Saka melepas ciumannya dan menatap Sera yang terengah-engah karena kehabisan oksigen.
"Jangan melihatku!" Sera mendorong tubuh Saka dan menjauhkan dirinya.
Sungguh Sera dalam level malu maksimal, Saka memang bukan tipe pria yang mudah dirayu karena lelaki itu memang lebih dominan saat berhubungan dengannya dulu.
Sera harus mengatur ulang strateginya, dia tidak boleh gagal seperti ini lagi.
"Tekadmu belum cukup kuat!" Saka membuka suaranya dengan arogan.
Lelaki itu duduk di sofa Sera seraya melipat kaki dan tangannya.
"Kau harus lebih membenciku supaya tujuanmu tercapai, kau harus lebih kuat untuk merebut Chris, kau harus pantas berada di sisi anak itu!" sambungnya.
Sera membalik badan seraya memicingkan matanya pada Saka. "Kau memang iblis berwujud manusia, aku pasti akan bisa merebut semua darimu!"
"Aku menunggunya..." Saka mengusap bibirnya yang habis bercumbu dengan Sera. Dia merasakan kuah ramen saat menyesap bibir perempuan itu kemudian atensinya beralih pada bekas ramen yang ada di meja. "Jadi ini asalnya, makanan seperti ini yang akan kau berikan pada Chris nanti?"
"Tentu tidak..." Sera buru-buru membersihkan bekas ramennya dan Axton yang di meja serta bir kalengnya. Dia mengutuk Saka karena tiba-tiba datang disaat dirinya tidak siap. "Aku akan memberikan yang terbaik untuk anakku!"
"Dengan gajimu yang hanya bisa membeli sepasang sepatu Chris?" sindir Saka.
Kalau dipikir-pikir memang Chris hidup serba berkecukupan dengan barang-barang mahal. Sera mungkin tidak akan bisa memenuhi gaya hidup mewah putranya tapi dia akan memberikan kasih sayang yang melimpah.
"Uang bukan segalanya Saka dan aku yakin bukan itu yang dibutuhkan Chris sekarang," balas Sera begitu menohok.
Saka terkekeh bukan karena jawaban Sera tapi karena perempuan itu yang berani memanggil namanya berulang kali, dulu Sera hanya memanggilnya tuan dan tuan. Sekarang memang Sera menunjukkan bentuk perlawanannya.
"Lebih baik kau cepat pergi selagi aku masih baik!" usir Sera kemudian.
Bukannya pergi, Saka justru memejamkan matanya dengan posisi duduk.
"Aku menyeret kakiku untuk datang ke tempat ini dan duduk di sofa yang harganya tak sebanding dengan harga pakaian dalamku jadi biarkan aku menikmati sofa murah ini," ucap Saka yang terdengar begitu angkuh.
Kelopak mata Sera sampai terbelalak mendengar itu, rasanya dia ingin melempar kuah ramen ke wajah tampan itu.
"Kalau begitu selamat menikmati karena selain murah, sofa itu juga ada kecoanya ditambah di sini banyak nyamuk!" Sera akhirnya pergi meninggalkan Saka dan masuk ke kamar. Dia mengunci pintu kamar supaya Saka tidak macam-macam.
Sera menjatuhkan diri di atas ranjangnya sambil memikirkan perkataan Saka.
"Apa aku harus jadi kaya untuk bisa menjadi ibu Chris? Apa Chris akan menerimaku jadi ibunya?" gumam Sera yang menyadari hidup mereka bagai langit dan bumi.
"Edgar Winter, aku harus bisa mendekati orang itu. Aku harus berada di kubu musuh Saka supaya aku mempunyai kekuatan pendukung," sambungnya.
"Tapi, bagaimana dengan Axton?" Sera jadi pusing sendiri. "Belajar dari Saka, aku akan memberi harapan palsu padanya. Bukan hanya Axton tapi semua laki-laki harus diberi harapan palsu termasuk Saka!"
Sedetik kemudian, listrik di rumah Sera padam. Refleks perempuan itu berteriak karena gelap gulita.
"Akh! Kenapa harus padam saat ada iblis di rumahku," gerutunya.
Sera berusaha untuk tidak keluar dari kamarnya biar saja gelap-gelapan, dia memilih bersembunyi di bawah selimut dan memakai cahaya dari ponselnya.
Namun, sialnya baterai ponsel Sera mau habis.
"Hari ini aku sungguh bernasib buruk," keluh Sera. Dia jadi tidak bisa tidur dan akhirnya keluar kamar karena ingin memeriksa listrik di rumahnya.
Pelan-pelan dia membuka pintu dan berharap Saka sudah pergi dari rumahnya. Tapi, justru dia mendapati Saka yang membuka baju di ruang tamu karena kepanasan.
Lelaki itu menggunakan ponselnya untuk pencahayaan dan Saka langsung menyadari jika Sera keluar dari kamarnya.
"Apa rumah rakyat jelata memang listriknya suka mati sendiri seperti ini?" tanya Saka.
"Apa orang kaya suka membuka baju di rumah orang lain sepertimu?" Sera tak mau kalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Lyn
memang kelakuan rakyat jelata sma horang kaya sulit ditebak wkwk
2025-01-31
0
Lyn
memang kelakuan rakyat jelata sma horang kaya sulit ditebak
2025-01-31
0
Cipika Cipiki
nyebelin tapi ngakak 🤣🤣 neng Sera yang sabar yaa ,, tahan jangan sampe tensi naik 😅
2024-09-10
0