AL 18

" Teh... Teh Dira gak apa-apa ? " tanya Siti khawatir karena Indira justru melamun.

" Eh, gak apa-apa kok " Indira tersenyum simpul.

" Teh Dira, kerjaan sehari-harinya apa ? " tanya Siti sambil mengambil Aisyah dari tangan Indira.

" Em... Saya jadi dosen "

" Wah, Masyaa Alloh hebat pisan Teh Dira. Berarti bisa atuh ya ikut ngajar disini " ucap Siti dengan mata berbinar.

" Boleh aja, tapi paling gak sering ! Soalnya akses jalan kesini... " Indira menghentikan ucapannya.

" Tebih pisan nya Teh (jauh banget ya Kak)... " potong Siti.

Indira mengangguk.

" Tapi mudah-mudahan bantuan dari Pak Surya sama A Galang bisa bangun akses ke desa ini ya Teh..Yah minimal akses jalannya bisa lebih deket gak perlu muter jauh " ucap Siti dengan logat sundanya.

" Oh iya, Sit... Akses jalannya selain lewat jembatan gantung, bisa lewat mana lagi ? Itu mobil bak bisa masuk sini " selidik Indira menunjuk mobil bak terbuka.

" Pami lewat jembatan gantung mah langkung enggal, Teh. (Kalau lewat jembatan gantung lebih cepet, Kak). Tapi kedah naek motor atanapi mapah (tapi harus naik motor atau jalan kaki) " jelas Siti.

" Pami mobil kol bak mah, lewat jalan desa tapi jalanna awon. Teras muter tebih, jarakna tiasa 3 kali lipetna " (Kalau mobil bak terbuka, lewat jalan desa tapi jalannya jelek. Lalu muter jauh, jaraknya bisa 3 kali lipatnya).

Tambah Siti lagi.

" Pantesan tadi Galang ngajakin lewat jembatan " gumam Indira.

" Tadi Teh Dira sama A Galang lewat jembatan ? Ati-ati Teh... Kalau musim hujan mah suka ada longsor " tambah Siti lagi.

" Oh... Gitu ya... Berarti nanti kalau pulang lewat jalan desa aja ya ! " ucap Indira.

" Emangnya Teh Dira sama A Galang mau pulang ? Ini udah sore Teh, sampai ke desa sebelah bisa malam, mana penerangan jalannya gak ada. Palaur Teh (beresiko Kak) " sahut Siti.

" Meningan Teh Dira sareng A Galang, mondok didieu. Enjing, enjing-enjing nembe uih (Lebih baik Kak Dira dan Kak Galang, menginap disini. Besok, pagi-pagi baru pulang) ! " timpal Siti.

" Hah... ? Tapi, saya gak bawa baju ganti... Galang juga engga " sanggah Indira.

" Gampil Teh ! (Gampang Kak !). Teteh nambut acuk Siti weh, A Galang nambut acuk Kang Arif ( Kakak pinjem baju Siti, Kak Galang pinjem baju Kang Arif) " sahut Siti.

" Kumaha Teh ? Teteh kan tiasa ningal kaayaan desa didieu (Gimana Kak ? Kakak bisa melihat keadaan desa disini) " tambah Siti lagi.

Indira nampak berpikir. Disaat yang sama, Galang menghampiri Indira.

" Sholehahku sayang... Mau pulang sekarang ? "

tanya Galang menghampiri Indira.

" Lewat mana ? " tanya Indira.

" Lewat jalan yang tadi lagi biar cepet... " jawab Galang enteng.

" Kalau hujan gimana ? " tanya Indira lagi.

" Ya basah kalau hujan " jawab Galang asal.

Indira mengerucutkan bibirnya.

" Ieu kunaon Sit ? " ( Ini kenapa Sit )

Galang melirik ke arah Siti.

" Tadi Siti minta Teh Dira supaya nginep disini A. Lagian ini kan udah lewat ashar, atuh nanti kemaleman di jalan A. Palaur ! " jelas Siti.

" Emangnya kamu mau nginep disini ? " tanya Galang lagi.

" Daripada kemaleman... " jawab Indira.

" Ya udah kalau itu mau kamu " ucap Galang setuju.

" Siti... Tolong kasih tahu, Bapak sama Arif. Kalau A Galang sama Teh Indira mau nginep disini. Di ruangan deket mushola aja !" seru Galang.

" Siap A ! " ucap Siti lalu bergegas masuk untuk memberi tahu ayah dan suaminya.

" Kamu jangan jauh-jauh dari aku lho ! " seru Galang kemudian.

" Emangnya kenapa ? " tanya Indira.

" Disini tuh kalau malem-malem suka banyak suara-suara aneh gitu " jawab Galang.

Indira sedikit merasa khawatir mendengar hal itu.

" Tapi kalau deket aku sih aman, apalagi sambil meluk kayak gini ! " ucap Galang lalu memeluk sang istri dengan erat.

" Iih... Galang ! Kebiasaan ya ! " gerutu Indira.

" Bang Galang, Dira sayang... Abang Galang, jangan lupa ! " ucap Galang sambil mengecup pipi Indira.

" Aduh euy... ! Aduuh... Aa Galang... " ucap anak-anak yang ternyata melihat perbuatan Galang pada Indira.

Wajah Indira merona karena malu, sementara Galang cengengesan.

" Heis... Atos bubar barudak ! Tong ngaganggu A Galang sareng Teh Dira. Sok geura baralik, geus burit ! " (Heis... Sudah anak-anak ! Jangan mengganggu Kak Galang dan Kak Dira. Cepat pulang, sudah sore) seru Pak Aceng, ayah dari Siti dan Arif.

" Enya, sok geura marandi ! Tos magrib urang ngaos di mesjid. Engke A Galang sareng Teh Dira bade ngawuruk di mesjid (Iya, cepetan mandi ! Sesudah magrib kita mengaji di mesjid. Nanti Kak Galang dan Kak Dira mau mengajar di mesjid) " seru Galang.

" Asiik... Tapi hoyong diajar ku teh Dira ah. Ku nu geulis. Bosen ku A Galang mah " gurau seorang anak.

" Nya sok wae lah ! Asal bener weh diajarna ( Sok aja ! Asal betul belajarnya) " sahut Galang.

Anak-anak itu pun segera membubarkan diri.

" Kamu juga mandi dulu ! Kotor gitu baju kamu, mana bau keringet lagi ! " titah Indira.

" Iya, istriku sayang ! Perhatian sekali sih kamu... Tambah sayang deh " sahut Galang mengedipkan sebelah matanya lalu berjalan menuju kamar mandi di dekat mushola.

Indira pun segera masuk ke dalam rumah Pak Aceng untuk menemui Siti dan meminjam pakaian ganti.

Keduanya kini telah selesai mandi dan bersiap untuk sholat di mushola.

Selepas sholat maghrib berjamaah, seperti janji yang dibuat oleh Galang pada anak-anak tadi, mereka mengajar mengaji di madrasah menemani Arif dan Siti.

Berdasarkan cerita Siti, Galang sejak jaman sekolah dulu mengajar mengaji dan baca tulis di desa ini. Arif dan Siti adalah salah satu dari murid Galang saat itu. Pak Surya kemudian membiayai pendidikan Arif dan Siti dengan harapan mereka dapat menggantikan Galang mengajari anak-anak ketika Galang fokus kuliah, meskipun terkadang Galang datang berkunjung.

Anak-anak tampak antusias dan semangat saat Indira mengajari mereka. Melihat potensi dan semangat mereka dalam belajar, membuat Indira bertekad untuk membantu sang suami dan mertuanya dalam memberikan fasilitas pendidikan di desa ini. Dan Indira akan memulainya dengan cara mendonasikan sebagian keuntungan restorannya untuk perbaikan akses dan fasilitas desa.

Setelah selesai mengajar dan sholat isya berjamaah, kini Galang dan Indira menempati sebuah ruangan yang baru saja selesai dibangun yang akan digunakan sebagai kantor madrasah. Bau cat masih bisa tercium kendati ruangan telah dipasangi obat nyamuk yang menebarkan aroma khas. Sebuah surpet berukuran 180 x 200 telah terpasang di atas lantai yang telah dialasi tikar. Lengkap dengan 2 buah bantal dan sebuah selimut.

Lampu penerangan sebesar 10 watt turut menghangatkan suasana malam bagi pasangan pengantin baru itu, meski dalam kondisi yang minim fasilitas.

Galang segera berbaring di atas surpet, sementara sang istri masih dalam posisi duduk sambil mengamati sekeliling ruangan.

" Tidur sayang... ! " seru Galang sambil menarik tubuh sang istri agar berbaring di sampingnya.

Indira membaringkan tubuhnya, terlentang dengan sebelah tangannya menutupi matanya. Indira bergerak miring ke kanan dan ke kiri, membuat Galang mengerti jika sang istri merasa tidak nyaman.

" Kenapa ? Kamu ngerasa gak nyaman ? " tanya Galang sambil mengangkat kepalanya dengan bertumpu pada tangannya. Ia menatap lekat Indira.

" Memangnya kamu nyaman ? " tanya Indira membalas tatapan Galang.

" Asalkan berdua sama kamu, aku sih fine, fine aja " jawab Galang.

" Mulai deh ngegombal ! " cebik Indira.

" Ih, beneran...! Sini kamu tidurnya balik ke arah kanan " seru Galang.

Tanpa bertanya Indira mengikuti arahan Galang. Galang mengambil selimut lalu menutupi tubuhnya dan Indira. Setelahnya, Galang memeluk Indira dari arah belakang.

" Ih, Galang... ! " kesal Indira berusaha lepas dari pelukan Galang.

" Sstt... Udah diem aja, sayang ! Gak usah protes... Aku jamin kamu bakalan nyaman dan tidur nyenyak ! Selamat tidur sayang... ! Jangan lupa baca doa dulu " ucap Galang lalu mencium pipi Indira.

Galang mengeratkan pelukannya, Indira tak lagi bisa menolak. Justru ia merasa begitu nyaman dan akhirnya bisa tertidur dengan nyenyak dalam pelukan Galang.

Terpopuler

Comments

StAr 1086

StAr 1086

semangat....

2023-02-27

2

Ade Ayu

Ade Ayu

mulai luluhkan bang galang.....
😍😍😍😍😍

2023-02-25

1

Ouren Selvi Marpaung

Ouren Selvi Marpaung

makasih torr up lag dong

2022-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!