🌹 Happy Reading ya Gengs 🌹
"Halo Vita, bagaimana dengan kejutanku hari ini?" tanya suara yang berada di seberang sana.
Sontak saja, jantung Vita terasa berdegup kencang, apa lagi dia sangat hafal betul dengan suara ini.
"Kamu," gumam Vita, terdengat jelas di telinga sosok itu.
"Oh my God, aku sangat merindukanmu, Sayang, datang ke Novotel sekarang. Jika tidak, aku akan berbuat jauh dari pada ini," ancam pria yang diketahui adalah Mr. White.
Vita tidak ingin menggubris pria tidak waras itu sekarang, baginya kesehatan opanya jauh lebih penting, sehingga dia langsung mematikan panggilan ponsel itu dan bahkan menonaktifkan ponselnya.
"Dia benar-benar tidak waras, tidak bisakah dia membeli wanita lain, atau menjadikan wanita lain sebagai partner ranjangnya? Kenapa harus aku? Ahhhhh pria ini membuatku ingin mati saja," omelnya, terus menerus, sambil mempercepat langkahnya menyusul Papahnya yang berada di bawah.
Sementara itu, di dalam sebuah kamar hotel, terlihat seorang pria yang sedang sangat-sangat marah saat ini.
"Shittt! Wanita ini berani-beraninya melawan dan mengabaikan kata-kataku, rupanya dengan menghancurkan perusahaan keluarganya itu sama sekali tidak menggoyahkannya, benar-benar keras kepala," umpatnya penuh dengan amarah.
Namun di detik selanjutnya, terlihat dirinya yang tersenyum penuh kemenangan, "Well, kita lihat saja Alvita Natasyha, jika sampai malam ini kamu benar-benar tidak datang, aku pastikan besok pagi, akan ada kejutan yang indah untuk keluargamu," tandasnya pelan, dan kembali memikirkan sebuah cara yang pasti akan berhasil menjerat Vita kali ini.
"Andrew!" panggilnya pada asistenya yang sedari tadi ada di luar kamar.
"Ya Mister, saya di sini," sahut Andrew, sambil terlihat membawa beberapa Laptop dan iPad.
"Kamu tidak lihat apa yang berada di sini? Apa kamu pikir aku bisa main game dengan layar kecil seperti itu?" tanya Brio yang menunjuk ke arah ponselnya.
Andrew hanya diam saja sambil menundukan kepalanya, "Berikan aku laptop! Aku ingin bermain game sekarang," titahnya pada Andrew.
"Baik Tuan," jawab Andrew, dan langsung memberikan laptop kepada Brio.
"Oh iya Andrew, aku mau kamu palsukan semua data milik Jendra, papah dari Vika, aku mau kamu--." Kalimatnya terputus ketika Andrew menyerahkan sebuah iPad kepadanya.
"Apa?" tanya Brio bingung.
"Kodenya pencurian data, Mister, bagaimana saya mau hack identitas seseorang jika hanya Anda saja yang mengetahui bagaimana caranya membobol sistem negara," sindir Andrew, yang membuat Brio menggelengkan kepalanya pusing.
"Aku perlu mengajarkanmu tentang dunia digital rupanya," gumam Brio yang langsung memberikan kode cara membobol sistem negara.
"Baik Mr. White, saya permisi dulu dan langsung mengerjakannya," pamit Andrew, tanpa dijawab sama sekali oleh Brio. Karena seperti biasa jika dia sudah fokus dengan game-nya, maka suara gempa bumi pun tidak akan dipedulikannya.
Merasa sudah tidak dibutuhkan, Andrew langsung keluar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mr. White-nya itu, membiarkan sosok pria itu bermain game agar dia lupa dengan Vita yang tidak datang menemuinya.
Saat ini terlihat Vita, Vina dan Jendra, sedang menunggu laporan keadaan Dyzon dengan harap cemas.
Vita yang duduk di kursi dengan Jendra yang berada di sebelahnya kini menatap omanya yang sedari tadi mondar-mandir seperti setrikaan.
"Oma, tidak bisakah aoma duduk tenang sebentar, kalau seperti itu terus, nanti yang ada Oma akan capek juga," tegur Vita, merasa risih dengan pandangan aneh di hadapannya.
Sejujurnya yang dia permasalahkan bukanlah masalah omanya yang ingin mondar mandir atau apapun, tapi yang dia permasalahkan adalah tentang ancaman Mr. White.
"Apa yang aku harus lakukan sekarang? Masa iya aku harus mengorbankan harga diri hanya demi semua ini," batin Vita, semakin pusing dengan masalah yang sudah dibuat oleh pria hacker itu.
Melihat putrinya seperti banyak menanggung beban, Jendra berusaha untuk merangkul Vita dan memberikan putri semata wayangnya ketenangan, "Sabar ya, Sayang, Papah akan berusaha membalikkan semua keadaan ini," ucap Jendra pelan.
"Pah, Vita boleh minta satu permintaan, tidak?" tanya Vita pada Papahnya.
"Apa pun itu sayang," jawab Jendra dengan sebuah senyuman manis di wajahnya. Dia sama sekali tidak terlihat seperti menyimpan duka.
Padahal Vita sendiri tahu, jika di dalam kepala Papahnya saat ini pasti penuh dengan masalah yang lebih berat dan ini semua karena dirinya.
"Pah, sesusah apa pun keadaan kita, Vita mohon Papah tidak akan pernah mengembalikan Vita pada Mamah, karena Vita ingin bersama dengan Papah sampai kapan pun, Pah. Vita tidak mau karena masalah ini semua Mamah jadi mengambil Vita," pintanya, dengan menangis di pelukan Papahnya.
Vina yang melihat cucunya menangis kini ikut memeluk tubuh Vita dengan erat. "Yang dikatakan oleh Vita itu benar, Jend, dan jika bisa sesusah apapun masa lalu perusahaan kita, jangan pernah meminta pertolongan dengan keluarga mereka, karena kan kamu tahu sendiri Vika hanyalah menantu di sana, bukan anak, dan terlebih Vita yang hanyalah seorang cucu sambung mereka, jadi Mamah rasa, kita akan selalu bersama-sama mencari jalan keluar dari setiap permasalahaan yang akan kita ambil, baik itu hal terburuk sekalipun," tungkas Vina lembut, sambil mengusap lembut lengan mulus cucunya.
Jendra langsung menganggukan kepalanya pelan, "Baik Mah, Jendra bukanlah seorang pengecut yang akan memanfaatkan kedudukan orang lain sebagai tameng keluarga kita. Jendra akan berusaha memperbaiki keadaan dengan menggunakan kekuataan Jendra sendiri," jawabnya, yang kini membuat Vita dan Vina tersenyum.
"I Love you, Papah," sahut Vita, yang sangat teramat mencintai sosok Jendra.
"I Love you too, my girl," balas Jendra, dan tak lupa memberikan kecupan kecil di kening putrinya.
"Keluarga Tuan Dyzon," panggil dokter yang baru saja muncul setelah menangani Dyzon.
Sontak saja, Jendra langsung bediri menghampiri dokter itu, meninggalkan Vika dan Vina yang masih terduduk di kursi.
"Saya putranya, Dok. Bagaimana keadaan Papah saya, Dok?" tanya Jendra, tidak ingin berbasa-basi.
"Keadaan Tuan Dyzon saat ini sudah mulai stabil, Tuan. Hanya saja kami masih butuh melakukan beberapa tahap observasi untuk beliau, dan untuk keluarga, saya harap kalian tidak memberikan beban berat dulu untuk pasien, karena akibatnya bisa terjadi hal-hal yang lebih parah dari ini, dan bahkan itu bisa membuat tekanan darahnya kembali tinggi. Takutnya, tubuh beliau tidak bisa menahannya dan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah, Tuan," jelas dokter tersebut, menatap pada Jendra, Vina dan Vita secara bergantian.
"Dan itu sebabnya, saya memohon kepada pihak keluarga, untuk benar-benar membantu agar tekanan darah beliau tetap stabil, ya ,Tuan," lanjut dokter itu.
"Ahhh, baik, Dok, terima kasih karena sudah menyelamatkan Papah saya," sahut Jendra dengan nada sopan dan ramah.
"Sama-sama, Tuan. Jika begitu saya permisi dulu, ya. Nanti setiap sejam sekali, akan ada perawat yang datang ke kamar Tuan Dyzon," pamit dokter tersebut.
"Baik, Dok," balas Jendra.
Setelah dokter itu pergi, Jendra kembali mendekat ke arah Vita dan Vina. "Syukurlah, Jendra, Papah kamu masih bisa diselamatkan, Mamah sudah sangat takut sekali," lirih Vina pelan.
"Iya, Mah. Sekarang kita sudah tidak perlu khawatir lagi dengan keadaan Papah, karena Jendra yakin Papah adalah pria yang kuat dan akan sembuh sebentar lagi, Mamah dan Vita banyak-banyak berdoa saja, ya," seru Jendra yang kini menjadi penopang kedua wanita kesayangannya itu.
"Ya sudah, sekarang kita langsung ke ruang rawat Papah, yuk," ajak Jendra pada Vina dan Vita.
"Ayok, Pah," jawab Vita, yang kini menggandeng tangan omanya untuk segera beranjak melangkah pergi ke ruangan Dyzon dirawat.
**To Be Continue. *
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Diii
ngomong aja kali ya....atau curhat ma asisten minta pendapat orang lain paling ga biar beban hati sedikit berkurang deh vit
2022-12-10
0