Bab 17

Mataku mulai berputar dan pandanganku mulai kabur tapi rasanya aku tidak bisa berhenti untuk minum. Aku tau ini rasanya seperti aku mulai mabuk tapi kapan lagi aku bisa minum minuman mahal dan seenak itu. Aku sudah tidak memikirkan yang lain lagi.

"Ini masih sekali. Aku sangat menyukainya. Hehehe ... ayo tuan-tuan, kalian juga minum lagi."

"Tentu, ayo kita minum sampai puas malam ini."

"Ya, ayo ...." Aku kembali menuangkan minuman itu ke gelasku dan pada gelas mereka lalu meminumnya.

Aku juga bernyanyi sesuka hati di sana, rasa maluku sudah hilang entah kemana. Bahkan aku yang tidak biasa menari juga mengikuti alunan musik yang diputar oleh DJ.

"Ayo Tuan, menarilah bersamaku." Aku menyeret mereka untuk ikut menari.

"Hahaha, sepertinya kau sudah mabuk Nona Delima." Seseorang mencolek daguku tapi aku langsung menepisnya.

"Aku tidak apa-apa Tuan, aku masih bisa menari."

"Ohh ya, kalau begitu ayo kita habiskan minumannya." Seseorang yang sudah tidak terlihat jelas dari pandanganku menyerahkan segelas minuman lagi. Tapi aku mulai merasa ada sesuatu yang aneh. Aku pun menolak dengan halus.

"Maaf Tuan, sepertinya saya ingin ke toilet sebentar. Saya akan kembali lagi nanti. Permisi."

Namun sayangnya, tidak semudah itu aku bisa pergi dari sana. Tiba-tiba ada yang memegangi tanganku. Padahal aku sudah sangat pusing dan ingin membasuh wajah agar sedikit lebih sadar. Tapi sepertinya aku sudah menyinggung mereka.

"Kau mau kemana Nona, kau tidak bisa pergi dari sini sekarang. Kita bahkan belum menghabiskan minumannya."

"Betul, ayolah Nona Delima. Kau pasti tidak ingin kami mengeluh pada bosmu kan?"

Aaarrrggghhh!! sial. Aku tidak bisa menolak kalau mereka mengancam. Di sini tidak ada cctv, bos pasti akan lebih percaya pada mereka.

"Hehehe,, baiklah Tuan. Anda bisa melepaskan tangan saya lebih dulu. Saya akan meminumnya." Aku pun meraih gelar terakhir lalu meminumnya.

"Hahaha, kau benar-benar pintar nona. Tidak sia-sia kami datang malam ini."

"Ehhh tunggu apa yang kalian lakukan!" aku memekik saat mereka kembali memegangi ke dia tanganku. Lalu aku juga melihat para wanita tadi keluar dari sana. Tunggu, ini berbahaya. Aku pasti dalam bahaya sekarang, sedangkan tubuhku rasanya sangat lemas dan tidak bisa melawan. "Lepaskan saya Tuan. Anda tidak bisa seperti ini!"

"Cihhh, kenapa kami harus melepaskanmu. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk kami. Sudah lama kami melihatmu tapi kau terlalu jual mahal."

"Tidak Tuan, Saya mohon lepaskan saya. Kalian jangan macam-macam, saya tidak menjual tubuh di sini!" Aku harus bagaimana sekarang. Aku tidak mau menyerahkan diri pada mereka.

"Cepat pegang dia dengan benar. Jangan sia-siakan kesempatan sebagus ini. Kita tunggu reaksi obatnya, sebentar lagi pasti dia yang akan memohon pada kita." Mereka tertawa penuh kemenangan. Tapi apa aku tidak salah dengar, apa mereka sudah memasukkan sesuatu pada gelasku. Siaall!! Kenapa aku ceroboh sekali.

Tolong!! Bos, tolong aku. Tolong kirimkan seseorang ke ruangan ini. Aku harus bisa keluar dari sini sebelum obatnya bereaksi. Tapi terlambat, aku mulai merasakan panas yang menjalar di aliran darahku. Apa aku akan berakhir sekarang. Tidak, tidak boleh. Aku tidak mau.

Aku menggigit bibir keras-keras untuk membuat diriku tetap sadar. Setidaknya aku harus berusaha melawan semampuku jadi aku harus tetap sadar.

Brakk.

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

semoga ada yang menolong fanya 🤲🤲

2023-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!