Bab 5

Di malam yang sunyi dan ditemani temaram lampu ibu kota yang berderet rapi di sepanjang jalan. Aku duduk dengan canggung disebuah mobil mewah yang aku tidak tau berapa harganya, membayangkan saja aku tidak sanggup. Mobil sport keluar terbaru ini terasa sangat nyaman ditumpangi sayangnya aku tidak bisa menikmati hal itu karena sekarang aku sedang berada di mobil papahnya Lila.

Hoho, pundakku lemas rasanya saat aku harus menaiki mobil ini. Ini  semua karena bus yang aku tunggu tidak kunjung datang. Lalu tiba-tiba saat aku sedang menunggu, mobil ini berhenti tepat di depan halte bus. Saat pemiliknya membuka kaca mobil, tentu saja aku terkejut. Dia tidak mengatakan apapun tapi sorot matanya yang sangat tajam jelas menyuruhku untuk masuk ke dalam mobil itu. Karena hari sudah semakin larut, dan tidak ada tanda-tanda bus akan lewat jadi aku tidak punya pilihan lain selain ikut dengan laki-laki itu.

Sepanjang perjalanan tanganku memegang sabuk pengaman dengan erat. Tentu aku sangat gugup, padahal laki-laki di sampingku tidak mengatakan apapun.

"Jadi katakan, apa maksudmu mendekati putriku?! Atau malam itu juga kau sengaja menawarkan diri karena sudah tau aku adalah ayah dari temanmu. Apa jangan-jangan kau sengaja mendekati putriku agar kau bisa dekat dengan ku juga!"

Tuduhan beruntun disematkan padaku tanpa mendengar penjelasan. Aku rasa menjelaskan juga percuma. Memang siapa yang akan percaya pada perempuan seperti ku yang bekerja di tempat hiburan malam.

"Terserah Om mau bilang apa. Tapi aku sungguh baru tau kalau Om adalah papahnya Lila. Kalau aku tau Om adalah papahnya Lila, aku nggak akan mau diajak ke rumah oleh Lila."

"Ciihhh, pintar sekali kau beralasan. Sebaiknya mulai sekarang jauhi putriku, atau uang yang aku berikan malam itu kurang jadi kau mencariku lagi.  Atau kau berniat menawarkanku untuk menghabiskan malam sekali lagi."

Darahku rasanya mendidih, ingin sekali menonjok wajah pria itu dengan tanganku.

"Terserah Om! Tapi asal Om tau, setelah melakukannya dengan Om malam itu. Aku nggak pernah melakukannya lagi dengan orang lain. Aku bukan seperti wanita malam yang suka menjajakan dirinya. Malam itu kalau nggak terpaksa, aku juga nggak mau."

Bagi laki-laki itu yang terlanjur memandang hina diriku pasti tidak akan percaya pada ucapanku. Tapi aku tidak peduli. Awalnya aku cukup berkesan padanya setelah menghabiskan malam bersama tapi mengetahui sifatnya yang seperti ini, aku jadi tidak suka. Berbeda sekali dengan malam itu. Walaupun dia dipengaruhi obat tapi masih memperlakukanku dengan baik. Tidak memaksakan kehendaknya padaku.

"Ok, aku minta maaf karena sudah menjebak Om malam itu. Aku sudah katakan kan alasannya. Aku memilih Om juga karena Om yang paling tampan di sana. Kalau ada yang lebih tampan dari Om, aku sudah pasti memilih yang lain. Seharusnya Om bersyukur karena sudah jadi lelaki yang pertama menyentuh tubuhku."

Laki-laki itu tidak menyahut apa yang aku katakan. Ok, kalau memang dia mau aku menjauhi Lila. Akan aku lakukan mulai sekarang.

Hah, semua karena malam itu. Awal pertemuan kita yang berjalan tidak begitu baik. Aku yang sudah meninggalkan kesan yang buruk di mata laki-laki itu. Aku mengerti kalau dia tidak ingin putrinya satu-satunya berteman dengan perempuan sepertiku.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

WHAAATT😱😱😱😱 OMG OMG OMG…

2023-06-15

0

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

aduh kirain ketemu di mana eeeh ini malah udah menghabiskan satu malam 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-04-29

0

Bayu Chandri

Bayu Chandri

mulai menariiik

2023-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!