AL 2

Indira melangkahkan kakinya menjauhi Galang, sayangnya pria itu seolah tak ingin kehilangan jejak Indira. Dia selalu membayangi Indira, membuat gadis cantik itu kesal sendiri.

" Ih, kamu ngapain sih dari tadi ngikutin terus ! " kesal Indira.

" Wah, ternyata kamu perhatian juga ya sama aku. Sampai-sampai tahu kalau aku ngikutin kamu " seloroh Galang sambil terkekeh.

" Gak lucu tahu ! " sentak Indira kesal.

" Lah emang aku bukan pelawak kok, jadi mana bisa lucu " sahut Galang santai.

Indira hanya berdecak, ia malas menyahuti ucapan Galang yang sudah pasti akan berlangsung panjang dan lama.

Indira tak mempedulikan Galang yang terus menatapinya dengan tatapan penuh cinta.

" Lama gak ketemu, kamu tambah cantik deh Ra. Aku tambah cinta nih kayaknya sama kamu " ucap Galang setengah berbisik di telinga Indira.

Reflek Indira menggeser badannya menjauhi Galang, namun pria itu malah ikut bergeser mendekati Indira.

Aduh, nih orang lama gak ketemu kirain udah insyaf... Eh taunya malah tambah gesrek

Gerutu Indira dalam hati.

" Ra, kamu mau jadi istri aku gak ? " tanya Galang tiba-tiba yang langsung membuat Indira membelalakkan matanya menatap Galang.

" Hah ? Jadi pacar kamu aja gak mau. Apalagi jadi istri. Jangan ngarep deh ! " sewot Indira.

" Ya, ngarep lah Ra... Dari dulu yang aku harapin tuh bisa jadi imamnya kamu " Galang membalas dengan santai.

" Ya ampun, Galang... Dari dulu sampai sekarang tuh masih belum bisa move on ? Tuh lihat si Andra, bisa ketemu jodohnya juga kan sekarang. Jadi, jangan berharap yang enggak mungkin terjadi deh " timpal Indira sambil melangkahkan kaki menjauh dari Galang.

" Aku juga udah ketemu jodoh, Dira. Jodoh aku itu kamu !! " ucap Galang dengan yakin. Ia melangkahkan kakinya berjalan di samping Indira.

" Sok tahu kamu ! " sanggah Indira tanpa melihat Galang.

" Tahu dong, karena Tuhan sendiri yang ngasih tahu kalau kamu itu jodohku ! " jawab Galang percaya diri.

Indira malas meladeni Galang, dia terus berjalan menjauh tanpa menoleh.

Galang tersenyum samar, kali ini ia tidak akan membiarkan gadis yang dicintainya itu menjauh lagi.

Indira... Cukup 5 tahun ini aku membiarkanmu menjauh. Saat ini dan seterusnya, aku akan berusaha untuk mendapatkan hatimu...

Galang mengalihkan pandangannya dari Indira, gadis yang telah lama berada di lubuk hatinya. Sejak masa putih abu bersama.

Banyak hal yang ia lakukan untuk mendapatkan perhatian dari Indira namun gadis itu seolah tak peduli bahkan menolak cintanya berkali-kali.

Sampai akhirnya mereka berpisah saat lulus SMA dan meneruskan pendidikan mereka di tempat yang berbeda pula.

Saat itu, tak banyak yang bisa Galang lakukan untuk mengejar Indira. Ia hanya fokus pada pendidikannya dan akhirnya ia dinyatakan lulus dengan nilai yang sangat baik.

Tak berbeda dengan Galang. Indira pun sangat fokus pada pendidikannya. Bagi Indira tak ada waktu untuk melayani para pemuda yang mengejar cintanya, termasuk Andra.

Andra merupakan teman SMA yang juga merupakan teman sekampusnya. Andra mengejar cinta Indira, namun penolakan demi penolakan yang diberikan oleh Indira membuat Andra mengambil langkah untuk mundur dari pengejaran cinta Indira.

Galang saat ini memutar haluan untuk mengantri di stand makanan. Dan ia telah berhasil mendapatkan zupa-zupa sup setelah berjuang cukup lama dalam antrian.

Belum sempat ia merasakan makanan yang ada di tangannya, seorang anak menangis karena sang ibu tidak berhasil mendapatkan zupa-zupa sup. Melihat itu, Galang segera memberikan miliknya kepada anak yang menangis itu.

Adinda yang berada di dekat Galang melihat hal itu dan dia begitu tersentuh melihat kebaikan Galang. Galang tak hanya memberikan sup miliknya, namun ia juga mengambilkan es krim untuk menghibur anak yang menangis tersebut. Bahkan Galang juga berhasil membuat anak itu berhenti menangis dan kini malah asyik tertawa bersama Galang.

Kalau aja, Indira bisa dapat suami seperti anak ini. Rasa-rasanya aku dan Mas Zaid bisa tenang.

Batin Adinda.

Adinda segera berlalu setelah melihat Zaid melambaikan tangan memanggilnya.

Zaid masih bersama Pak Surya, rupanya mereka meneruskan obrolan mengenai perjodohan anak-anak mereka.

" Sayang... Mas sama Pak Surya punya rencana untuk menjodohkan Indira dengan anaknya Pak Surya ini. Ternyata Indira udah kenal sama Galang " ucap Zaid saat Adinda sudah berada di tengah mereka berdua.

" Galang ? " tanya Adinda.

" Iya, Galang itu anaknya Pak Surya. Tadi Mas sama Pak Surya sempat lihat kedekatan Indira dan Galang " jawab Zaid antusias.

Adinda menarik tangan Zaid agar sedikit menjauh.

" Mas yakin mau jodohin Dira ? Mas kan tahu sendiri gimana sifatnya Dira. Dira itu paling gak mau dipaksa... " ucap Adinda berbisik.

" Iya, sama kayak kamu dulu. Gak suka dipaksa tapi akhirnya mau nikah juga kan sama Mas " kilah Zaid mengenang kisah cinta mereka dulu.

" Ih... Mas ini... ! " cebik Adinda mencubit perutsang suami.

" Mas ngerti kamu khawatir, tapi Mas yakin kalau anak Pak Surya itu anak yang baik. Mas kenal betul siapa Pak Surya. Beliau mendidik anak dengan akhlak yang baik " Zaid menenangkan sang istri.

" Udah, kamu gak usah khawatir. Nanti kamu kenalan dulu sama anaknya. Mas yakin kalau kamu suka sama anaknya itu " tambah Zaid kemudian.

Mereka kembali menghampiri Pak Surya yang kini telah bersama dengan sang anak. Adinda sedikit kaget melihat siapa yang berdiri di samping Pak Surya.

" Ah iya, Bu Dinda... Ini Galang, anak saya satu-satunya " ucap Pak Surya sambil menunjuk Galang yang memasang raut wajah ramah.

" Malam, Tante... Om... Saya Galang " sebut Galang lalu menyalami Adinda dan juga Zaid.

" Ah iya... Selamat malam, Galang " sahut Adinda menyambut uluran tangan Galang sambil mengamati pemuda itu.

" Galang ini, pemuda yang anti main stream sayang. Disaat pemuda lain berlomba untuk mendapat pendidikan di bidang yang sedang berkembang saat ini, justru Galang memilih menempuh pendidikan di jurusan pertanian " tutur Zaid dengan kagum.

" Ah, Om itu terlalu melebihkan. Saya hanya ingin mengembangkan lahan pertanian yang dimiliki Papa aja kok Om... Jadi Papa gak usah bayar orang lain, Galang bisa bantuin usaha Papa sama bisa ngirit pengeluaran juga " jawab Galang merendah dengan tawa kecil.

" Om salut sama kamu, Lang... Masih muda, bisa membantu usaha orang tua lalu bisa memberikan manfaat dan ilmu untuk para petani yang ada. Apalagi Om denger kamu juga dapat penghargaan sebagai pengusaha muda terbaik di bidang pertanian. Hebat kamu, Lang... " puji Zaid.

" Alhamdulillah, Om. Semua atas ijin Alloh " sahut Galang sambil tersenyum.

Adinda menatap Galang dengan takjub. Tak menyangka jika pemuda yang tadi ia lihat memiliki prestasi yang begitu hebat. Di usianya yang masih muda sudah bisa berprestasi, selain itu sikap dan tingkah lakunya pun sangat baik. Sepertinya, Adinda pun setuju dengan sang suami untuk menjodohkan Indira dengan pemuda di hadapannya ini.

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

perjodohan

2023-05-22

1

Endang tiek

Endang tiek

suka nih cerita yg benci tp cinta 😀

2023-05-19

1

Hasbi Hasidiqi

Hasbi Hasidiqi

awalnya benci jadi bucin ....
eum pasti seru ceritanya

2023-04-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!