catatan : masih flashback
Sambil menatap langit mendung yang sedang menurunkan air hujan, Rahi bergumam
"Apakah masih ada Tuhan di dunia ini?" ucap Rahi bertanya-tanya
"Jika KAU memang masih ada, maka tunjukanlah keberadaan-Mu dan tolonglah aku" ucap Rahi putus asa.
Brakkk...
Terdengar ada suara motor jatuh di atas jalanan aspal dekat dengan tempat Rahi yang saat ini sedang berdiri di luar pagar pembatas jembatan.
Sepersekian detik berikutnya, tubuhnya Rahi di dekap dari arah belakang oleh seorang pemuda yang saat ini sedang mengenakan helm dan jas hujannya, dan pemuda itu bernama Raga.
Raga berusaha sekuat tenaga untuk membawa tubuhnya Rahi untuk kembali masuk ke dalam zona aman jembatan itu.
Rahi tidak melawan sedikit-pun ketika Raga sedang berusaha mencegah aksi percobaan bunuh dirinya, Rahi hanya menurut saja ketika tubuhnya di tarik kembali oleh Raga, karena saat ini Rahi sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi kepadanya, baik itu mati mengenaskan dengan cara tenggelam dan terseret arus yang deras atau-pun selamat dari maut.
Kini Rahi sudah terduduk lemas di dekat tiang besi pagar pembatas jembatan, dan saat ini Raga mulai jongkok di depannya Rahi yang salah satu lutut kakinya Raga menempel ke atas cor beton yang biasa di gunakan pejalan kaki untuk melintasi jembatan itu.
"Dek, seberat apapun masalah yang sedang menimpamu, kamu tidak boleh bunuh diri" ucap Raga dengan nada suaranya yang lembut
"Ingat!, kita masih punya Allah yang akan membantu kita" ucap Raga dengan nada suara yang lembut
"Dan ingat juga!, jika kamu mati dengan cara seperti ini (bunuh diri), akan ada orang-orang yang sangat terpukul (sangat sedih) menangisi kepergianmu" ucap Raga yang saat ini kedua matanya sudah berkaca-kaca
Rahi mulai memandang wajahnya Raga yang saat ini sedang berada di hadapannya, dan saat ini air mata yang ada di salah satu matanya Raga mulai jatuh membasahi salah satu pipinya.
Meskipun Raga tidak kenal dengan Rahi, akan tetapi karena rasa empatinya Raga terhadap semua makhluk hidup ciptaan Tuhan begitu besar mampu membuat Raga menitikan air matanya ketika melihat ada salah satu saudaranya sesama manusia sedang mengalami hal buruk atau di timpa sebuah musibah
"Hhhhhhhhhhhhhh" Rahi kembali menangis tersedu-sedu karena tidak menyangka ada orang yang masih peduli kepadanya, dan hatinya Rahi saat ini sangat tersentuh oleh kebaikkannya Raga
Raga hanya diam saja dan tidak berniat sedikitpun untuk menghentikan tangisannya Rahi, karena dia ingin Rahi bisa menumpahkan semua kesedihannya melalui air mata yang saat ini sedang mengalir dari kedua matanya, dan Raga berharap setelah semua kesedihannya Rahi tertumpahkan semuanya, beban di dalam hati dan diri Rahi bisa sedikit berkurang.
Sampai saat ini Raga masih tetap setia menemani Rahi yang sedang menangis di bawah guyuran air hujan.
Beberapa saat kemudian, tangisannya Rahi sudah mereda, dan air hujan-pun ikut mereda.
"Dek, rumah kamu dimana?" tanya Raga kepada Rahi yang saat ini keadaannya sudah mendingan
"Nanti Kakak akan anterin kamu pulang!" ucap Raga
"Aku sudah tidak punya rumah Kak" jawab Rahi
"Hhhh, rumah aku sudah di sita 2 hari yang lalu" ucap Rahi
"Terus sekarang kamu tinggalnya dimana?" tanya Raga
"Aku tinggal di jalanan Kak" jawab Rahi
"Mmm apakah kamu masih punya sanak saudara?" tanya Raga dengan nada suara yang sangat hati-hati sekali, takut jika Rahi merasa tersinggung
"Aku sudah tidak punya sanak saudara, Kak" jawab Rahi yang menganggap bahwa dia sudah tidak mempunyai sanak saudara lagi karena semua sanak saudaranya Rahi sudah mengabaikannya
"Euuu begitu ya" ucap Raga dengan nada suara yang merasa tidak enak
"Tapi aku masih mempunyai kedua orangtua" ucap Rahi
"Terus sekarang kedua orangtua kamu ada dimana?" tanya Raga
"Aku tidak tahu" jawab Rahi dengan nada suara yang sedih
"Tadi aku tidak sengaja terpisah dari kedua orangtuaku" ucap Rahi
"Oh, baiklah kalau begitu, lebih baik kita segera ke kantor polisi, dan meminta bantuan dari mereka (polisi) untuk mencari keberadaan orangtua-mu sekarang" ucap Raga
"Iya Kak" ucap Rahi setuju
Kini Raga dan Rahi mulai bangkit dari posisi duduk mereka saat ini, lalu Raga mulai menghampiri motornya yang saat ini masih tergeletak di pinggir jalanan aspal jembatan itu.
Raga mulai mengangkat motornya agar bisa berdiri kembali dengan benar di atas jalanan aspal ini, dan di beberapa bagian motornya Raga kini ada goresan-goresan yang timbul karena tadi Raga menjatuhkan asal motornya.
Raga dan Rahi mulai naik ke atas jok motornya Raga, dan secara perlahan Raga mulai melajukan motornya untuk menuju ke kantor polisi yang terdekat dari lokasi mereka saat ini.
Ketika Raga melihat di depan ada sebuah toko pakaian, Raga mulai memelankan laju motornya, dan saat ini motornya Raga sudah berhenti tepat di depan toko pakaian ini.
"Loh, kok kita berhenti disini sih Kak?" tanya Rahi merasa heran
"Kita beli pakaian baru dulu buat kamu" ucap Raga
"Soalnya baju kamu sudah basah kuyup seperti itu" ucap Raga
"Aku takut kalau nanti kamu bisa jatuh sakit" ucap Raga
"Iya Kak" ucap Rahi setuju
"Ayo kita turun!" ucap Raga
Rahi menganggukkan kepalanya
Kini Rahi mulai turun dari atas jok motornya Raga, dan Raga juga mulai turun dari atas motornya, lalu Raga mulai membuka jas hujan dan helm-nya untuk di letakkan ke atas badan motornya untuk sementara waktu.
"Ayo kita masuk!" ucap Raga mengajak Rahi untuk masuk ke dalam toko pakaian itu setelah Raga selesai melepaskan jas hujan dan helm-nya
"Iya Kak" ucap Rahi sambil mengikuti langkah kakinya Raga dari belakang
Saat ini Raga mulai memilih beberapa pakaian yang kira-kira cocok untuk badannya Rahi dan kini Raga sudah menemukan beberapa pakaian yang cocok untuk Rahi.
"Mba, bandrol harganya langsung aku copot ya!" ucap Raga kepada penjaga toko yang saat ini sedang mengikutinya
"Soalnya mau langsung di pakai" ucap Raga
"Iya, silahkan" ucap penjaga toko itu tidak merasa keberatan sedikitpun
Kini Raga mulai mencopot bandrol harga dari pakaian-pakaian yang saat ini sedang berada di tangannya.
"Ini Mba" ucap Raga sambil menyerahkan bandrol-bandrol harga yang sudah berhasil di copot dari pakaian-pakaian itu
Penjaga toko itu langsung menerima semua bandrol-bandrol harga yang Raga ulurkan kepadanya.
"Ini Dek!" ucap Raga sambil menyerahkan pakaian-pakaian itu ke tangannya Rahi
"Cepat kamu ganti pakaianmu!" ucap Raga
"Iya Kak" jawab Rahi sambil menerima pakaian-pakaian itu
"Oh iya, ini kantung kresek untuk wadah pakaian Adek yang basah" ucap penjaga toko itu sambil mengambil kantong kresek yang ada di dekat mereka saat ini dan langsung menyerahkannya kepada Rahi
"Iya, makasih Mba" ucap Rahi kepada penjaga toko itu
"Iya sama-sama" ucap penjaga toko itu
Kini Rahi mulai berjalan menuju kamar ganti pakaian di toko ini, sedangkan Raga dan penjaga toko itu mulai menuju ke meja kasir.
"Ini Bu" ucap penjaga toko itu kepada orang yang saat ini sedang duduk di meja kasir
Ibu penjaga meja kasir itu langsung mengambil bandrol-bandrol harga itu dan mulai menghitungnya, sedangkan Raga mulai mengambil dompetnya dari dalam saku celananya.
"Totalnya Rp.xxx.xxx" ucap Ibu kasir itu
"Oh iya, tolong di total juga sama harga jaket ini" ucap Raga yang saat ini mulai mengambil salah satu jaket hangat perempuan yang sedang berada di dekat meja kasir.
Ibu kasir itu mulai melihat bandrol harga jaket itu dan mulai menghitung lagi
"Totalnya Rp.xxx.xxx" ucap Ibu kasir itu
Kini Raga mulai mengambil beberapa lembar uang dari dalam dompetnya, lalu mulai menyerahkan uang itu kepada Ibu kasir itu.
Ibu kasir itu langsung menghitung jumlah uang yang sudah di bayarkan oleh Raga, sedangkan Raga saat ini mulai memasukkan kembali dompetnya kedalam saku celana-nya.
"Uang-nya pas" ucap Ibu kasir itu
"Makasih ya Dek" ucap Ibu kasir itu
"Iya Bu, sama-sama" ucap Raga
Beberapa saat kemudian, Rahi sudah selesai mengganti pakaiannya dan kini Rahi mulai keluar dari dalam kamar ganti itu sambil menjinjing kantung kresek berisi pakaian basahnya.
Rahi langsung berjalan mendekati Raga yang saat ini sedang menunggunya di depan toko pakaian itu.
"Udah selesai? (ganti bajunya)" tanya Raga basa-basi kepada Rahi yang saat ini sudah berada di sebelahnya
"Udah Kak" jawab Rahi
"Nih, pakai!" ucap Raga sambil menyerahkan jaket yang tadi dia ambil di dekat meja kasir
"Iya Kak" ucap Rahi sambil menerima jaket itu, lalu jinjingan kantong kresek yang sedang ada di tangannya Rahi di letakkan ke atas lantai terlebih dahulu karena saat ini Rahi mau memakai jaket itu.
Di saat Rahi sedang memakai jaketnya, saat ini Raga sudah berjalan menghampiri motornya dan mulai melipat jas hujannya karena saat ini hujan sudah reda, kini jas hujan yang sudah rapi di lipat oleh Raga mulai dia masukkan ke dalam box jok motornya.
Kini Raga mulai mengambil kanebo yang ada di dalam jok motornya, lalu melapi semua permukaan jok motornya yang masih basah oleh air hujan, setelah selesai melapi jok motornya Raga langsung menyimpan kembali kanebonya ke tempat semula.
Perlahan Raga mulai memarkirkan motornya dan mulai menyalakan mesin motornya, dan Rahi yang sudah selesai memakai jaketnya mulai mendekat ke tempatnya Raga saat ini.
"Ayo naik! ( ke atas jok motor)" ucap Raga kepada Rahi
"Iya Kak" ucap Rahi yang saat ini langsung naik ke atas jok motornya Raga
Perlahan Raga mulai melajukan kembali motornya, dan tidak sampai 15 menit, Raga dan Rahi sudah sampai di halaman depan kantor polisi terdekat di wilayah ini.
Raga dan Rahi yang sudah turun dari motornya Raga mulai berjalan ke pintu masuk kantor polisi ini, ketika Raga dan Rahi sudah masuk ke ruangan kantor ini, Rahi melihat Ibunya, Ayahnya, dan Pak Ahmad sedang berada di kantor ini, yang sepertinya sedang melaporkan hilangnya Rahi.
"Ma, Pah" ucap Rahi dengan nada sedikit berteriak ketika melihat kedua orangtua-nya ada di dalam kantor polisi ini.
Ibunya Rahi dan Pak Ahmad langsung menoleh ke sumber suara, sedangkan Ayahnya Rahi hanya bengong dengan tatapan mata yang masih kosong.
"Rahi" ucap Ibunya Rahi yang saat ini sedang terkejut sekaligus senang karena telah menemukan anaknya kembali
Ibunya Rahi langsung bangkit dari tempat duduknya saat ini dan langsung berlari memeluk tubuhnya Rahi
"Kamu kemana saja Ra?" tanya Ibunya Rahi
"Dari tadi Mama sangat mengkhawatirkan kamu" ucap Ibunya Rahi
"Tadi aku tersesat Ma" jawab Rahi
Kini pelukkan Ibunya Rahi sudah terlepas, dan saat ini Rahi sudah menyadari kehadirannya Pak Ahmad di ruangan kantor ini
"Ma, kok Pak Ahmad ada disini?" tanya Rahi
"Pak Ahmad sengaja datang ke kota J setelah mendengar berita tentang keadaan kita yang sangat memprihatikan dari kawan-kawannya yang tidak sengaja melihat kita jadi gelandangan" ucap Ibunya Rahi
"Selain itu, Pak Ahmad juga ingin memboyong kita semua agar tinggal bersamanya di kampung halamannya" ucap Ibunya Rahi
"Oh" ucap Rahi
Singkat cerita, kini Rahi, Raga, Pak Ahmad sudah berada di halaman depan kantor ini.
"Pak, Bu!" ucap Raga kepada Pak Ahmad dan kedua orangtuanya Rahi
"Saya pamit ya" ucap Raga berpamitan
"Iya Nak, makasih ya karena sudah mau menolong Rahi" ucap Ibunya Rahi
"Iya Bu, sama-sama" ucap Raga
Kini Raga mulai beralih ke arahnya Rahi.
"Dek, kamu baik-baik ya disana!" ucap Raga
"Dan jangan melakukan tindakkan yang bodoh lagi seperti tadi (percobaan bunuh diri)" ucap Raga berpesan kepada Rahi
"Iya Kak" ucap Rahi
"Kalau begitu Kakak pergi dulu ya!" ucap Raga
"Kak, kalau boleh tahu nama Kakak itu Raga atau bukan?" tanya Rahi tiba-tiba
"Iya, nama Kakak adalah Raga" jawab Raga
"Kamu tahu dari mana nama Kakak?" tanya Raga
"Aku tahu dari sapu tangan yang dulu pernah Kakak berikan kepadaku ketika di taman Firdaus" jawab Rahi
"Oh" ucap Raga
"Oh iya, makasih ya Kak atas semua kebaikkan Kakak selama ini" ucap Rahi yang akhirnya bisa mengucapkan kata-kata terimakasih kepada Raga
"Iya Dek, sama-sama" ucap Raga
"Kakak pergi dulu ya!" ucap Raga
"Iya Kak" Rahi mempersilahkan
Kini Raga mulai menaikki motornya kembali dan setelah menyalakan mesin motornya, secara perlahan Raga mulai keluar dari halaman depan kantor polisi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
Anisbasri
sedih bngt thor smpai2 aku menitikan air mata, semangaaat.....
2021-05-25
1
pak lurah
brti raga sdh kenal dong sma rahi.? kok pas acara makan2 mereka g saling kenal.? atau pura2 gila semua.?
2021-01-04
0
☠ᵏᵋᶜᶟRoss"kita" 𝕱𝖘🏚ᵉᶜ✿
lope ragamu
2020-09-29
0