Bab 20

Hari-hari berganti dan aku sudah beberapa hari tidak berangkat bekerja di club. Masih ada sedikit rasa trauma atas kejadian waktu itu. Meski Bos tempat ku bekerja sudah meminta maaf atas kejadian saat itu dan bilang tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi lagi padaku. Dia pun berharap aku tidak keluar dari pekerjaanku. Aku tau kalau banyak sekali pelanggan yang baik yang sering menanyakan ku, mereka sudah tau aku tidak sama sekali wanita yang ada di sana. Malahan sering memberi ku tips walaupun aku hanya menemani mereka minum.

Aku juga tidak berniat untuk keluar dari sana. Selama hutang ayahku masih menumpuk, aku tidak punya pilihan lain meski harus menanggung resiko seperti waktu itu.

Hari ini jadwalku mengajar les di rumah Lila. Beberapa kali pertemuan, aku juga tidak melihat papahnya Lila. Kata Lila, papahnya sedang ada urusan bisnis di luar kota tapi menurutku mungkin dia sengaja menghindariku. Entahlah, bagus juga kami tidak bertemu. Aku bingung harus bagaimana kalau bertemu dengannya.

"Fanya, kita mampir dulu ke mall yuk. Jalan-jalan sebentar, mau kan?" tanya Lila, saat ini kami sedang dalam perjalanan ke rumahnya sebenarnya.

"Tapi kata Papah kamu kan nggak boleh pergi-pergi, Lila. Apa kau sudah minta ijin padanya?"

"Belum sih, tapi papah kan nggak di rumah. Tenang saja, ya mau ya. Sebentar kok, cari makan sebentar terus pulang."

Aku mengangguk setuju, bukan ide yang buruk juga pergi jalan-jalan. Sudah lama sekali aku tidak melakukan hal itu. Entah kapan terakhir aku pergi ke mall. Aku tidak punya waktu untuk menyenangkan diri sendiri.

Kita pun sepakat untuk pergi ke mall lebih dulu. Tidak jauh letaknya.

"Ayo, Fanya. Cepetan ayo."

"Iya, iya tunggu sebentar."

Lila tidak sabar menyeret tanganku. Dia senang sekali bisa pergi ke mall. Melihatnya sendiri anak kecil yang baru saja menginjakkan kaki di mall. Ehh atau jangan-jangan dia sama sepertiku, mengingat papahnya sibuk. Dengan siapa biasanya dia pergi jalan-jalan. Huh ternyata punya banyak uang juga tidak selalu menyenangkan.

"Kamu tau, Nya. Aku sudah lama sekali nggak ke mall. Biasanya aku pergi sendiri, tapi lama-kelamaan bosan. Sekarang aku pergi denganmu jadi aku senang sekali."

"Aku juga sudah lama sekali nggak seperti ini. Waktu ku sudah habis untuk bekerja."

"Lucu juga ya, aku nggak kurang apapun tapi kesepian. Kamu kekurangan uang tapi punya keluarga yang hangat. Apalagi adik kamu itu, lucu sekali dia. Eh kapan ya aku main lagi ke rumahmu. Ibumu baik banget, aku betah di rumahmu."

"Kapan aja kalau kamu mau, ibu juga pasti senang kamu datang."

"Ohh ya, besok-besok deh. Aku ijin Papahku dulu. Eehh ada film baru, nonton yuk," ajak Lila menarik tanganku ke tempat penjualan tiket bioskop.

"Lila, kamu yakin mau nonton. Nanti kita kesorean belajarnya."

"Nggak apa-apa, sekali-kali. Yuk, mumpung di sini."

Aku akhirnya menuruti keinginan Lila untuk menonton salah satu film romantis yang sedang hits. Setelah itu kami makan, barulah pulang ke rumah Lila.

"Seru ternyata kalau pergi sama temen. Kapan-kapan main lagi ya."

"Sekarang kamu tinggal belajar dengan benar, aku nggak mau mengecewakan kesempatan yang diberikan papah kamu buat ngajarin kamu. Minggu depan ada ulangan tengah semester, kalau nilainya nggak ada perubahan, aku nggak bisa lanjut ngajarin kamu, Lil."

"Lohh kenapa? Kan nggak ada yang bilang seperti itu Nya. Kamu harus ngajarin aku sampai ujian ke universitas nanti."

"Nggak gitu Lila. Aku nggak mau kamu buang-buang waktu buat belajar denganku tapi nggak ada perubahan. Mendingan kamu cari guru yang lebih baik."

"Ihh nggak mau, Kalau bukan kamu. Aku nggak mau diajarin siapapun."

Kami sampai di kediaman milik papahnya Lila. Saat keluar dari mobil, Lila sedikit terkejut kalau di lihat dari wajahnya.

"Kenapa Lil?"

"Itu mobil Papah," katanya dengan wajah terkejut. "Apa papah sudah pulang?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***