Adorable Love
Indira Azzura Prasetya, gadis cantik berusia 23 tahun. Di usianya yang masih muda, ia sudah menjadi seorang dosen. Selain menjadi seorang dosen, Indira juga sudah menjadi seorang pengusaha muda di bidang kuliner.
Indira merupakan anak ketiga dari pasangan Zaid dan juga Adinda. Si bungsu yang cantik ini, memiliki sifat dingin dan tak banyak bicara, sama seperti sifat yang dimiliki sang ayah. Namun ia akan menjadi pribadi yang hangat saat bersama dengan keluarga dan orang terdekatnya.
Selama ini, keluarga tidak pernah mengetahui jika Indira dekat dengan seorang pria. Oleh karena itu, Adinda dan Zaid merasa khawatir dengan anak bungsunya itu.
" Pagi, bunda... " sapa Indira saat melihat sang ibu tengah menyiapkan sarapan di meja makan.
" Pagi sayang... Hari ini ngajar ? " tanya Adinda saat melihat sang putri bungsu kini duduk di depan meja makan.
Indira menggelengkan kepalanya.
" Hari ini, Indira gak ada jadwal ngajar. Paling siangan mau lihat resto. Bunda mau ikut gak ? " tanya Indira.
" Bunda minta ijin sama ayah dulu ya... "
" Mau minta ijin apa sih ? " tanya Zaid yang tiba-tiba sudah berada diantara mereka.
" Ini lho Mas... Dira ngajakin Bunda ikut ngecek ke resto, mumpung lagi gak ada jadwal ngajar " jawab Adinda.
" Ya udah, gak apa-apa kalau mau pergi. Sekalian aja ayah juga ikut. Nanti malam kita nginep aja di vila, kan deket tuh sama restonya Dira. Lagian sekalian ayah ada undangan resepsi deket vila. Jadi kita semua datang kesana " seru Zaid.
" Oh... Resepsinya anak Pak Khairul itu ya, Mas ?" tanya Adinda.
" Iya, sayang " jawab Zaid.
" Dira gak mau ikut ah, palingan nanti jadi ajang pencarian jodoh. Biasanya juga kan gitu... " ucap Indira sambil merengut.
" Ish... Dira. Anaknya Pak Khairul itu kan temen kamu SMA, masa gak datang " sahut Zaid.
" Oh, Andra ya Mas ! Yang pernah ngejar-ngejar Dira itu ya ? Oalah... Akhirnya nikah juga dia, Bunda kira mau terus nungguin Dira " ucap Adinda sambil terkekeh.
" Iih... Bunda mah malah ngingetin sih... Males banget " celetuk Indira mengerucutkan bibirnya.
" Lho kenapa ? Nyesel ditinggal nikah si Andra ? " goda Zaid.
" Dih, ngapain nyesel. Yang ada tuh Dira bersyukur banget dia berhasil nikah juga. Gak melulu ngejar Dira " jawab Indira asal.
" Udah... Udah... Sekarang sarapan dulu ! Nanti malam kita semua berangkat kesana. Lagian kalau udah diundang ya harus datang. Itu namanya kita menghormati dan menghargai mereka " tukas Adinda.
Siang harinya, Indira bersama kedua orang tuanya mengunjungi restoran. Indira melihat perkembangan restoran yang didirikan oleh sang ibu dan kini pengelolaannya dipercayakan kepadanya.
Setelah menjambangi restoran, mereka menuju vila untuk beristirahat sebelum nanti malam mereka menghadiri undangan resepsi pernikahan.
Adinda dan Indira telah siap dengan mengenakan tunik kebaya berwarna biru. Sementara Zaid memakai batik berwarna biru yang senada dengan kebaya Adinda dan Indira. Ketiganya kini telah memasuki ruang resepsi.
Zaid menggandeng tangan sang istri dengan mesranya. Sementara Indira berjalan di belakang mereka. Setelah naik ke panggung dan memberi ucapan selamat kepada pengantin, mereka pun menikmati hidangan yang ada.
" Wah rupanya ada Pak Zaid. Apa kabar pak ? " ucap seorang kerabat menyapa Zaid yang tengah berdiri bersama Adinda.
" Lho... Pak Surya disini juga. Alhamdulillah, baik Pak... Kabar Bapak gimana ? Kayaknya baik juga nih " sahut Zaid sambil menjabat tangan rekannya itu.
" Alhamdulillah baik, Pak. Bapak nih tambah mesra aja sama ibu. Bikin saya iri lho... " candanya.
" Gak usah ngiri pak... Nganan aja barangkali ada yang nyantol " seloroh Zaid sambil terkekeh.
" Wah, Pak Zaid ini bisa aja. Mendingan saya cantolin jodoh buat anak saya saja. Biar cepet dapet cucu " sahutnya sambil tertawa.
" Betul itu, saya juga lagi cari jodoh buat anak saya itu " tunjuk Zaid pada Indira yang tengah mengambil makanan.
" Oh, itu anak bungsunya Pak Zaid... Kira-kira kalau jadi menantu saya mau gak ya ? " tanyanya terdengar serius tapi santai.
" Memangnya anak Pak Surya mau sama anak saya ? " tanya Zaid balik setengah bergurau.
" Kalau lihat anak Pak Zaid itu, memangnya siapa yang bisa nolak... " ucap Pak Surya dengan senyuman.
" Tapi, itu kan hanya keinginan kita saja. Kalau anak-anak itu punya maunya sendiri. Jadi biar mereka yang menentukan pilihannya " tambah Pak Surya bijak.
Sementara itu, Indira yang kini membawa minuman tak sengaja menabrak seorang pria hingga menyebabkan minumannya mengotori pakaian pria tersebut.
" Eh, maaf... " ucap Indira sambil mendongak melihat pria yang ditabraknya. Indira melebarkan matanya melihat pria yang kini tersenyum sambil menatapnya.
" Galang... "
" Indira... ? Hah, emang dasar kita tuh jodoh ya ! " ucapnya sambil tersenyum manis.
Indira tersenyum sinis.
" Dih, memangnya siapa yang mau berjodoh sama kamu. Gak udah kepedean deh ! " sahut Indira ketus.
" Aku tuh gak kepedean... Dulu kan kamu sendiri yang bilang, kalau kita bisa ketemu lagi setelah berpisah berarti kita ini jodoh " tukasnya enteng.
" Gak usah ngehalu " timpal Indira lalu melangkahkan kakinya menjauhi Galang.
Namun pria tersebut justru mengikuti kemana Indira melangkah membuat Indira merasa jengah.
" Kamu ngapain sih, ngikutin terus ? " kesal Indira.
" Siapa yang ngikutin ? Orang aku juga mau ke sini. Ini berarti kita tuh udah sehati... " sahutnya.
Indira memutar bola matanya kesal. Entah mengapa ia harus dipertemukan kembali dengan pria di hadapannya ini. Pria yang paling dihindarinya saat masih sekolah dulu. Pria tengil yang tak punya urat malu, yang selalu terang-terangan menyatakan cintanya kendati Indira selalu menolaknya.
Indira mengusap wajahnya, setidaknya pikirannya harus lebih waras dan dewasa ketimbang dulu saat dirinya masih remaja.
Tanpa memedulikan Galang yang kini mulai mengekorinya, Indira mengantri untuk mengambil makanan. Namun saat sedang mengantri tanpa sengaja Indira terdorong sehingga membuatnya hampir terjatuh jika saja Galang tidak menahan tubuh Indira.
" Eh, maaf ya Neng... ! Untung aja pacarnya sigap jagain " ucap seorang ibu yang tak sengaja mendorong Indira.
" Iya... Saya memang selalu siap jagain dia, Bu " celetuk Galang menimpali ucapan ibu tersebut.
" Waduh, Neng... Beruntung banget sih, punya pacar udah cakep, perhatian lagi... Ibu doain semoga kalian cepet menikah dan jadi keluarga samawa ya " tambah ibu tersebut.
" Aamiin " ucap Galang sambil mengangkat lalu mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajahnya.
Ibu tadi pun segera meninggalkan Galang dan Indira.
Indira menatap Galang dengan kesal. Entah mengapa, jika bertemu dengan Galang seolah membuat dunianya berantakan dan membuatnya selalu emosi. Ada saja tingkah Galang yang membuatnya kesal padahal Indira menyadari jika Galang tak selalu salah. Tetapi sikap dan tingkah Galang yang slengean, tengil dan super percaya diri membuat Indira menjadi ilfeel dan tak ingin berurusan dengan pria tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Elisabet Sembiring
semoga seru, seperti cerita sebelumnya
2023-09-28
1
Salma Suku
Hadir lagi thor....
2023-09-27
1
Jumadin Adin
ini lanjutan kapten zaid ya
2023-05-22
1