahi
Daaris hanya terdiam setelah mendengar ucapannya Rahi barusan
Karena keadaannya Daaris sudah lebih tenang, akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka ke tempat pertemuan, dan perjanjian kerjasama dengan Jaya Group berjalan dengan lancar.
Tidak terasa jam pulang kerja sudah terlewat beberapa menit, akhirnya Daaris dan Rahi memutuskan untuk langsung pulang setelah mengambil pesanannya Ibu Liza di toko kue langganannya.
Waktu berjalan begitu cepat sekali, dan kini Daaris dan Rahi sudah sampai di kediamannya keluarga Tjandra Aila, karena waktu makan malam sudah hampir tiba, maka Rahi langsung ikut masuk ke dalam rumah itu bersama dengan Daaris.
Saat Daaris dan Rahi sudah memasuki area ruang tamu di rumah ini, tiba-tiba Daaris menghentikan langkahnya.
"Aduh" ucap Daaris sambil memukul keningnya pelan
"Anda kenapa Tuan?" tanya Rahi
"Box kue-nya ketinggalan di dalam mobil" ucap Daaris
"Bisakah kamu mengambilkan box kue itu untukku!" pinta Daaris yang kini sudah tidak terlalu takut lagi dengan Rahi setelah peristiwa di lift tadi siang
"Baik Tuan Muda, saya akan mengambilkannya untuk anda" ucap Rahi
"Terimakasih" ucap Daaris
Rahi menganggukkan kepalanya
Kini Daaris berjalan terlebih dahulu ke arah ruang makan, sedangkan Rahi, dia mulai berjalan kembali ke arah area parkiran mobil di rumah ini.
Ketika Daaris sudah sampai di ruang makan, dia di kejutkan oleh kehadiran seseorang di ruangan itu.
"Daniel!" panggil Daaris kepada seseorang yang sudah lama tidak di jumpainya itu
"Kamu kok sudah sampai?" tanya Daaris
"Bukankah jadwal kepulanganmu itu lusa" ucap Daaris
"Aku sengaja memajukan tanggalnya Bang, karena aku sudah sangat merindukan kalian semua" jawab Daniel sambil tersenyum
Kini Daaris mulai duduk di salah satu kursi meja makan itu yang posisinya persis bersebelahan dengan kursinya Daniel.
"Kuliahnya kamu gimana?" tanya Daaris
"Berjalan lancar, Bang" jawab Daniel
"Oh iya, di oxford banyak wanita-wanita cantiknya nggak?" tanya Daaris
"Bang Daaris mah dari dulu nggak pernah berubah, selaluuuu aja nanyanya tentang wanita cantik!" ucap Daniel yang merasa sedikit kesal dengan pertanyaannya Daaris
"Sekali-kali nanya tentang materi yang aku pelajari kek, atau apa gitu Bang!, jangan nanyain wanita cantik mulu" ucap Daniel
"Hehe" Daaris nyengir ke arah adiknya itu
"Dasar" ucap Daniel sambil tersenyum geli ke arah Abangnya
"Daaris pesanannya mama mana?" tanya Ibu Liza yang kini baru tiba di ruang makan
"Bentar lagi juga nyampe ma!" jawab Daaris
"Tuh" ucap Daaris sambil menunjuk Rahi yang sedang membawa box kue pesanannya Ibu Liza
Ibu Liza langsung melihat ke arahnya Rahi, akan tetapi Daniel saat ini sedang sibuk melihat layar smartphone-nya karena tiba-tiba ada pesan masuk, sehingga tidak menyadari kehadirannya Rahi di ruangan itu.
"Ny.Liza ini pesanan anda" ucap Rahi sambil menyerahkan box kue itu
"Iya terimakasih" ucap Ibu Liza
"Iya sama-sama Nyonya" ucap Rahi
Setelah menyerahkan box pesanannya Ibu Liza, Rahi mulai menempati kursi meja makannya, yang kini bergeser ke kursi ke-empat, dan posisi duduknya saat ini bersebelahan dengan Wama.
Di awal ujung meja, ada satu kursi yang di tempati oleh Ny.Aila ke-6.
Di sebelah sisi kiri meja, ada Daaris yang duduk tepat di antara Ny.Aila ke-6 dan Daniel, sedangkan Daniel duduk di antara Daaris dan Raga, dan Raga duduk di kursi ketiga yang hanya bersebelahan dengan Daniel saja.
Di sebelah sisi kanan meja, ada Pak Harris yang duduk di antara Ny.Aila ke-6 dan Ibu Liza, sedangkan Ibu Liza duduk di kursi ke-2, Wama duduk di kursi ke-3 dan Rahi duduk di kursi ke-4.
Sampai acara makan malam di mulai, Daniel dan Rahi masih belum saling menyadari kehadiran mereka satu sama lain
Sesekali di sela makannya, Rahi suka melihat ke arah orang yang di kagumi-nya (Raga), akan tetapi kedua matanya Rahi malah bertemu pandang dengan kedua matanya Daniel yang sedang tidak sengaja melihat ke arahnya Rahi.
"Uhuk, uhuk, uhuk"
"Uhuk, uhuk, uhuk"
Daniel dan Rahi langsung tersedak makanan yang mereka makan ketika mereka berdua saling bertemu pandang.
"Ini, minum Niel" ucap Daaris yang mengangkat sebuah gelas mendekat ke arah mulutnya Daniel
Lalu Ibu Liza mengambilkan tissu untuk Daniel
Saat ini semua orang memusatkan perhatian mereka kepada Daniel, dan melupakan Rahi yang saat ini juga sedang tersedak makanan, dan hanya Raga saja yang menyadari hal itu.
"Nih" ucap Raga sambil mengulurkan tissu yang baru saja dia ambil dari kotaknya
Rahi langsung menerima uluran tissu itu
"Terimakasih" ucap Rahi kepada Raga
Waktu terus bergulir, dan kini acara makan malam sudah selesai, Rahi pun pamit undur diri kepada Ny.Aila ke-6
"Ny.Fatma, saya pamitan ya!" ucap Rahi
"Kamu jangan dulu pulang Ra!" ucap Ny.Aila ke-6
"Setelah ba'da maghrib, kami semua mau merayakan ulang tahunnya Daniel, kamu ikut ya!" pinta Ny.Aila ke-6
"Tapi Nyonya" ucap Rahi yang merasa enggan untuk berpartisipasi dalam acara perayaan itu
"Nggak ada tapi-tapian, kamu harus ikut!" ucap Ny.Aila ke-6
"Dan jika kamu mau sholat maghrib, kamu bisa meminjam peralatan sholatnya Liza" ucap Ny.Aila ke-6
"Baik Nyonya" ucap Rahi yang pada akhirnya tidak bisa menolak
Singkat cerita, kini acara ulang tahunnya Daniel sudah melewati prosesi tiup lilin, perlahan-lahan Daniel mulai memotong kue ulang tahunnya, dan langsung memindahkan potongan kue itu ke atas piring kecil.
"Bang Daniel, kue pertamanya Bang Daniel tahun ini buat aku aja ya!" pinta Wama
"Jangan Niel, buat Abang aja!" pinta Raga
"Buat Bang Daaris aja Niel!" pinta Daaris
"Aduh aku bingung nih mau ngasihnya ke siapa?" ucap Daniel pura-pura bingung
"Kue tahun ini buat Mama aja Niel, biar adil" ucap Ibu Liza
"Iya Niel, kue-nya buat Mama aja, tahun kemarin kan Papa yang dapet" ucap Pak Harris
"Ya nggak boleh gitu lah Pah" ucap Wama
"Udah-udah semuanya" ucap Ny.Aila ke-6 meminta semua orang agar tidak berdebat lagi
"Mending sekarang kamu cepetan kasih kue itu ke salah satu orang yang ada di ruangan ini!" pinta Ny.Aila ke-6
"Baik Nek" jawab Daniel
Kini Daniel mulai melangkahkan kakinya langsung menuju ke arahnya Rahi yang sejak tadi suka di curi-curi pandang olehnya.
"Ini buat kamu" ucap Daniel sambil menyodorkan kue itu ke hadapannya Rahi
Rahi langsung memandang Daniel yang saat ini sedang berdiri di hadapannya dengan pandangan mata yang dingin
"Loh.. kok malah di kasihin ke dia sih?" tanya Wama tidak terima
Sedangkan semua anggota keluarga Tjandra Aila yang lainnya hanya menatap Daniel dan Rahi dengan pandangan yang bertanya-tanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
Eny Aprelia
ad ap dngn mrk berdua Thor rahi dan daniel
2021-07-10
0
Anisbasri
ada teka teki rupa nya ya thor
2021-05-25
0
☠ᵏᵋᶜᶟRoss"kita" 𝕱𝖘🏚ᵉᶜ✿
hemmmm.... ada apakah....
2020-09-29
0