AL 5

Adinda menyusul sang suami yang tak kunjung turun untuk sarapan. Baru saja membuka pintu kamar, Adinda terkejut mendapati Zaid yang sudah terbaring di lantai.

Adinda berteriak memanggil Mang Ujang, penjaga Vila milik Zaid dan menyuruhnya membawa Zaid ke dalam mobil. Adinda segera membawa sang suami menuju rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan pertama.

Adinda menunggu sang suami dengan setia di sisi Zaid. Ia tak berniat meninggalkan suaminya yang kini terbaring belum sadarkan diri. Adinda menggenggam tangan Zaid lalu menciuminya.

" Bangun Mas... Mas gak boleh tinggalin Dinda sekarang ! " ucap Adinda lirih sambil menatap sang suami.

" Bunda... " panggil Evan saat memasuki ruang rawat sang ayah.

Evan segera menuju rumah sakit tempat sang ayah dirawat setelah dikabari oleh sang ibu.

Evan mendekati sang ibu lalu mengelus punggung wanita yang telah melahirkannya itu.

" Ayah kenapa, Bunda ? " tanya Evan sambil melihat sang ayah yang terbaring lemah.

" Dokter bilang, ayah kena serangan jantung " Adinda menjawab dengan lirih.

Evan cukup kaget mendengar pernyataan sang ibu. Selama ini ayahnya selalu menerapkan pola hidup sehat. Bisa-bisanya ia kecolongan tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh sang ayah padahal ia sendiri seorang dokter.

Evan menghembus nafasnya lalu beranjak memeriksa sang ayah.

" Bunda takut, ayah akan meninggalkan kita... " ucap Adinda, kini air matanya 0mulai membasahi pipinya.

" Bunda gak bisa hidup tanpa ayah " ucap Adinda lagi kini menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Melihat sang ibu yang begitu terpukul, membuat Evan segera menghampiri Adinda lalu memeluk sang ibu dengan erat.

" Ayah akan baik-baik saja, Bunda... Bunda harus yakin. Kita berdoa saja supaya Ayah diberikan kesembuhan... " Evan berusaha menenangkan sang ibu.

Adinda menyeka air matanya, kemudian berusaha mengatur nafasnya.

" Semalam, ayah mengatakan banyak hal. Ayah ingin menjodohkan Indira karena khawatir tak lagi mampu menjaganya. Ayah juga mengatakan perpisahan dan kematian... Bunda takut Evan... " ucap Adinda terbata.

Evan kembali memeluk sang ibu yang menangis begitu pilu. Tanpa mereka ketahui, Indira mengintip dari balik pintu. Indira segera pergi dari kampus begitu mendapat kabar bahwa sang ayah masuk rumah sakit dari Evan.

Indira merasa sangat bersalah, ia juga menyesal telah mengatakan hal yang mungkin menyebabkan sang ayah sakit.

Setelah sang ibu lebih tenang, Evan kemudian pamit untuk menemui dokter yang menangani sang ayah. Ia juga berupaya untuk memindahkan perawatan sang ayah ke rumah sakit tempat ia bertugas.

Evan keluar dari ruangan sang ayah dan menemukan Indira tengah duduk di depan ruang rawat.

" Dira ? Sejak kapan kamu disini ? Kenapa gak masuk ? " tanya Evan lantas duduk di sebelah sang adik yang tertunduk lesu.

" Abang, gimana keadaan ayah ? Ayah baik-baik aja kan ? " tanya Indira khawatir.

" Semoga baik-baik saja. Kamu masuklah dulu, Abang mau ketemu dokter dulu. Temenin Bunda di dalam ! " seru Evan.

" Ini salah Dira, Bang... Dira yang udah bikin ayah sakit " ucap Indira sambil terisak.

" Kenapa bisa begitu hem ? " tanya Evan lembut sambil meraih wajah sang adik yang kini sudah berurai air mata.

" Dira menolak perjodohan yang ayah minta, malahan Dira juga bilang kalau Dira baru akan terima kalau ayah sudah gak ada lagi... Abang, Dira gak bermaksud begitu... Dira gak mau ayah kenapa-kenapa " ucap Indira membenamkan wajahnya di dada sang kakak.

Evan mengelus kepala Indira dengan lembut. Lalu menepuk-nepuk pundaknya.

" Sudah... Sekarang kita berdoa saja ya, semoga Ayah cepat sadar. Dira masuk, temenin Bunda gih ! Bang Evan mau ketemu dokter dulu " titah Evan.

Indira mengangguk lalu menghapus sisa air matanya. Ia pun segera masuk ke dalam ruang perawatan sang ayah.

Klek... Pintu ruangan dibuka perlahan oleh Indira. Sebelumnya ia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dan menghembusnya perlahan.

Adinda menoleh lalu tersenyum melihat sang putri kesayangan datang.

" Bunda... " panggil Indira dengan suara tertahan lalu menghambur memeluk sang ibu yang dengan setia menunggui raga sang ayah yang masih terbaring tak sadarkan diri.

Adinda memeluk putri bungsunya itu dengan rasa sedih yang mendalam.

" Maafin Dira, Bunda ! Gara-gara Dira, ayah jadi sakit begini " ucap Indira yang kini terisak kembali menumpahkan segala penyesalannya.

" Sudah... Ini bukan salah Dira. Jangan menyalahkan diri sendiri seperti ini. Ini semua sudah ketetapan Alloh " sahut Adinda sambil mengelus punggung Indira.

Indira beralih melihat sang ayah yang masih belum sadarkan diri. Dilihatnya raga sang ayah yang begitu lemah dan pucat. Selang oksigen yang menempel di hidungnya, selang infus di tangan kanannya bahkan tubuhnya dipasangi alat pendeteksi denyut jantung. Indira pun khawatir jika kemungkinan usia sang ayah tak lama lagi.

" Ayah... Maafin Dira ! " bisik Indira di telinga Zaid. Indira mengusap wajah sang ayah.

" Ayah... Dira janji akan melakukan apapun keinginan ayah asalkan ayah sembuh. Bangun Yah, Dira mohon... Jangan tinggalin Dira sama Bunda. Kami masih membutuhkan ayah... " ucap Indira lirih begitu menyentuh hati Adinda.

Adinda pun kini kembali meneteskan air matanya saat melihat sang putri yang begitu sedih.

" Sabar ya sayang ! Ayah pasti sembuh, ayah akan segera bangun. Kita doain ayah sama-sama ya ! " ucap Adinda mencoba untuk kuat kendati jiwanya terasa begitu hancur melihat keadaan sang suami.

Pintu kemudian terbuka, derap langkah kaki terdengar mendekati Adinda, Indira dan juga Zaid.

" Bunda... Evan sudah bicara dengan dokter, sekarang kita bisa pindahin ayah ke rumah sakit tempat Evan kerja. Evan sudah urus semua administrasinya " ucap Evan yang terlihat diikuti beberapa orang perawat.

Adinda menghapus air matanya lalu membawa Indira untuk menjauh dari Zaid karena para perawat akan segera membawa Zaid ke ambulan.

" Bunda temenin ayah di ambulan saja. Tolong bilang sama Mang Ujang untuk mengantarkan mobil ke rumah " ucap Adinda pada Indira yang langsung diangguki oleh Indira.

Adinda pun segera masuk ke dalam ambulan menemani Zaid, sementara Evan dan Indira menggunakan mobilnya masing-masing setelah sebelumnya meminta Mang Ujang untuk mengantarkan mobil ke rumah.

Kini mereka semua telah berada di rumah sakit tempat Evan bertugas. Zaid mendapatkan pelayanan medis terbaik. Bagas pun kini sudah berada bersama mereka. Ia segera datang setelah mendapatkan kabar dari sang kakak.

Bagas bertanya banyak hal kepada sang ibu, ia merasa heran bagaimana mungkin sang ayah yang selalu terlihat sehat justru terkena serangan jantung. Dan Indira semakin merasa bersalah dan menganggap dirinyalah penyebab sang ayah mengalami serangan jantung.

Indira keluar dari ruang rawat sang ayah dengan rasa penyesalan dalam benaknya. Ia berjalan menuju taman dan duduk seorang diri. Jika saja ia menuruti keinginan sang ayah tentu saja hal ini tidak akan pernah terjadi...

Indira menyeka air matanya yang senantiasa luruh saat mengingat ucapannya pada sang ayah yang menyatakan akan menuruti keinginannya jika sang ayah telah tiada. Sungguh Indira tak pernah bersungguh-sunguh dengan ucapannya. Bagaimanapun ia menginginkan sang ayah menyaksikan kebahagiaannya bersama keluarganya nanti.

Seseorang meraih tangan Indira dan memberikan sapu tangan di genggaman tangan Indira hingga Indira mengangkat wajahnya.

" Kalau mau nangis bombay gini, harusnya bawa tissue. Sayangnya, aku cuma punya sapu tangan doang. Kalau masih kurang, dada aku masih siap buat nampung tangisan kamu... "

Eya...Eya... Kira-kira siapa ya ? 🤔🤔

Evan, Bagas ataukah Galang ??

Tungguin lanjutannya ya, dukungannya jangan lupa 😉🤗

Terpopuler

Comments

Euis Yohana

Euis Yohana

Galang ,,deh kayaknya😁

2023-05-23

1

Jumadin Adin

Jumadin Adin

di lihat dari omongannya sptnya galang

2023-05-22

1

Lidia Andiani

Lidia Andiani

makanya hati2 dgn ucapan krn ucapan terkadang menjadi doa

2023-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!