Simon keluar dari ruangan itu dengan wajah kesal dan malah disambut dengan tatapan resah dari tiga orang dekatnya.
“ Apa apaan wajah kalian, nahan berak kau?” ketus Simon.
“ Pfhhhttt....” Sadrakh, Zayn dan Hendry terkikik geli mendengar seloroh pria itu. Bahkan ketiga kurcaci teman istrinya sampai menahan tawa mereka saat mendengar ucapan Simon yang kesal tapi malah mengeluarkan kata-kata aneh itu.
“ Zayn periksa istriku, dia demam tinggi, dan kau mantan perawat atau apalah, sana masuk ke dalam bantu si tukang boker ini,” titah Simon pada Gretta.
“ Dia?” tanya Zayn.
Simon menatap Zayn,” Telingamu mampet?” ketus Simon.
Zayn menatap Gretta lalu melihat Simon, pria itu memang selalu dengan gelar S3 nya alias Suka Suka Simon.
“ Baiklah baik, hei kau ayo, jangan sampai pria ini mengamuk lagi,” ajak Zayn yang dianggukkan oleh Gretta.
Mereka berdua masuk ke dalam kamar Laura untuk merawat gadis itu.
“ Dan kalian...” Simon menunjuk Obelia dan Irvan yang diam ketakutan menunggu giliran mereka, entah apa yang akan pria itu lakukan pada mereka berdua.
“ Ikut aku, jelaskan semua yang terjadi sambil berjalan,” ucap Simon lalu melangkahkan kedua kakinya menuruni anak tangga dan beranjak menuju ke arah belakang mansion tersebut.
“ Sadrakh, bisa kau memasak hidangan hari ini? “ tanya Simon yang jelas tahu hobi sepupunya adalah memasak.
“ Memasak? Apa ada acara spesial? Kok tumben ?” tanya Sadrakh heran.
“ ck... jangan banyak tanya kau,” ketus pria itu lagi.
“ Orang yang banyak tanya umurnya tidak panjang, lakukan saja yang kuminta, dasar cerewet,” ucap simon.
Sarkas, ya begitulah pria aneh itu.
Sadrakh hanya bisa geleng geleng kepala, entah siapa yang akan mengubah sifat pria ini, entah sampai kapan dia akan bersifat menyebalkan seperti itu.
Tapi Sadrakh tidak peduli, terlepas dari itu, pekerjaan utamanya memang seorang koki dan dia sangat menyukai dunia masak memasak yang selau bertentangan dengan keinginan kedua orang tuanya, paman dan bibi Simon yang tinggal jauh Di New York bersama adik perempuan Sadrakh.
Pria tinggi berwajah tampan itu melaju dengan riang menuju ke arah dapur utama, bersiap menggunakan keahlian memasaknya yang luar biasa hebat,” Sadrakh masak yang banyak!!" teriak Simon.
Semua orang tentu saja bertanya tanya . Sebenarnya apa yang terjadi pada otak pria itu, kenapa dia malah berubah jadi tidak normal seperti saat ini?
Sementara Sadrakh sibuk dengan dapurnya, Simon bersama Hendry dan dua pelayan itu berjalan dengan cepat sambil mendengar penjelasan dari Obelia dan Irvan yang sudah gugup dan ketakutan .
Mejelaskan sambil melangkah dengan cepat membuat keduanya ngos ngosan.
“ Stop!" ucap Simon .
Mereka berhenti tepat di pintu keluar menuju gedung paling belakang di area mansion itu.
“ Kalian berdua naik ke lantai dua dan dampingi istriku, jangan buat dia menangis, perempuan yang menangis benar benar menyebalkan, aku ingin menghukum kalian tapi...” Simon membayangkan wajah Laura yang menangis dan berteriak ketakutan.
Pria itu merinding ngeri, dia tidak mau menghadapi Laura yang menangis rasanya lebih menyeramkan dari apa pun.
“ Dia memintaku untuk melepaskan kalian tiga kurcaci, mulai saat ini kalian akan menjaga istriku, jika sampai terjadi apa apa padanya di rumah ini atau di manapun itu, maka kalian bertiga akan langsung ku kirim ke sungai amazon.” Ucap Simon.
“ ba... baik tuan, kami akan lakukan pekerjaan dengan baik dan terimakasih karena melepaskan kami,” ucap keduanya sambil membungkuk hormat dengan jantung berdebar ketakutan karena ulah tuan mereka .
“ hmmm.. sana,” ucap Simon .
Obelia dan Irvan beranjak pergi dari sana, dan terdengar jelas hela nafas kelegaan dari keduanya.
Simon berbalik lalu kembali berjalan dengan wajah datar dan dinginnya yang menakutkan, sepertinya sejak tadi dia menahan amarahnya saat mendengar penjelasan kedua pelayan itu kalau Vivi melakukan hal tersebut dengan menggunakan namanya dan menyiksa istri Simon .
Hendry sampai dibuat terperangah dengan Simon tuannya itu.
Lima hari mengurung diri di kantor dan menyibukkan diri dengan segala macam dokumen, ternyata semua itu dia lakukan untuk menghilangkan wajah Laura dari kepalanya yang mumet dan pening karena terus terbayang -bayang dengan tangisan pilu dari Laura.
“ Tuan...” panggil Hendry.
“ Apa? Apa yang mau kau tanya hah?” balas Simon berapi-api.
“ eh... ti.. tidak jadi, “ jawab Hendry ketakutan.
Hendry yang awalnya yakin kalau tuannya pasti akan segera membuang Laura karena tidak berguna malah dibuat terkejut dengan gejolak emosi yang dimiliki tuannya karena perempuan itu.
Laura, perempuan pertama yang membuat emosi Simon bagaikan roller coaster. Sebentar marah, teriak, tenang dan marah lagi, dia tidak pernah sambil sejak kedatangan Laura di lembar baru hidupnya.
Menjadi sebuah pertanyaan aneh bagi pria itu karena tuannya bahkan meminta Sadrakh untuk memasak hidangan yang enak dan banyak yang artinya hati pria itu sedang senang, tapi yang dia lihat sekarang adalah Simon yang sedang mengamuk.
Seolah ada api hitam yang keluar mencuat dari tubuhnya dan tatapan matanya yang tajam , terlihat seperti beruang liar yang beringas sedang bersiap untuk mencabik cabik tubuh musuhnya.
Hendry hanya bisa menggidikkan bahunya.
Mereka berjalan menuju halaman paling belakang yang biasanya dipakai untuk berlatih tim Aryn yang tinggal di bagian belakang. Selain tempat berlatih, halaman luas itu juga dipakai untuk menghukum para pekerja yang bertingkah.
Slaaaakkk... sllakkkkk.....
Suara cambukan terdengar menggema di udara .
Teriakan kesakitan dan memohon ampun terdengar di seluruh penjuru area itu, tapi sayang tidak akan ada yang mendengar mereka, sekalipun ada, siapa yang berani mengambil resiko masuk ke dalam lingkungan neraka itu.
“ ampun tuan... hiks hik shik... huhuhuhuh... ini semua karena Vivi.. ampuni kami tuan....” teriak para pelayan itu sambil menangis sesenggukan di hadapan Lanang, Dani dan Diego yang hanya berdiri menatap mereka melakukan tugas yang diberikan oleh Simon.
“ Maaf, tapi rasanya pecundang yang satu ini belum cukup di hukum” ucap Dani sambil menarik kepala Vivi yang sudah babak belur di tangannya.
Ceeessss.....
Gadis pelayan itu dipukuli, dicambuk dan di beri stempel dari timah panas di bahu dan kakinya.
Jelas mereka semua tahu risiko bekerja di mansion Mignolet yang terisolasi jauh dari peradaban.
Semua yang bekerja di sana di larang keluar dari mansion itu untuk merahasiakan identitas Simon yang tidak lumpuh dan bisu.
Pernah sekali ada yang mencoba keluar tanpa pengawal, orang itu mati mengenaskan tergantung di antara pepohonan yang dipasangi perangkap.
Sehingga tidak ada seorang pun yang berani keluar dari mansion itu tanpa pemberitahuan.
Mansion Mignolet adalah milik pribadi Simon sehingga tidak seorangpun yang bisa keluar masuk tempat itu dengan sembarangan.
“ Ampun.. huhu huhu... saya salah, saya minta ampun nonaa...” teriak vivi kesakitan, bibirnya pecah dan berdarah, kedua kakinya diberi cetakan timah panas sampai kulitnya terbakar dan melepuh lalu tubuhnya diikat di tengah lapangan dengan kursi yang terhubung ke listrik yang menyetrumnya setiap Dani menekan tombolnya.
Dani tertawa terbahak bahak sambil menatap wajah menyedihkan perempuan itu,” uhhh kasihannya... ututututuut.. anak manis...”
Plaakkkk.. plaaakkk... plakkkkk
“” Wahahahhahahahhahaha...” seru Dani sambil melayangkan tiga tamparan telak yang mencabik wajah vivi begitu saja, tak ada kata ampun ,tak ada belas kasih, begitulah karakter Dani di bangun sejak dia kecil dan hampir tersesat ke jalan yang sangat gelap sebelum dia di pungut dari jalanan oleh Simon.
“ Hentikan Dani, kau bisa membunuhnya, apa dia sudah mengaku? Apa ada otak lain yang melatarbelakangi perbuatan bodohnya itu?” tanya Simon .
Sontak semua orang berbalik dan memberi hormat pada sang bos.
.
.
.
Like, vote dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Arin
ayo Dani hajar lagi si vivi
2023-03-20
2
epifania rendo
hajar dani bila perlu sini saya bantu
2023-01-21
1
Dian
klo dah bucin sama Laura Don 🤭🤭
2022-11-30
0