Sera refleks memegang hidungnya padahal otaknya sudah yakin kalau hidungnya tidak mungkin memanjang seperti pinokio.
"Tidak memanjang," ucap Sera dengan polosnya.
Demi apa, Sera terlihat lucu sekali dan hal itu membuat Saka mengulum senyumnya.
"Dengan sikapmu yang seperti ini, apa kau yakin bisa merebut Chris dariku?" tanya Saka mulai serius.
Sera langsung tersadar, lagi-lagi dia bertindak bodoh dan memalukan. Tidak mau bertindak lebih bodoh lagi, Sera ingin kembali ke kamarnya.
Namun, Saka menahan langkah kaki Sera saat perempuan itu berjalan menjauhinya.
"Kita belum selesai!" Saka menarik tangan Sera sampai tubuh ramping itu terhuyung dan jatuh ke sofa.
Saka segera menindih Sera dan mengunci pergerakan perempuan itu.
"Lepaskan aku!" teriak Sera.
Seperti tidak mendengar teriakan Sera, Saka justru mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Sebuah pistol yang langsung diarahkan ke kepala Sera.
"Jika kau memang membenciku, bersikaplah seperti ini, bersikaplah seolah-olah kau ingin membunuhku!" Saka menekan pistolnya pada pelipis Sera dengan kuat. "Jangan pernah ragu, Sera!"
Jantung Sera bekerja lebih keras dari pada biasanya karena sekarang berpacu dengan sangat cepat, baru pertama kali ada orang yang menodongkan senjata padanya seperti ini.
Pistol yang sebelumnya ada pelipis perlahan turun ke pipi dan mendarat di mulut Sera.
"Kenapa kau mengunci mulutmu, hem?" tanya Saka dengan wajah begitu menakutkan.
Refleks Sera menutup matanya tapi Saka tidak akan membiarkan itu. Saka justru berusaha membuat Sera rileks karena dia mencoba menghipnotis dan memanipulasi pikiran Sera.
"Dengarkan aku, Sera! Kau sekarang adalah Sera yang baru melahirkan lima tahun lalu!" Saka mulai memberi sugestinya.
Dan Sera seketika langsung merasakan sakit di perutnya, sakitnya seperti yang dia rasakan setelah melahirkan.
Melihat perubahan ekspresi Sera, Saka mulai memberi sugestinya lagi. Dia membuat Sera mengingat kejadian menyakitkan lima tahun lalu.
"Jangan ambil bayiku, jangan ambil bayiku!" Sera menangis seraya menggelengkan kepalanya. Kejadian lima tahun lalu terlihat jelas di depan matanya.
Dalam keadaan mati lampu dan hujan serta kilat di luar menambah kesan menyeramkan ketika Sera melihat Saka yang sekarang memandangnya tanpa ekspresi.
"Tuan, aku mohon! Jangan ambil bayiku biarkan aku menyusuinya sampai kenyang!" Sera bersimpuh di depan Saka sambil menunjuk dadanya. "Di sini sakit!"
Sera terus menangis dengan suara tangisan bayi yang berputar di kepalanya. "Tidak!!"
Akhirnya Sera pingsan dan jatuh tergeletak di lantai.
Saka menunduk dan menggendong Sera yang tidak sadarkan diri untuk masuk ke kamar. Di sana Saka membaringkan tubuh Sera di atas ranjang dan menyelimutinya.
Sebelum pergi, Saka memandangi wajah Sera dengan minimnya cahaya.
"Aku akan mengingat Sera beberapa jam lalu yang menghabiskan waktu bersamaku," ucap Saka kemudian.
Setelah berkata seperti itu, Saka keluar dan memakai baju atasnya lagi. Dalam keadaan hujan, Saka pergi dari rumah Sera.
Keesokan paginya, Sera terbangun dan membuka matanya perlahan. Saat matanya terbuka, dia hanya diam dan memandangi langit kamarnya.
Tangannya mengusap perutnya yang rata, Sera seperti kembali merasakan sakit lima tahun lalu.
Hal terakhir yang dia ingat tadi malam, Saka ke rumahnya dan lampu mati setelah itu dia tidak ingat apapun. Kepalanya sangat pusing.
"Saka Aldeguera, aku pasti akan membunuhmu!" Sera mulai berambisi menghancurkan dan melenyapkan laki-laki itu.
_
Ayok tebak2 buah manggis, sebenarnya apa tujuan Saka membuat Sera benci sama doi?🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Sur Tini
mungkin supaya sera jadi wanita lebih tangguh
2025-01-04
0
Cipika Cipiki
mungkin seperti lagunya Anji 'melepasmu' ,, Saka sayang sama Sera, tapi ancamannya besar buat Sera, jadi Saka lebih baik menjauh dan di benci Sera,, mungkin yaaaa , kan aku juga belum habis bacanya 😁
2024-09-10
0
Adi Nugroho
Biar Sera gk ke ancam nyawanya sama musuh" Saka
2024-06-03
0