Bab 11

Aku cukup tercengang saat dia pasrah ketika aku menyuruhnya menjauhi putriku. Apa mungkin aku sudah salah sangka padanya. Walau bagaimanapun aku tetap tidak ingin putriku berteman dengan dia yang bekerja di dunia malam. Aku hanya takut putriku ikut terkena pengaruh buruk. Ya, aku rasa ini yang terbaik untuk Lila.

Sampai di rumahnya, aku menurunkan dia lalu langsung pergi tanpa berkata apapun. Sampai sekarang aku masih curiga kalau tujuan dia mendekati Lila itu tidak tulus.

Keesokan harinya.

Saat sedang sarapan bersama, Lila kembali membahas temannya. Dia tetap kekeuh meminta temannya itu  untuk menjadi guru lesnya. Selama ini permintaan apa saja selalu aku turuti tapi untuk permintaannya kali ini aku merasa berat untuk memutuskan.

"Pah ... boleh ya, please Pah. Aku mau Fanya jadi guru les ku. Aku janji akan rajin belajar untuk masuk universitas. Kalau Papah nggak mau mengijinkan, aku akan mogok makan dan mogok sekolah." Lila memohon padaku agar mengijinkannya. Sepertinya putri ku sudah terlanjur merasa nyaman pada temannya itu.

"Lila, dengarkan Papah nak. Kalau kau mau guru les, Papah bisa Carikan yang lebih baik dari dia. Lebih berpengalaman dan lulusan kampus terbaik. Yang pasti bisa membuat kamu lulus  ujian kelulusan dan universitas. Papah bisa dengan mudah mencarikan untukmu, ya."

"Enggak mau Pah. Memang kenapa dengan Fanya? Dia kan baik Pah, aku juga ingin membantu ekonomi keluarganya. Setidaknya kalau dia mengajar les, nanti dia bakal dapat bayaran. Aku kasihan melihatnya suka tertidur di kelas karena bekerja sampai larut malam," kata Lila dengan tulus. Dia memang memiliki hati yang sangat baik tapi kadang aku takut dia hanya dimanfaatkan orang karena kebaikannya.

"Kalau memang itu tujuanmu, papah bisa memberikan dia uang. Berapa? Lima puluh juta, seratus juta atau satu miliar?" kataku menawarkan.

"Pah!! Papah jahat sekali pada temanku. Dia bukan orang seperti itu Pah. Kalau dia memang mau, aku sudah sering menawarkan dia uang tapi dia menolak semua jenis bantuan uang dari siapapun. Dia lebih suka menghasilkan uang sendiri. Karena itu aku mau memberinya pekerjaan."

Apa benar yang dikatakan putriku, apa benar gadis itu orang yang seperti itu.

"Aku berangkat Pah, aku sarapan di sekolah saja. Papah ngeselin." Lila bangun dari kursinya karena kesal.

Aku menghela nafas panjang, sebenarnya aku tidak melarang dia mau menolong siapapun tapi masalah Lila pasti tidak tau kalau temannya itu bekerja di club malam kan dan sudah menjual dirinya demi uang.

Hah ... sepertinya akan susah membujuk Lila. Baiklah, aku akan membiarkannya mengajari putriku. Aku akan mengalah pada Lila, asal mereka tidak keluyuran saja. Belajar di rumah dan diawasi.

Aku menelpon Lila, paling tidak bisa kalau putriku ngambek.

"Hallo sayang, ini Papah," kataku pelan.

"Ada apa Pah." Dia bahkan menjawabnya dengan ketus.

"Papah mengijinkan temanmu untuk menjadi guru les," kataku.

"Benarkah? Papah serius kan?"

"Ya Papah serius, asal kalian belajarnya di rumah dan Papah juga akan mengawasi kalian."

"Iya Pah, aku janji. Terimakasih Pah, aku sayang Papah."

"Papah juga menyayangimu nak. Berhati-hatilah di jalan."

Aku senang karena putriku sudah kembali ceria. Tidak seperti tadi. Ya, aku akan memberi dia kesempatan. Biar aku lihat dia layak atau tidak untuk berteman dengan putriku.

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

fanya jangan mau jadi guru les, kamu kan udah di suruh jauhin lila

2023-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!