Bab 12

POV Fanya.

Hari ini aku sengaja menghindari Lila karena aku sudah berjanji pada papahnya. Aku tidak ingin laki-laki itu berpikir kalau aku sengaja mendekati putrinya demi bisa bertemu dengan dia lagi. Padahal aku sama sekali tidak tau kalau Lila adalah putrinya.

Lila menyapaku saat aku baru memasuki kelas tapi aku mengabaikannya dan berjalan terus ke bangku kosong yang ada di deretan paling belakang. Lalu duduk di sana.

Tak lama Lila menghampiriku, dia juga membawa tas dan peralatan sekolahnya. Pindah duduk ke sampingku.

"Kau mau duduk di sini, Nya. Aku ikut. Kemanapun kamu pindah, aku akan ikut," katanya sambil tersenyum.

Kalau begini bagaimana aku bisa menjauhinya. Apa aku harus pindah sekolah, tapi tidak mungkin. Aku bisa sekolah karena mendapat beasiswa, jadi tidak bisa seenaknya pindah sekolah.

"Kamu duduk di depan saja, Lil. Dari sana kamu bisa. melihat dengan jelas kalau guru menerangkan. Aku di sini karena mau tidur biar nggak ketahuan," kataku beralasan.

"Nggak apa-apa, aku di sini aja. Walaupun aku duduk di bangku paling depan, aku juga nggak akan bisa mencerna pelajaran dengan mudah. Justru karena kamu, aku jadi bisa lebih mengerti."

Akhirnya kami pun tetap duduk di belakang. Tapi aku hanya diam dan tidur sepanjang hari. Tidak banyak mengobrol dengan Lila.

"Fanya, ayo ke kantin, aku sudah lapar. Tadi pagi aku nggak sarapan gara-gara Papah bikin aku kesal. Yuk."

"Kamu sendiri saja Lil. Aku ngantuk," kataku menolak.

"Kalau kamu nggak mau ikut, aku juga mau di sini saja. Biar saja aku sakit karena kelaparan."

Lagi-lagi aku kalah, mana mungkin aku membiarkan Lila sakit. Tapi aku masih belum banyak bicara. Sepanjang makan siang, aku hanya mendengarkan apa yang Lila katakan. Soal rencananya yang memintaku untuk jadi guru lesnya, terus dia bahas.

"Bagaimana, Nya? Kamu mau kan mengajariku. Ya, mau ya. Aku senang bisa belajar dari bareng kamu. Aku juga pengin lulus ujian universitas karena usahaku sendiri. Bukan karena bantuan Papah."

Perkataan Lila terdengar sungguh-sungguh. Apa aku terima saja yang tawarannya. Aku bisa mengambil waktu sorenya hari Senin sampai Rabu aku tidak ada pekerjaan di jam itu. Tapi aku sudah berjanji akan menjauhi Lila, apa kata orang itu kalau aku menerima tawaran Lila.

"Lil, kamu yakin mau aku mengajarimu, kamu bisa lohh membayar guru les yang bagus. Aku malu kalau sampai nanti nggak sesuai ekspektasi kamu, Lil." Ya, lebih baik aku coba bujuk dia lagi.

"Justru kalau belajar sama kamu, aku lebih mengerti. Kalau sama guru yang profesional aku malah mengantuk dan nggak menyimak dengan benar. Aku sudah membujuk Papah untuk mengijinkan kamu mengajariku, jangan sia-siakan usahaku ya. Mau ya ..."

"Papah kamu kasih ijin? Dia nggak ngelarang kamu buat deket-deket sama aku?"

"Iya, tadi pagi dia sudah kasih ijin. Ya, walaupun harus sedikit pakai pemaksaan. Hihihi ...."

Aku tebak Lila pasti menggunakan caranya yang aneh-aneh itu untuk membujuk papahnya. Bagaimana ini apa aku terima saja.

"Tapi aku hanya ada waktu di hari Senin sampai Rabu sore. Sisanya, kamu tau kan. Aku bekerja jadi pengantar makanan."

"Jadi kamu mau?" tanya Lila dengan wajah berbinar.

Aku mengangguk. Ya, tidak ada salahnya dicoba dulu. Kalau memang nantinya ada masalah aku akan segera berhenti.

"Yes!! Akhirnya. Terimakasih Fanya. Aku menyayangimu." Dia memelukku tiba-tiba di depan banyak orang.

"Ishh minggirlah! aku masih normal." Aku bercanda.

Aku tidak menyangka kalau reaksi Lila akan seperti itu.

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

tu nanti lama-kelamaan om duda jatuh cinta oleh pesonanya fanya 🤣🤣🤣

2023-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!