TAK MENYAPANYA

Sambil menunggu kedatangan Wesley, Axton dan Dad Orlando berbincang di ruang kerja. Mereka kini berbicara lebih serius, yakni tentang rencana pembangunan rumah sakit di Kota Tokyo, Jepang. Sementara itu, Zero merasa tak fokus dengan ketidakhadiran Wesley yang ia tahu saat ini sedang menemui Vianne.

"Ze ... Ze ...," panggil Axton beberapa kali karena Zero terlihat melamun.

"Iya, Tuan."

"Apa kamu kurang sehat? Sepertinya kamu kurang fokus sejak tadi," ucap Axton.

"Ya, sepertinya lebih baik kita sudahi dulu pembicaraan kita ini. Dad sampai lupa kalau kamu dan Zeri baru sampai, dan malah membicarakan pekerjaan," ucap Dad Orlando.

"Pergilah beristirahat, Ze. Aku akan di sini sementara," kata Axton yang memang berniat menemani Ayah mertuanya itu. Ia akan melakukan video call dengan Jeanette. Istrinya itu pasti akan sangat senang.

"Baik, Tuan. Jika anda memerlukan sesuatu, panggil saya saja," ucap Zero.

"Tidak ada lagi yang kuperlukan, Ze. Beristirahatlah," ucap Axton.

Zero keluar dari ruang kerja. Namun, ia tak langsung menuju kamar tidur tamu yang disediakan untuknya, melainkan pergi ke ruang keluarga di mana tersambung dengan sebuah balkon besar yang langsung melihat ke arah pekarangan depan Mansion.

Selang 30 menit, terlihat mobil Wesley memasuki Mansion Orlando. Zero langsung bangkit dan mendekati tepi balkon untuk melihat apakah Wesley datang bersama dengan Vianne. Namun ternyata nihil. Wesley hanya kembali seorang diri.

Sejak terakhir Vianne menghubunginya, hatinya merasa gundah dan gelisah. Hampir setiap malam ia memikirkan Vianne. Ia jadi ingin bertemu dan melihat bagaimana keadaan wanita itu.

Zero akhirnya masuk ke dalam kamar tidur yang disediakan untuknya. Ia membersihkan tubuhnya dan berbaring di atas tempat tidur.

Ia melihat ke arah langit langit kamar dan menerawang. Ia bahkan tak memikirkan Alexa beberapa waktu belakangan ini, malah Vianne yang terus menerus memenuhi pikirannya.

"Ada apa dengan diriku sebenarnya?" gumam Zero. Ia terus membolak balik tubuhnya, tapi tetap saja ia sulit untuk memejamkan matanya. Namun akhirnya ia berhasil terlelap meskipun waktu sudah lewat dari tengah malam.

*****

Setelah melihat keadaan Vianne yang masih sama seperti sebelumnya, Wesley memutuskan untuk kembali ke Mansion Orlando. Ia ingin berbicara dengan Tuan Orlando dan mengambil keputusan yang tepat. Biasanya Tuan Orlando bisa membantunya mengambil keputusan dengan kepala dingin sementara dirinya kadang lebih emosional.

Tokk ... Tokk ... Tokk ....

Wesley membuka pintu ruang kerja dan masih melihat keberadaan Axton di sana. Ia mengurungkan niatnya untuk meminta pendapat Tuan Orlando saat ini.Ia akan menunggu Axton keluar dari sana.

"Aku akan ke kamar dulu, Dad," ucap Axton. Keduanya baru saja selesai melakukan video call dengam Jeanette.

"Baik, beristirahatlah," ucap Dad Orlando.

Setelah kepergian Axton, Wesley berjalan mendekat dan duduk di hadapan Tuan Orlando.

"Uncle."

"Bagaimana keadaan Vianne?" tanya Tuan Orlando.

"Masih sama. Apa yang sebaiknya kita lakukan?" tanya Wesley.

"Setelah ia pulih, biarkan ia kuliah lagi. Kita ikuti keinginannya. Sejak dulu ia memiliki cita cita yang sangat tinggi. Aku tak ingin kejadian ini membuatnya kembali lemah seperti dulu," ucap Tuan Orlando. Ia masih ingat dengan jelas saat pertama kali ia menemukan Vianne. Gadis muda itu sedang berlari ntah dari kejaran siapa. Ia tak pernah menceritakannya. Ia hanya berkata bahwa ia tak lagi memiliki orang tua. Namun, setelah Wesley menyelidiki, diketahui bahwa kedua orang tuanya masih hidup, hanya saja sudah bercerai.

"Apa kita akan membiarkan ia kehilangan sebagian ingatannya? Atau kita harus melakukan stimulasi agar ia mengingatnya?" tanya Wesley.

"Wes, jika ia kehilangan sebagian ingatannya, itu mungkin karena dirinya sendiri yang tak ingin mengingatnya. Biarkan saja seperti itu, yang terpenting ia masih mengenali kita. Jika suatu saat ia menginginkan ingatannya kembali, itu pasti akan kembali dengan sendirinya," ucap Tuan Orlando dengan bijak.

"Aku mengerti. Terima kasih, Uncle."

"Sebaiknya pindahkan ia ke sini. Biar Dokter Hans yang sesekali datang ke sini untuk memeriksanya. Berada di rumah sakit justru akan membuatnya tak nyaman."

"Baik, Uncle. Besok aku akan mengurus kepindahannya."

"Selain ingatannya, bagaimana dengan luka tembaknya?" tanya Tuan Orlando.

"Lukanya sudah mengering, bahkan ia sudah bisa bergerak dengan bebas. Ia wanita yang kuat, Uncle. Aku yakin Vianne bisa melewati semuanya dengan baik," jawab Wesley.

Tuan Orlando tertawa, "Uncle juga sangat yakin ia pastu bisa melewati semuanya. Aku tidak sabar ingin bertemu dengan Vianne dengan jiwa yang masih seperti anak kuliah. Uncle sungguh merindukan masa masa itu."

Wesley ikut tertawa saat mengingatnya.Vianne memang wanita yang sedikit berbeda. Meskipun dulu ia mengalami hal yang mungkin tak mengenakkan, tapi ia bisa kembali menjadi seorang gadis yang ceria.

*****

Keesokan harinya, Axton dan Zero akan berangkat bersama dengan Wesley ke OR Trade. Di sana mereka akan melakukan meeting bersama para direktur perusahaan dan membahas laporan tahunan yang sebelumnya telah selesai dikerjakan oleh Vianne.

Meeting berjalan dengan sangat lancar. Seperti biasa, laporan yang dikerjakan oleh Vianne sangat amat membantu mereka dalam mengambil keputusan maupun kesimpulan mengenai langkah yang harus mereka lakukan ke depan.

"Aku dan Zero akan pergi dulu. Setelahnya kami akan langsung kembali ke Mansion. Kami berencana akan kembali ke Indonesia besok," ucap Axton. Ia berencana akan pergi mengunjungi markas Black Alpha, untuk menemui Four dan Five, serta staf yang lain.

"Baiklah, malam ini Tuan Orlando sudah menyiapkan acara makan malam bersama sebelum anda pulang," ucap Wesley.

Setelah Axton dan Zero pergi, Wesley pun juga pergi menuju rumah sakit. Ia akan menjemput Vianne untuk kembali ke Mansion Orlando.

"Apa kamu sudah siap?" tanya Wesley.

"Sudah," jawab Vianne dengan antusias.

Wesley tersenyum saat melihat penampilan Vianne. Wanita di hadapannya ini melupakan hampir 7 tahun ingatannya.

Vianne tak memerlukan kursi roda, wanita itu berjalan dengan langkah lebar karena ingin segera bertemu dengan pria yang memberinya kasih sayang.

"Ia benar benar sudah sembuh, bahkan ia tak merasakan sakit di tubuhnya. Sahabatmu itu telah kumasukkan ke dalam penjara untuk waktu yang sangat lama," gumam Wesley.

"Ayo cepat! Aku tidak sabar bertemi dengan Uncle. Ia pasti sangat mengkhawatirkanku dan aku tidak suka itu. Oya, jangan lupa kita mampir di restoran favorit Uncle, kita beli makanan kesukaannya," pinta Vianne.

"Uncle sudah meminta koki untuk menyiapkan makan malam untuk kita. Di mansion sedang ada tamu," ucap Wesley.

"Tamu? Apa aku mengenal mereka?" tanya Vianne.

"Kamu akan bertemu dengan mereka nanti. Mereka kerabat dekat Uncle," jawab Wesley.

Setibanya di Mansion, Vianne langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam Mansion. Tanpa menghiraukan siapapun yang ada di sana, ia langsung menuju kamar tidur Tuan Orlando.

"Uncle!"

Zero yang tengah berada di ruang tamu bersama dengan Axton, melihat kedatangan Vianne. Wanita itu melihat ke arahnya, tapi sama sekali tak menyapanya. Bahkan tatapannya mungkin tak sampai 1 detik.

Vianne?

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Wiwik Indrawati

Wiwik Indrawati

good jab thor gini dong ceritanya mantap balesan buat cowok sok kayak ziro

2024-04-04

2

Sri Astuti

Sri Astuti

syukurin.. skrg kamu bkn siapa" bsgi Vianne. dia ga kenal kamu lagi😁

2024-04-10

1

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

emang enak dicuekin Vianne, Ze.

2024-04-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!