Part 2

Sarah berjongkok lalu menelusupkan wajahnya dikedua telapak tangan, wanita yang kini sudah resmi menyandang status janda itu menangis sesegukkan.

"Bu," lirih bi Ami.

Sarah pun bangkit lalu menghapus air mata yang membasahi pipi. Sarah dan bi Ami menoleh ke arah jendela saat mereka mendengar suara deruman mobil.

"Itu pasti bapak," ucap bi Ami.

Tidak ingin terlihat berantakan, Sarah merapikan rambut lalu kembali menghapus sisa air mata di pipi. Ia tak boleh terlihat kacau, sesakit apa pun Farhan tidak boleh tahu.

"Bu, saya temui, bapak dulu," kata bi Ami pamit.

Sarah tak menjawab. Ia menarik napas dalam-dalam, ini pertama kali mereka kembali bertemu dalam keadaan status yang berbeda. Farhan pun masuk dan bertemu Sarah di dalam.

"Aku mau ambil barang-barang," ucap Farhan.

Sarah hanya mengangguk dan melihat kepergian suaminya yang menuju ke ruang kerjanya. Sarah mengintip dari balik pintu, tak terasa air matanya terjatuh. Sarah menyembunyikan kesedihan itu dari Farhan. Untuk pertama kalinya ia menahan egoisnya. Namun, bagaimana kalau ia tidak baik-baik saja tanpa Farhan?

Sarah benci pertemuan bila akhirnya harus berpisah. Keputusan untuk berpisah, Farhan-lah yang terutama menginginkannya. "Kamu pasti akan baik-baik saja tanpaku, Mas," lirih Sarah di balik pintu.

Farhan selesai mengemas semua barang-barang tanpa tersisa. Pria itu menyeret sebuah koper dan melewati tubuh Sarah begitu saja. Farhan pergi tanpa pesan apa pun kepada mantan istrinya itu.

***

"Selamat tinggal, Mas. Semoga kamu bahagia tanpaku," lirih Sarah mengintip kepergian mantan suaminya dari kaca jendela.

Sarah masuk ke dalam kamar, dan bi Ami melihat majikannya. Bi Ami tak bisa membayangkan bila ini berada diposisinya. Seorang istri yang begitu mencintai suaminya, dan sekarang mengkihlaskan semuanya.

Satu minggu berlalu.

Keseharian Sarah hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar, entah apa saja yang dilakukan wanita itu? Bi Ami pun tak berani menegur, ia hanya memanggil bila waktu makan tiba. Sarah tidak tahu harus bagaimana. Namun, ia tak bisa seperti ini terus karena ia tak mungkin mengandalkan hidupnya kepada mantan suaminya itu.

Karena sudah waktunya makan, bi Ami pun memanggil Sarah.

"Bu, sudah waktunya makan malam," kata bi Ami sembari mengetuk pintu. Lalu, Sarah pun keluar. Wajahnya sangat pucat.

"Bu, Ibu sakit? Ibu pucat sekali." Bi Ami terlihat sangat khawatir.

"Kepalaku pusing, Bi." Sarah menyentuh kepalanya yang terasa berat. Sarah pun akhirnya jatuh pingsan tepat di ambang pintu.

"Bu, Bu ..." Bi Ami semakin panik, lalu ia berlari ke depan rumah untuk meminta bantuan kepada supir.

***

Sarah berada di rumah sakit ditemani oleh bi Ami.

"Jadi saya sakit apa, Dok?" tanya Sarah setelah sadar.

"Ibu tidak sakit, Ibu hamil," jawab dokter.

Sarah melempar pandang pada bi Ami. Bi hanya tersenyum karena ini kabar bahagia.

"Ha-hamil, Dok?" tanya Sarah.

"Iya, kandungan Ibu berusia 3 minggu. Banyak istirahat dan jangan banyak pikiran ya, Bu. Saya beri resep obat." Dokter mencatat obat itu lalu diberikan kepada Sarah.

Setelah selesai Sarah pun pulang.

Tersirat kebehagiaan karena dirinya hamil, itu artinya ia bisa kembali kepada Farhan. Karena sejujurnya Sarah tidak ingin berpisah. Namun, ia malah terlihat melamun dan bersandar di jendela mobil.

"Bu, kata dokter Ibu tidak boleh banyak pikiran. Pak Farhan pasti senang mendengar kabar ini," ucap bi Ami.

"Bagaimana kalau mas Farhan tidak suka dengan kabar ini, Bi?" tanya Sarah bingung.

"Hus ... Tidak boleh berpikir seperti itu, bapak pasti senang dan Bibi yakin kalau kalian pasti kembali bersama karena ada ikatan kuat." Bi Ami terus meyakinkan Sarah agar hatinya tenang.

***

Keesokan paginya.

Sarah bercermin sambil memoles wajahnya. Sarah berniat menemui Farhan, ia akan ke kantor untuk memberikan kabar secara langsung kepada mantan suaminya itu. Berharap, kabar ini akan membuatnya bahagia dan kembali rujuk.

"Bi, aku pergi dulu," ucap Sarah pamit kepada bi Ami.

"Ya, Bu. Hati-hati," jawab bi Ami.

Sarah pergi bersama supir. Farhan benar-benar masih menapkahi Sarah meski mereka sudah berpisah. Sarah pun sampai di kantor Farhan. Ia tersenyum melihat gedung tinggi itu. Namun, saat Sarah akan turun dari mobil ia melihat mobil mantan suaminya baru sampai. Sarah semakin tidak sabar untuk mengatakan tentang kehamilannya.

Farhan turun dari mobil, tapi detik itu juga seorang wanita turun menyusul Farhan. Sarah kenal betul siapa wanita itu.

"Nadia," gumam Sarah. Akhirnya Sarah pun turun dari mobil. Farhan dan Nadia melihat keberadaan Sarah di sana. Tak ada sapaan dari siapa pun. Bahkan Farhan sangat terkejut saat melihat mantan istrinya berada di kantornya.

"Ayo, Han. Nanti kita telat," ajak Nadia. Nadia tidak suka akan keberadaan Sarah di sana. "Ayo, cepat. Nanti kita terlambat," ujarnya lagi.

"Kamu duluan saja," jawab Farhan. Ia menghampiri Sarah yang berdiri di dekat mobil. "Ada apa kamu kemari?" tanya Farhan pada Sarah.

"Tidak ada apa-apa, hanya berkunjung saja," jawabnya. Melihat kedekatan Farhan dan Nadia membuat Sarah mengurungkan niatnya tentang kehamilannya. Ia takut Farhan tidak suka mengenai hal ini. Meski pun bersama nantinya hanya akan menyakiti diri masing-masing. Tidak ada lagi cinta dari Farhan untuknya.

"Maaf mengganggu waktumu, aku pamit." Sarah pun langsung masuk ke dalam mobil. "Jalan, Pak."

Sementara Farhan masih berdiri melihat kepergian mantan istrinya. Sarah terlihat berbeda di matanya, sikapnya sangat berubah. Sarah akan marah jika melihatnya bersama wanita lain, tapi sekarang?

Ini yang diinginkan Farhan, tapi melihat ekspresi Sarah yang tidak biasa membuatnya sedikit heran. "Apa Sarah sudah bisa terima ini?" ucap Farhan. Ia tahu kalau sebenarnya Sarah tidak ingin berpisah, ia juga tahu bagaimana perasaan Sarah yang sangat mencintainya.

"Kamu sudah bahagia, kamu bahagia tanpaku. Aku akan pergi, mas. Pergi dari kehidupanmu." Ucap Sarah sembari mengusap perutnya.

***

Satu bulan berlalu.

"Berapa tagihan kartu yang dipegang Sarah?" tanya Farhan pada asistennya yang bernama Bayu.

"Belum dicek," jawab Bayu. Hampir Bayu lupa karena memang tidak ada notif dari kartu yang dipegang oleh mantan istri dari bosnya itu.

Farhan hanya ingin tahu, apa kebiasaan Sarah masih sama seperti dulu? Sering menghabiskan uang membeli barang yang tidak penting. Hampir satu bulan ia tak bertemu dengan mantan istrinya itu, terakhir bertemu sewaktu di depan kantor.

"Bagaimana? Berapa total tagihannya?" tanya Farhan lagi.

Bayu menggelengkan kepala. "Apa maksudmu geleng-geleng kepala?" tanya Farhan.

"Tidak ada tagihan dari kartu itu," jawab Bayu.

Farhan mengerutkan kening bingung. Kenapa tidak ada tagihan? Apa Sarah tidak menggunakan kartu yang ia berikan? Lalu, dari mana biaya hidup mantan istrinya itu?

"Apa perlu aku menemuinya dan memastikannya?"

Terpopuler

Comments

Sleepyhead

Sleepyhead

Tergolong telat aku bergabung, br bab 2 sudah terbawa sedih flow ini membuatku terbawa perasaan

2025-02-01

0

Nozlina Mahmood

Nozlina Mahmood

sesak dada baca.....tq..

2024-11-11

0

Mom Dee 🥰 IG : devinton_01

Mom Dee 🥰 IG : devinton_01

menarik

2025-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Bab 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Bab 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Promo Karya
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 pengumuman
77 Part 75
78 Part 76
79 Part 77
80 Part 78
81 Bab 79
82 Part 80
83 Part 81
84 Part 82
85 Part 83
86 Part 84
87 Part 85
88 Part 86
89 Part 87
90 Part 88
91 Part 89
92 Part 90
93 Part 91
94 Cerita Baru
95 Judul : Benih Yang Kau Titipkan
96 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
97 Novel Baru : Istri Kedua Yang Terabaikan
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Bab 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Bab 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Promo Karya
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
pengumuman
77
Part 75
78
Part 76
79
Part 77
80
Part 78
81
Bab 79
82
Part 80
83
Part 81
84
Part 82
85
Part 83
86
Part 84
87
Part 85
88
Part 86
89
Part 87
90
Part 88
91
Part 89
92
Part 90
93
Part 91
94
Cerita Baru
95
Judul : Benih Yang Kau Titipkan
96
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
97
Novel Baru : Istri Kedua Yang Terabaikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!