TUJUAN HIDUP YANG SAMA

Keesokan harinya, Zero berangkat ke Perusahaan Williams. Hari ini ia akan menemani Alexa yang akan menggantikan Axton untuk sementara waktu. Axton akan pergi berbulan madu setelah ia menemui dokter kandungan.

"Al, kamu sudah sampai?" tanya Zero.

"Ya," Alexa meletakkan tas nya di atas meja dan duduk di sofa, "Apa pekerjaan Kak Axton banyak?"

"Tidak, sudah ada beberapa yang kuselesaikan," jawab Zero.

"Oya, di mana Tuan Michael? Biasanya ia selalu mengikuti ke mana pun kamu pergi," tanya Zero.

"Ia menemani anak anak. Kasihan Dad dan Mom kalau harus menjaga anak anak itu berduaan saja," jawab Alexa.

"Aku akan meminta One menemani mereka, agar Tuan Azka tidak kelelahan."

"Terima kasih, Ze."

Zero tersenyum, kemudian bangkit sambil membawa beberapa berkas dan meletakkannya di atas meja, persis di depan Alexa.

"Ini beberapa laporan yang harus kamu tanda tangani. Aku sudah memeriksanya untuk memudahkanmu," ucap Zero.

"Wow, kamu membuat semuanya terlihat sangat mudah," ucap Alexa sambil tertawa.

Alexa pun membuka map tersebut dan membaca laporan sebelum menandatanganinya. Saat melakukan itu, wajah Alexa terlihat sangat serius dan Zero sangat suka memandanginya.

Ponsel Zero tiba tiba berbunyi dan tertera nama Seven di sana. Ia mendapatkan laporan mengenai proyek yang mereka lakukan di Pulau Bali bersama Tuan Orlando. Setelah selesai berbicara, Zero melihat sebuah gambar pesan yang sepertinya terlewat ia baca. Ia melihat jam di sudah hampir makan siang. Ia yakin bahwa pesan itu pasti dikirimkan oleh Vianne. Tanpa membukanya, ia memasukkannya kembali ke dalam saku.

Aku yakin ia pasti akan mengirimiku pesan dan bertanya mengapa tiba tiba aku memutuskannya. Ia membuatku resah beberapa hari kemarin karena dengan mudahnya ia mengiyakan semuanya. Sekarang biarkan saja ia yang resah menunggu jawabanku. - batin Zero.

Tapi belum sempat ia memasukkan ponselnya, ia teringat akan perkataan Alexa bahwa Tuan Azka menjaga keempat cucunya. Jadi ia pun menghubungi One.

"Iya, Kak."

"One, kamu ke rumah Tuan Azka dan bantu semua hal yang mereka butuhkan di sana."

"Aku sudah berada di sini. Tuan Axton sudah menghubungiku."

"Baiklah kalau begitu."

Zero memutus sambungan ponselnya dan kembali membantu Alexa memeriksa beberapa berkas. Sudah lama sekali ia tak pernah berduaan dengan Alexa.

"Kamu tak ingin menikah, Ze? Kakakku saja sudah menemukan tambatan hatinya," tanya Alexa.

"Aku lebih suka seperti ini. Aku belum menemukan wanita yang cocok untukku," jawab Zero.

Kalau saja aku lebih berani, mungkin aku bisa memilikimu dan menjadikanmu istriku. - batin Zero dan menghela nafasnya pelan.

Selang 10 menit, pintu ruangan terbuka dan tampak sosok Michael telah berdiri di ambang pintu.

"Sayang, kamu datang," Alexa langsung berdiri dan menghampiri suaminya itu.

"Aku membawakanmu makan siang," ucap Michael sambil memperlihatkan makan siang yang ia beli dari restoran favorit Alexa.

Sementara Zero, ia merutuki dirinya sendiri yang tidak mengajak Alexa untuk makan siang. Ia malah membuat Alexa terus bekerja karena keinginannya untuk tetap berduaan.

"Aku keluar dulu untuk makan siang kalau begitu. Aku tinggal dulu. Nanti aku akan kembali," ucap Zero.

"Kamu tak ingin makan bersama kami?" tanya Michael, "Aku membeli banyak."

"Tidak, terima kasih. Aku harus menghubungi Seven dulu," ucap Zero. Ia tak ingin berada di dalam ruangan dan melihat keromantisan Michael dan Alexa. Ia pasti akan sakit hati melihatnya.

Zero keluar dan menuju cafe yang berada di dekat Perusahaan Williams. Ia masuk ke dalam dan memesan makanan. Sembari menunggu, ia membuka ponselnya untuk memeriksa pesan yang tadi tak ia buka, yang ia yakini berasal dari Vianne.

Namun, ternyata pesan tersebut hanya berasal dari asisten pribadi rekan bisnis Axton, yang menginginkan perubahan jadwal meeting. Zero merasa sedikit kecewa karena pesan tersebut bukan berasal dari Vianne.

"Apa kamu tak ingin tahu dengan lebih jelas mengapa aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita? Mengapa kamu tidak bertanya secara detail?" gumam Zero.

Zero meletakkan ponselnya di atas meja ketika pesanan makanannya datang. Ia menyantap makan siangnya sambil memperhatikan orang yang lalu lalang di trotoar.

Pikiran Zero menerawang, seperti banyak hal yang sedang ia pikirkan. Ia mendessah kasar dan merasa makanan di hadapannya tak terasa nikmat sama sekali.

*****

Tak berbeda jauh dengan Zero, Vianne juga merasa tak fokus dengan apa yang ia kerjakan. Ia mengambil ponsel dan ingin menanyakan apakah pria itu sudah makan siang. Namun, dengan cepat Vianne tersadar dan langsung menghapus pesan yang sudah ia ketik itu.

Ia langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas dan kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Sepertinya ia perlu suasana baru serta lebih banyak kesibukan, agar tak lagi memikirkan Zero.

"Vi, bisakah kamu pergi ke Paris untuk memeriksa rumah sakit Orlando di sana?" tanya Wesley.

"Tentu saja. Kapan aku harus ke sana?" tanya Vianne. Ia berpikir bahwa inilah saatnya ia untuk melupakan semuanya dan kembali menata hidupnya. Beberapa bulan berhubungan dengan Zero, terasa begitu mengubah kebiasaannya.

"Nanti malam."

"Baiklah. Kalau begitu aku pulang sekarang untuk mempersiapkan keberangkatanku," ucap Vianne.

"Hmm ... Pulanglah. Tiketmu akan kukirimkan via email."

"Baiklah, Wes. Aku pulang dulu."

"Hati hati. Kabari aku saat kamu sudah sampai di Paris nanti," ucap Wesley.

"Pasti. Oya, kapan Uncle akan ke London lagi?" tanya Vianne.

"Uncle akan berangkat bersama Tuan Axton dan Nyonya Jean besok."

"Sampaikan salamku untuk mereka dan katakan pada Uncle bahwa aku akan memeriksa kesehatannya sekembalinya aku dari Paris."

"Okay."

Wesley melihat kepergian Vianne dan ia pun kembali ke ruangannya. Bagi Wesley, Vianne sudah seperti adik perempuannya. Ia bertemu dengan Vianne saat Tuan Orlando memperkenalkannya ketika ia pertama kali bekerja.

Tak ada rasa iri dalam hati keduanya, terutama untuk berebut perhatian dari Tuan Orlando. Mereka berdua sangat berterima kasih pada Tuan Orlando dan memiliki tujuan hidup yang sama, yakni membahagiakan pria paruh baya yang telah menolong hidup mereka.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Sleepyhead

Sleepyhead

ahi Mr. Weasley How do u do....

2024-08-30

0

Sleepyhead

Sleepyhead

One said : 🤣🤣🤣🤣 Apes lagi gua

2024-08-29

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Zero..Zero kau yg memutuskan kau sendiri yg merasa kesal..Kutunggu bucinmu Zero

2024-08-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!