11. Apa kau perlu membuatnya lebih jelas!?

Laura bangkit dari kasur dan duduk sambil mengusap pelan lehernya yang sudah di perban.

“ Hei nona, kenalkan aku Zayn, boleh aku tanya soal lehermu? Cara mengeluarkan racun itu?” Zayn tampak sangat antusias dengan cara Laura mengeluarkan racun dari dalam tubuhnya.

Wajar saja, dia adalah seorang dokter gila yang senang melakukan percobaan tentang banyak hal.

Laura menatap heran pada pria itu, ini pertama kalinya ada pria yang terlihat begitu antusias tentang tekniknya mengeluarkan racun.

“ Zayn apa dia sudah sembuh? Kenapa kau membahas hal lain?” Suara Diego yang membaca tulisan Simon terdengar di telinga pria itu sampai membuatnya tertawa cengengesan karena terlalu penasaran dengan teknik yang digunakan Laura.

“ heheh... aku penasaran, “ ucap Zayn .

“ Dia hanya butuh istirahat dan makan yang banyak , setelah itu sembuh,” jelas Zayn singkat sambil menyimpan semua peralatannya.

Simon menatap ke arah Laura dengan tatapan dingin dan tajam. Tatapan mengintimidasi yang berhasil membuat Laura terdiam dan bergidik ngeri dengan aura mendominasi yang sangat kuat dari pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.

Laura menunduk sambil menggenggam kedua tangannya, tatapan Simon seolah ingin memakannya.

Simon mengambil ponsel Laura yang dia pegang dan juga botol putih berisi Racun mematikan yang diberikan tuan Raymond pada Laura.

Plukkkk...

Pria itu melemparkan botol itu dengan kasar tepat ke arah bahu Laura dan berhasil mengejutkan gadis itu .

“ alhhh..... apa itu!?

Simon mengepalkan kedua tangannya sambil mengeraskan rahangnya, rasanya tidak tahan melihat wajah yang menurutnya sok polos dan lugu itu.

“ Sekarang jelaskan padaku apa maksud racun sialan itu sebelum aku benar benar memaksamu meminumnya sekarang Laura!!"

Simon membongkar identitasnya, dia berdiri dan menatap gadis itu dengan tatapan mematikan yang membuat siapa pun pasti bergetar ketakutan karena wajah Simon yang begitu seram dan beringas.

“ kau!!!?" Simon menunjuk Laura.

"kau mencoba membunuhku wanita sialan!!?” teriak Simon murka.

Zayn dan Diego yang ada dalam ruangan itu menutup mulut mereka rapat-rapat lalu perlahan berjalan mundur dan menyingkir dari ruangan itu sebelum terkena imbas dari amukan Simon yang sedang murka.

“ maaf wahai nona, tapi kami tidak ingin terkena imbas amukan pria ini,” bisik Zayn sambil melarikan diri dari ruangan itu.

Laura terlihat syok saat menatap Simon yang ternyata tidak lumpuh dan tidak bisu seperti yang orang ketahui selama ini.

Gadis itu terperanjat kaget, benar benar syok saat pertama kali mendengar suaminya berbicara dan pertama kali dia melihat perawakan besar pria bertubuh tinggi semampai itu.

“ Tu.. Tuan Anda bisa berdiri? Bi.. bisa berbicara?” laura terkejut setengah mati.

Sungguh hal ini di luar ekspektasinya, tetapi kemarahan Simon tampaknya sudah berada di batas ubun-ubun.

Melihat wajahnya dan deru nafas pria itu jelas kalau Laura akan terkena imbas amukan dari Simon yang marah besar terhadap kelakuan tuan Raymond yang menggunakan Laura untuk membunuhnya.

“ kenapa hah?” Simon naik ke atas kasur dan menarik rambut Laura dengan sangat kasar, tidak perduli gadis itu baru bangun setelah terkena racun dan tidak peduli luka di leher Laura yang masih lemah kembali terbuka.

Greepp...

Dia menatap Laura, mencekik lehernya dan menarik rambunya sampai membuat perempuan itu merintih kesakitan.

“ Akhhh lepaskan aku..... tuan....” pinta laura sambil menahan tangan Simon, tapi sayang seribu sayang tubuhnya masih sakit dan lemas.

“ Melepaskanmu? Kau anak dari bajingan yang ingin membunuhku Laura, melepaskanmu sama saja dengan melepaskan musuhku, kulihat kau sangat berani mencoba untuk meracuniku dengan benda hina ini, kau pikir kau bisa? Hah?” Simon menatap Laura dan terus mencekik leher gadis itu.

Wajah Laura memerah, air matanya mengalir begitu deras, pasokan udaranya semakin berkurang, rasanya sesak, dia sangat menderita.

Darah dari lehernya mengalir.

Awalnya Laura pikir, setelah keluar dari rumah itu dia akan merasa tenang dan aman karena tidak akan mendapatkan perlakuan kasar dan tidak akan mendengar umpatan lagi.

Tetapi di sini dia malah mendapatkan penderitaan yang lebih parah di bandingkan dengan rumah keluarga Raymond.

“ Akhhh le... phaskkk... kan tuan... hiks hks hiks....” Laura menangis sesenggukan, dia sama sekali tidak punya niat untuk meracuni Simon, dia sama sekali tidak ingin membunuh pria yang secara tidak langsung membebaskannya dari penyiksaan mengerikan di rumah keluarga raymond. Tetapi yang dia dapatkan di rumah ini adalah neraka yang sebenarnya.

Simon terlalu marah, dia sudah mendengar semua isi rekaman itu, tetapi sebagai seorang manusia yang selama ini tinggal di kegelapan, dia tidak akan mudah percaya begitu saja dengan rekaman tidak jelas yang bahkan tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

Bisa saja rekaman itu dibuat buat untuk mengelabuinya, dan bisa saja rekaman itu dipakai untuk membuat Simon lengah.

Dia menatap wajah laura yang menangis sesenggukan, menahan rasa sakit yang teramat sangat dari cengkraman tangan simon .

Laura lemas, kehilangan oksigen yang banyak membuatnya hampir kehilangan kesadarannya.

“ To... Tolong... tu... tuan....

Degghhhhh...

Jantung Simon bagaikan dipukul dengan benda besar. Sekujur tubuhnya merinding saat melihat darah dari leher Laura membasahi telapak tangannya yang mencekik leher gadis itu.

Seolah dia merasakan sakit yang dialami Laura, pria itu terdiam.

Perlahan cengkeramannya di leher Laura terlepas dengan pelan. Sedang kedua matanya terus menatap laura yang merintih kesakitan di bawah kungkungannya.

“ Hahhhhh...... uhuk.... uhuk.... akhhhhh........ sakit.... sekali..” Lirih Laura sambil mengusap Lehernya yang kembali berdarah karena tenaga Simon yang sangat besar.

Rasanya seperti dicekik oleh Golem si Monster raksasa.

“ apa tujuanmu, jelas kau tahu aku lumpuh dan bisu tapi kenapa kau mau menikah denganku begitu saja? Apa karena ancaman? Atau karena uang? Atau karena rencana licik yang kau rancang dnegan keluarga busukmu itu wahai perempuan jal4ng sialan!??"

" Dan kenapa kakek memintaku menikah dengan kau yang ingin membunuhku!???" lanjutnya dalam hatinya.

Bughhh...

Tangannya yang kekar memukul kasur dengan begitu kuat, hampir kepala Laura pecah di tangan pria itu.

Simon mengamuk lagi, entah kenapa setiap mengingat kata kata tuan Raymond dalam rekaman itu, dia ingin meledak, dia ingin segera menyiksa dan membunuh pria itu perlahan lahan.

“ Bunuh dia, maka seluruh harta si tua Kent yang sudah mati itu akan jadi milikku..” Simon mengulangi kata kata tuan Raymond di telinga Laura.

“ Katakan padaku apa tujuanmu perempuan sialan, dasar anak haram sialan, kau hanya membawa kemalangan bagiku, kenap aku harus menikah denganmu..” teriak Simon.

“ Hiks hiks hiks.... kau pikir aku mau... kau pikir aku menikahimu karena aku mau hah? Aku memilih ikut denganmu hanya agar aku bebas dari neraka sialan itu, kupikir ... kupikir aku bisa dekat denganmu yang sepertinya juga sama sama ditolak karena kondisimu, tapi tidak kusangka kau hanya pria berpikiran negatif dan otak dangkal... kau pikir aku bisa memilih tuan!??" Laura menangis sambil membalas ucapan Simon.

Rasanya sakit, hatinya pedih, seluruh dunia menghinanya.

“ aku tahu... aku jelas tahu posisiku sebagai anak haram, apa kau yang bahkan berstatus sebagai suamiku perlu membuatnya lebih jelas? Kau menyesal? Kau yang memilihku Tuan Simon , aku bahkan tidak bisa menolak!!!" teriak Laura sambil menangis sesenggukan di bawah kungkungan Simon.

Wajah Simon berubah, dia menatap gadis itu, hatinya lagi-lagi berkecamuk.

Nita hati ingin menguji dan mencari kebenarannya langsung dari Laura, tetapi pria itu malah meluapkan amarahnya pada sang istri yang ketakutan karena sifat kasarnya.