Bab 15

Sampai di tempat kerja, aku dan temanku segera masuk lewat pintu belakang dan masuk ruang ganti. Menggambil seragam di lokerku lalu berganti pakaian di sana. Bukan hanya aku tapi banyak pekerja yang lain juga. Kebanyakan umurnya lebih tua dariku, aku termasuk yang termuda di sini. Aku tidak bilang paling cantik tapi mereka yang bilang begitu. Mereka bilang banyak laki-laki yang menanyakanku bisa bermalam dengan mereka atau tidak. Mungkin kalau aku mau, aku bisa dapat pelanggan tapi untuk apa. Melakukannya sekali dengan laki-laki yang bukan suamiku saja, rasanya aku sangat menyesal.

Di sana hanya aku yang tidak menerima booking. Mungkin aneh tapi memang seperti itu. Walaupun tetap banyak laki-laki yang tidak percaya dan tetap menggodaku jika ada kesempatan. Selama mereka tidak kelewatan, aku bisa menahan diri. Kecuali mereka sudah kelewatan aku akan melawan. Tentu saja di tempat seperti itu rawan sekali menghadapi laki-laki yang kadang memanfaatkan kesempatan, apalagi mereka mabuk. Tapi untungnya pemilik club ini tau kalau aku tidak mau menjual tubuh jadi jika ada yang macam-macam akan ada penjaga yang melindungi ku.

"Eehh kamu tau nggak, tamu di ruangan VVIP sangat tampan. Mereka-mereka itu CEO perusahaan, coba saja ada yang mau denganku. Nggak usah bayar juga aku rela, hihihi."

Aku hanya menyamak pembicaraan mereka karena aku tidak tertarik untuk melakukan hal itu lagi. Mereka lucu memang, jika pelanggan tampan mau tidak di bayar tapi kalau jelek sedikit pasti langsung mematok harga.

"Fanya, kamu di panggil bos." Seseorang memanggilku.

"iya, aku akan ke sana sebentar lagi ."

Ada apa bos memanggilku. Biasanya kalau ada tamu penting semua orang akan di brefing lebih dulu agar tidak melakukan kesalahan tapi ini, aku malah di panggil sendirian.

Sampai di depan ruangan bos, aku mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Masuk."

"Bos memanggilku?"

"Iya, duduklah."

Aku duduk di Ujung sofa. Bos sedang dipijit oleh dua orang, di pundak dan kakinya. Sepertinya dia sedang banyak pikiran. Sesaat kemudian dia memerintahkan dua orang itu pergi. Mereka sempat melambai padaku sambil tersenyum.

"Delima, kau sudah dengar kan kalau ada tamu penting yang datang ke tempat ini."

"Sudah bos. Teman yang lain sangat antusias membahasnya di ruang ganti." Kenapa aku sedikit was-was. Apa sebenarnya yang mau disampaikan oleh Bos padaku.

"Nah Delima, nanti kamu yang melayani mereka. Kamu tuangkan minuman untuk mereka ya. Tenang saja, aku sudah bilang pada mereka kalau kamu berbeda dengan yang lain. Jadi kamu nggak usah cemas."

"Baik bos, aku akan melakukan yang terbaik."

"Bagus, kamu memang nggak pernah mengecewakanku. Hah ... dunia memang kejam Delima ... aku juga nggak mau seperti ini tapi dunia yang memaksaku untuk melakukan pekerjaan seperti ini."

Bos sudah seperti orang tua kami semua di sini. Dia sebenarnya baik, kadang juga tidak sungkan untuk membagi keluh kesahnya pada anak buahnya seperti padaku. Namun, ada sisi yang membuat dirinya terlihat buruk. Dia semacam orang yang menjadi perantara pada anak buahnya untuk menemukan pelanggan, atau bisa disebut juga mucik... itu lah pokoknya. Tapi dia tidak pernah memaksa kita kok, para anak buahnya yang mau sendiri. Ohh ya, dia sebenarnya terlahir sebagai laki-laki tapi jiwanya perempuan.

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

untung bosnya fanya orang baik, tp kamu ttp hati-hati ya fan

2023-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!