CHAPTER 11

...***...

Topeng pemanis wajah.

Apakah orang zaman dahulu dan zaman sekarang telah menggunakan topeng pemanis wajah, untuk menutupi apa yang telah ia rasakan selama ini?. Tapi apa alasan ia melakukan lakukan itu?. Apa yang sedang ia ingin coba dengan melakukan itu semua?. Topeng pemanis wajah, kenapa kau menggunakan itu untuk menipu semua orang yang ada di sekitarmu?. Masalah hidup apa yang sedang kau rasakan?. Sehingga kau mampu menyembunyikan itu semua di balik topeng pemanis wajah itu?. Tapi keuntungan apa yang ia dapatkan dengan melakukan itu?. Apa yang sedang ia pikirkan ketika melakukan itu?. Simak dengan baik bagaimana kisah itu terjadi. Jangan sampai kau tertipu oleh penampilannya hanya karena dia menggunakan topeng pemanis wajah. Waspadalah terhadap orang-orang yang seperti itu, bisa jadi itu adalah senjata yang sangat mematikan untukmu suatu hari nanti.

...***...

Istana Kerajaan Mahamega Suci.

Mereka masih membahas masalah yang terjadi pada Senopati Gumelar Endang. Mereka tentunya sangat penasaran apa yang menyebabkan kematian Senopati terhormat yang dimiliki oleh kerajaan Mahamega Suci. Patih Arya Pasopati yang menjelaskan kepada mereka bagaimana yang ia lihat pada saat dia hendak mencabut belati hitam kegelapan itu.

"Ketika saya hendak mencabut belati itu, saya merasakan ada sebuah tarikan yang sangat luar biasa. Sehingga saya seperti berada di sebuah tempat yang sangat aneh. Hanya kegelapan yang ada di sana." Ia merasa gelisah dengan ucapannya itu.

"Lalu apa yang dinda patih lakukan untuk keluar dari kegelapan itu?."

"Pada saat itu ada sebuah gambaran tentang Senopati gumelar endang." Ia mengingat bagaimana pemandangan ia lihat tentang kejadian itu.

Kembali ke masa ketika ia melihat itu.

Gambaran itu memperlihatkan di sebuah tempat, lebih tepatnya sebuah desa yang tak jauh dari Kota Raja. Senopati Gumelar Endang terlihat sedang memeras beberapa rakyat yang berada di sana. Sepertinya pada saat itu ia sedang melakukan tugasnya sebagai seorang Senopati. Namun cara yang ia lakukan sangat tidak baik, dengan kekuasaan yang ia miliki yang menindas rakyat untuk memungut pajak.

"Keluarkan pajak kalian semua!." Teriaknya dengan suara yang sangat keras.

"Tapi gusti senopati, beberapa hari yang lalu kami telah dipungut pajak oleh dharmapati."

"Bener gusti senopati. Kami telah menyerahkan pajak sesuai dengan peraturan yang telah ada."

"Diam kau bodoh!." Ia menarik salah satu bapak-bapak yang ada di sana.

Tentunya mereka semua sangat ketakutan, mereka yang tidak memiliki kekuatan apapun, tentunya sangat takut dengan apa yang telah dilakukan oleh Senopati Gemular Endang.

"Karena itu hanya rakyat biasa!. Sudah sewajarnya kalian mengikuti apa yang telah kami berikan dan kami atur untuk kalian semua." Ia ada orang kuat bapak-bapak yang telah ya seret tadi. Hatinya sangat panas dengan apa yang telah mereka katakan padanya.

"Tapi meskipun begitu, tidak seharusnya gusti senopati memperlakukan kami seperti ini."

"Sebagai seseorang yang memiliki kekuasaan seharusnya gusti senopati melindungi kami. Bukan malah sebaliknya."

"Benar!. Harusnya gusti senopati melindungi kami bukan malah menyakiti kami!."

Mereka sepertinya mengajukan rasa tidak suka mereka, mereka berusaha untuk memberikan peringatan pada Senopati Gumelar Endang. Akan tetapi sepertinya sang Senopati tidak terima dengan apa yang telah mereka katakan. Dengan perasaan yang marah sangat luar biasa ia telah menyerang mereka semua. Dengan perasaan yang tidak manusiawi ia membunuh mereka semua untuk melampiaskan perasaan sakit hati yang telah ia rasakan pada saat itu.

Namun kejadian itu bukan hanya sekali saja, setiap ia memungut pajak di desa-desa selalu saja ada korban yang berjatuhan. Tentunya kejadian itu membuat beberapa pihak sangat ketakutan, terutama rakyat yang langsung dimintai pajak olehnya dengan cara yang sangat tidak manusiawi itu.

Kembali ke masa ini.

Mereka semua menyimak dengan baik apa yang telah dikatakan oleh Patih Arya Pasopati. Mereka sungguh sangat menyayangkan apa yang telah dilakukan oleh Senopati Gumelar Endang. Bahkan sang prabu sendiri sangat terkejut dengan apa yang telah ia dengar tentang masalah itu.

"Bagaimana mungkin aku tidak mengetahui apa yang telah dilakukan oleh senopatiku sendiri?."

"Maafkan saya kanda prabu. Sungguh saya baru mengetahui kejadian itu saat diperlihatkan oleh belati kegelapan itu."

"Lalu bagaimana dengan kalian semua?. Apakah kalian tidak mengetahui perannya buruk yang telah dilakukan oleh Senopati gumelar endang?."

Kali ini prabu Maharaja Ganendra Ardajita melemparkan pertanyaan itu kepada dharmapati dan Senopati yang hadir di sana. Tentunya ia sangat heran bagaimana mungkin semua pihak yang bekerja di istana termasuk dirinya tidak mengetahui kejadian itu?. Dharmapati dan Senopati yang mendapat pertanyaan dari sang prabu tentunya mereka memberikan jawaban yang sangat tidak diduga.

"Mohon ampun gusti prabu. Kami juga tidak mengetahui tentang apa yang telah dilakukan oleh senopati gemular endang."

"Itu benar gusti prabu. Karena selama ini ia sangat baik. Tidak memperlihatkan gelagat yang aneh pada kami semua. Bahkan ia bekerja dengan sangat baik ketika kami mengajaknya untuk melihat keadaan kerajaan ini Gusti prabu."

"Kami sangat terkejut ketika gusti patih menceritakan orang yang buruk yang telah dilakukan oleh Senopati gumelar endang. Karena selama ini kami hanya melihat ia bekerja dengan sangat baik dan peranannya juga sangat baik."

"Kami tidak melihat gelagat aneh yang telah ia tunjukkan. Sehingga kami beranggapan dia memang sangat baik terhadap siapapun juga. Bahkan pada saat itu saya melihat dia memberikan sumbangan kepada rakyat yang tidak mampu gusti prabu."

Sungguh itu adalah hal yang sangat berbeda dari apa yang telah terjadi. Karena mereka semua beranggapan bahwa Senopati Gumelar Endang adalah orang yang sangat baik. Sehingga rasanya tidak mungkin jika dia diincar oleh orang yang jahat. Tapi tidak mungkin seorang Patih berbohong dengan apa yang telah ia lihat.

"Ini sungguh sangat membingungkan sekali. Kalau begitu lakukan penyelidikan tentang apa yang telah terjadi." Perintah sang prabu. "Selidiki semua desa yang telah menerima perlakuan yang tidak baik dari Senopati gumelar endang." Sebagai seorang raja ia harus melakukan itu. "Aku tidak ingin ada kejahatan yang tersembunyi dari istana ini. Aku tidak ingin negeri ini berada di ujung ancaman kejahatan yang sangat mengerikan ini." Sang prabu hanya menginginkan kedamaian. "Segera lakukan penyelidikan. Supaya negeri ini kembali aman."

"Sandika gusti prabu."

Sebagai pegawai istana tentunya mereka akan melakukan apapun yang dikatakan oleh sang prabu. Tapi sepertinya dalam kasus ini tapi yang pemanis wajah telah melekat pada seorang Senopati, namun pada akhirnya ia terbunuh karena ia menggunakan topeng humanis wajah itu ke arah kejahatan. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!