Part 3

Di sebuah desa terpencil, seorang wanita tengah memegang perutnya sambil terus menerus mengeluarkan isi dalam perutnya.

"Bu, minum air hangatnya dulu," ujar bi Ami.

Sarah pergi dari kota dan kini tinggal di desa bersama bi Ami. Tanah kelahiran wanita tua itu, bi Ami tidak tega membiarkan Sarah hidup seorang diri. Bahkan dalam keadaan hamil yang tanpa suami. Kehadiran mereka di sana malah menjadi bahan gosip.

Ketiadaan seorang suami membuat orang mengira wanita itu hamil di luar nikah. Karena sudah lama meninggalkan desa membuat warga mengira wanita hamil itu adalah saudara bi Ami. Namun, Sarah tidak peduli apa kata orang. Biarkan mereka mau beranggapan apa padanya karena ia hidup tak minta makan kepada mereka.

Sayangnya, kehamilan ini membuat Sarah harus beristirahat total. Ia hidup sederhana bersama pembantunya yang kini ia anggap orang tuanya.

"Bi, maafkan aku selalu merepotkanmu." Sarah membasuh mulutnya membersihkan dari sisa muntahan.

"Tidak apa-apa, Ibu sudah Bibi anggap anak Bibi sendiri." Sudah tidak segan lagi dengan kedekatan mereka, selama dua tahun Sarah mengenal sosok bi Ami.

"Jangan panggil Ibu lagi, aku sudah tidak bisa menggajimu, Bi. Yang ada aku malah merepotkanmu."

"Minum ini dan habiskan, Bibi mau ke kebun dulu." Memiliki satu petak tanahdi kampung ia jadikan lahan pekerjaan untuk menghidupi mereka.

"Nanti aku nyusul kalau sudah baikan."

Sarah akan muntah-muntah disetiap pagi, meski kata bidan di sana ia harus banyak istirahat. Keadaan yang membuatnya harus melakukannya, ia tidak boleh terus menerus larut dalam kesedihan. Hidupnya harus terus berjalan seiringnya berjalannya waktu.

Setelah merasa baikkan, Sarah pun menyusul bi Ami yang tengah bercocok tanam. Ia juga membawa bekal untuk makan siang bersama. Sendau gurau di antara mereka kerap terjadi. Bi Ami yang melihat tersenyum dengan perubahan majikannya itu. Tak ada lagi sosok manja dalam diri Sarah, perpisahan itu ternyata mengubah semuanya.

"Di sini lebih enak dari pada di kota, Bi. Udaranya juga sejuk." Sarah menghirup udara segar di sana, pohon-pohon pun bergoyang karena diterpa angin.

Lalu, apa kabarnya dengan Farhan, mantan suami Sarah?

Pria itu datang ke rumah mantan istrinya, melihat keadaan sekitar yang nampak sepi tak berpenghuni. Tidak ada penjaga di sana, tapi mobil masih terparkir di halaman rumah. Mobil yang terlihat dipenuhi dengan debu halus.

Lelaki itu putuskan untuk keluar dari mobilnya, lalu bertanya pada seseorang yang lewat. Menanyakan keberadaan Sarah. Sayangnya, orang itu orang baru sehingga tidak dapat menjawab pertanyaannya.

"Lalu ke mana mereka?" Saat ia akan melangkah, tiba-tiba ponselnya berdering. Nadia menghubunginya karena ada meeting mengenai perencanaan perusahaan garment. Membuat cabang baru untuk memperluas lapangan kerja.

Lelaki itu pun kembali masuk dan melajukann mobilnya.

***

"Dari mana saja? Kamu pasti belum sarapan, aku bawakan sarapan kesukaanmu." Nadia menyiapkan sarapan untuk Farhan, selepas masa itu, ia menggantikan posisi Sarah karena itu memang tujuannya sejak awal, menyingkirkan wanita itu dari hidup Farhan.

Tapi sayangnya, Farhan hanya menganggap Nadia teman. Seberapa pun gadis itu mendekatinya dengan perhatian lebih yang tak bisa didapat dari mantan istrinya, tapi tetap saja tidak sedikit pun ia tertarik.

Namun, Nadia tidak henti memberi perhatian. Ia sudah berhasil membuat Farhan bercerai dengan istrinya. Sering kali ia menjatuhkan kelemahan Sarah, sehingga lambat laun Farhan jenuh sendiri dengan sikap istrinya yang memang benar begitu adanya.

Farhan malah kepikiran mantan istrinya, kenapa wanita itu tidak menggunakan kartu yang ia berikan?

"Kamu kenapa sih, dari tadi aku perhatiin melamun terus. Kurang enak badan? Mau aku pijat?"

"Tidak, aku hanya ..." Ucapan Farhan terputus kala Bayu datang menghampirinya.

"Meeting akan segera dimulai," kata Bayu.

Farhan pun pergi menuju ruang meeting. Nadia dan Bayu mengekor dari belakang. Selama meeting, Farhan tidak konsen. Wajah Sarah yang selalu muncul dalam benaknya. Tapi, ia mencoba menepisnya untuk tidak lagi mengingatnya. Cerai adalah keputusannya, bukankah ini yang ia mau. Hidup tanpa sosok wanita manja bersamanya.

Tapi kenapa? Disaat melupakannya malah wajah itu selalu muncul. Menyesalkah dengan perceraian ini? Farhan menyibukkan diri dengan bekerja dan terus bekerja. Hingga pada akhirnya, ia sendiri pun terjun langsung melihat kondisi lahan yang akan dibangun sebuah gedung garment. Bahkan selebaran lowongan pekerjaan sudah dibuat untuk mencari pekerja di perusahaan barunya.

Di sebuah desa itu yang tepatnya di kota Bandung, Sarah dan bi Ami pulang ke rumah. Kucuran keringat membasahi tubuh, walau dengan kesederhanaan Sarah bahagia karena sikap tulus bi Ami yang membuatnya merasa nyaman. Tanpa kepalsuan di dalamnya. Keseharian yang tak bisa ia dapatkan sebelumnya.

Kebiasaan baru Sarah membuatnya lebih tenang dan mampu melupakan apa yang sudah terjadi padanya. Sebuah kenyataan pahit yang harus ia telan.

Di luar, nampak terdengar para tetangga yang bergosip. Akan dibangunnya sebuah pabrik di sana membuat para warga senang.

"Ada apa, Bi? Di luar ramai sekali?" tanya Sarah yang baru selesai mandi.

"Bibi dengar akan ada pembangunan pabrik di sini, tidak akan lama lagi," jawab bi Ami.

Sarah tersenyum, jika ada pabrik yang akan dibangun itu artinya ada lowongan pekerjaan. Semoga setelah melahirkan nanti ia dapat bekerja di sana. Melihat kondisi bi Ami yang seharunya sudah beristirahat dan tidak cape-cape pagi bekerja. Ini saatnya ia membalas budi kebaikan wanita tua itu.

"Bi, nanti Bibi jagain anak-ku saja. Biar aku yang kerja," kata Sarah.

"Iya, kita saling bantu saja ya. Biar Bibi jaga anakmu, kamu tidak usah khawatir, kamu tidak sendiri. Ada Bibi yang selalu bersamamu."

"Terima kasih, Bi. Hanya Bibi yang aku punya." Kedua wanita itu saling berpelukkan.

Hari-hari, Sarah mulai terbiasa dengan hidupnya. Ia tidak mendengarkan apa kata orang di luar sana tentangnya. Dan sekarang, kehamilannya sudah mulai membesar.

"Mang, jangan terlalu dekat. Nanti kebawa sial," ujar wanita yang tengah membeli sayur secara bersamaan dengan Sarah.

Rasanya ingin sekali Sarah menyumpel mulut wanita itu. Yang Sarah lakukan hanya mengelus perut sambil berkata. "Amit-amit," ucapnya kencang.

Tukang sayur itu tidak banyak bercakap, karena sudah tahu mengenai Sarah dari bi Ami langganannya juga. Setelah berbelanja, Sarah segera masuk ke dalam rumah. Dengan kesal ia meletakkan bahan sayuran yang baru saja dibeli. Sambil mulutnya komat-kamit karena kesal.

"Ada apa? Pulang-pulang kok marah-marah," kata bi Ami.

"Amit-amit, punya tetangga mulutnya kaya mercon. Perasaan aku tidak pernah usil pada mereka," jawab Sarah.

"Biarkan saja mereka mau mgomong apa, yang jelas kita tidak seperti itu. Oh iya, tidak lama lagi anakmu lahir kita belum ada persiapan. Siang ini kita ke pasar ya beli perlengkapan bayi."

"Makasih, Bi. Aku tidak mungkin melupakan jasa-mu. Bila nanti saatnya, aku akan mengganti semuanya lebih dari ini. Aku menyayangimu." Sarah mencium pipi yang mulai keriput itu.

***

Sarah dan bi Ami ke pasar menggunakan kendaraan umum, ia melihat gedung yang tengah di bangun.

"Bi, inikah garment yang membutuhkan pekerja itu?" tanya Sarah.

"Iya," jawab bi Ami.

"Letaknya tidak terlalu jauh, kalau menyusui pun aku bisa pulang dulu."

Tibalah mereka di pasar, membeli peralatan bayi yang tidak lama lagi akan lahir. Setelah itu mereka pun segera pulang. Pada saat melintas bangunan garment itu, bi Ami melihat sebuah mobil masuk ke dalam area pembangunan itu. Sebuah mobil yang setiap hari ia lihat di rumah majikannya kala itu. Tapi dengan cepat bi Ami menepis pikirannya. Mobil seperti banyak, itu tidak mungkin mantan majikannya.

"Kenapa, Bi?" tanya Sarah.

"Tidak apa-apa, Bibi tidak sabar menantikan cucu. Dia perempuan apa laki-laki ya?" Bi Ami mengalihkan pertanyaan.

"Mau perempuan atau laki-laki sama saja, Bi. Dia anak pertamaku, aku menerimanya dengan hati bahagia."

Terpopuler

Comments

Supra Yono

Supra Yono

paling Sarah kembali lagi ke mantan suami, orang bucin akut sama mantan suami, sudah dapat diprediksi

2025-02-19

0

Elly Rasmanawati

Elly Rasmanawati

moga sarah dpt suami ceo yg baik lagi sayang sm istri.

2025-01-20

0

Evrini Icha

Evrini Icha

Ndak rela Sarah balikaaan.

2025-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Bab 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Bab 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Promo Karya
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 pengumuman
77 Part 75
78 Part 76
79 Part 77
80 Part 78
81 Bab 79
82 Part 80
83 Part 81
84 Part 82
85 Part 83
86 Part 84
87 Part 85
88 Part 86
89 Part 87
90 Part 88
91 Part 89
92 Part 90
93 Part 91
94 Cerita Baru
95 Judul : Benih Yang Kau Titipkan
96 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
97 Novel Baru : Istri Kedua Yang Terabaikan
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Bab 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Bab 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Promo Karya
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
pengumuman
77
Part 75
78
Part 76
79
Part 77
80
Part 78
81
Bab 79
82
Part 80
83
Part 81
84
Part 82
85
Part 83
86
Part 84
87
Part 85
88
Part 86
89
Part 87
90
Part 88
91
Part 89
92
Part 90
93
Part 91
94
Cerita Baru
95
Judul : Benih Yang Kau Titipkan
96
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
97
Novel Baru : Istri Kedua Yang Terabaikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!