Bab 18

Aku mendengar suara pintu dibuka dengan paksa. Suaranya terdengar sangat keras membuat kesadaran ku sedikit terbuka. Aku melihat bayangan seorang pria datang, dia sosok yang cukup tinggi tapi aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa dia. Entah dia datang untuk menyelamatkanku atau dia adalah teman dari mereka.

"Lepaskan dia! Mau kalian apakan dia!"

"Edward, kau datang juga. Kebetulan kami belum mulai, ayo kita bersenang-senang malam ini. Aku jamin kau akan puas dengan wanita ini."

"Aku ke sini bukan untuk melakukan hal bej4t seperti kalian. Memaksa seseorang yang tidak berniat menjual dirinya. Kalian ini kenapa? Kalian bisa mendapatkan wanita manapun tapi kenapa harus memaksa dia."

"Hahaha, apa kau bercanda Edward? Kenapa kau tiba-tiba jadi sok yang paling benar. Kau sendiri yang bilang kalau kau sudah mencicipi nya. Maka dari itu kami penasaran. Kau saja boleh, lalu kenapa kami tidak. Kami akan memberikan bayaran padanya, tenang saja."

Aku merasa seseorang hendak merobek bajuku, aku berusaha melawan tapi rasa panas yang aneh membuat tubuhku lemas.

"Tolong... jangan lakukan itu... lepaskan." Aku memohon.

"Sialan kalian!"

Bug bug bug

Aku mendengar suara pukulan, lalu tubuhku terjatuh. Setelah itu mataku benar-benar terpejam, tidak tau apa yang terjadi.

...

Aku terbangun paginya, karena aku merasakan hangatnya matahari pagi. Kepalaku rasanya sangat berat untuk bangun.

"Kau sudah bangun?"

Rasanya aku mendengar suara seseorang yang memaksaku untuk membuka mata.

"Om? Kenapa ada Om, di mana ini? apa yang terjadi semalam, di mana orang-orang itu Om. Apa Om teman-teman mereka?" aku memliki banyak pertanyaan. Aku mulai ingat dengan apa yang telah terjadi padaku semalam. Aku diberi obat lalu tidak ingat lagi apa yang terjadi.

"Aku tau kau pasti tidak ingat. Sekarang kau mandilah lebih dulu, aku sudah menyiapkan pakaian untukmu."

Hah?! Mulutku menganga saat menyadari kalau aku tidak memakai sehelai benang pun. Lalu pria itu juga hanya menggunakan jubah mandi. Apa mungkin dia dan teman-temannya sudah....??

"Hiks hiks hiks... om dan mereka sangat jahat. Kenapa kalian melakukan hal ini padaku. Apa salahku pada kalian! hiks hiks hiks."

"Hei, kenapa kau menangis? Dengarkan aku dulu, kau mau mendengarku sekarang atau kau memakai pakaian lebih dulu?"

Aku tidak ingin seperti ini jadi aku memilih untuk mandi dan memakai pakaian lebih dulu.

Selama mandi, aku tidak melihat banyak bekas tanda merah di tubuhku. Hanya ada sedikit tapi kalau tidak salah lihat justru yang banyak tandanya justru pada tubuh papahnya Lila. Ya, laki-laki yang berada di kamar denganku adalah papahnya Lila.

Apa yang sebenarnya terjadi, aku sama sekali tidak ingat.

Setelah mandi kami duduk berhadapan dengan sepiring sarapan dihadapkan kami masing-masing. Aku menunduk, tidak siap mendengar apa yang terjadi. Aku pikir semalam aku sudah tidak terselamatkan lagi. aku sudah hancur.

"Aku minta maaf. Mereka bertiga memang temanku, tapi aku bersumpah kalau aku tidak terlibat dengan kejadian semalam. Tapi itu memang salahku, aku bercerita pada mereka tentang apa yang terjadi pada kita saat itu. Itu karena aku sangat frustasi setelah kejadian itu. Bagaimana pun aku sedikit menyesal karena sudah merusakmu. Aku tidak menyangka kalau mereka malah bertindak seperti ini karena ceritaku. Maaf. "

"Lalu apa semalam kalian...? "

"Tidak, aku sudah menghajar mereka di sana. Lalu aku membawamu pergi. Aku ingin membawa mu ke rumah sakit tapi kau sudah sangat pucat ketika itu, kau terus berteriak kepanasan dan bersikap aneh. Lalu aku... "

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***