Part 5

Sarah dan bi Ami tiba di kediaman mereka. Namun, Sarah melihat orang-orang berkerumun di depan rumahnya. Wanita yang baru saja melahirkan itu turun dari angkot dengan sangat pelan karena di bagian perut yang merasa tidak nyaman. Hanya kain panjang yang ia gunakan untuk penyangga perutnya dengan seadanya.

"Bi, ada apa ini? Kenapa mereka berkerumun di rumah kita?" tanya Sarah.

"Nah, itu mereka," ujar ibu-ibu sambil menunjuk ke arah Sarah dan bi Ami. Orang-orang itu pun menghampiri Sarah.

"Bi Ami, kenapa Bi Ami bawa wanita sial ini ke kampung kita? Sampai dia sudah melahirkan anak haram!" cetusnya.

Hati Sarah merasa teriris, masih kurangkah cobaan yang dialaminya tanpa sosok suami? Wanita mana yang mau menyandang status janda? Mata Sarah menyalak marah, sudah habis kesabarannya dengan mulut para tetangga yang selalu mencibir dan menghinanya karena hamil tanpa suami. Bahkan mereka tidak percaya kalau ia seorang janda.

"Apa kamu bilang? Anak haram?! Anak ini bukan anak haram, bayi ini punya ayah," bela bi Ami. "Pak RT, Pak RT jangan diam saja dong. Sarah 'kan sudah menjadi warga sini, Pak RT sendiri yang mengizinkan," sambung bi Ami.

Sepintas, pak rt itu melihat ke arah Sarah. Wajah ayu Sarah yang begitu mempesona mengizinkannya tinggal di kampungnya. Pak rt yang genit itu terkadang sering menggoda Sarah, itu pun sebelum perut Sarah besar. Pada akhirnya, ia pun percaya bahwa wanita itu bukan wanita baik-baik.

"Gimana ya, Bi Ami. Saya juga tidak bisa kalau seperti ini terus, warga meminta Sarah pergi dari sini. Kami tidak mau ikut menanggung aib," jawab pak rt.

"RT macam apa seperti ini? Kalau saya bisa membuktikan kalau Sarah wanita baik-baik, saya harap jangan lagi menghina atau merendahkannya!" Bi Ami yang begitu emosi langsung menuju ke dalam rumahnya sambil menggendong anak Sarah.

Tak berselang lama, ia menunjukkan bukti kalau status Sarah adalah seorang janda. Bukti perceraiannya dengan Farhan.

"Lihat ini, kalian buka mata lebar-lebar. Terutama untukmu, Sani!" Sani adalah wanita yang tidak suka dengan keberadaan Sarah, ia pun sama menyandang status janda. Namun, kecantikkannya kalah oleh Sarah.

Apa lagi sekarang Sarah terlihat lebih berisi, tubuhnya sangat pas dan kecantikkannya begitu bersinar. Janda kembang yang menjadi priamdona kaum adam. Bahkan Sarah tak terlihat seorang janda.

Rasa sesak itu kian menjadi, rasa sakit ini berawal dari perceraian. Farhan begitu tega menceraikannya hanya karena manja dan tidak bisa berbuat apa-apa. Keseharian Sarah hanya di rumah, bukan wanita karier pada umumnya.

"Tuh, liat Ibu-Ibu ... Dek Sarah bukan wanita yang seperti Ibu katakan, dia wanita yang diceraikan suaminya," jelas pak rt.

"Alah ... Dicerai karena dia wanita murahan," timpal wanita lain yang tak lain adalah teman Sani.

"Salah saya apa? Selama saya tinggal di sini tidak pernah sekali pun saya buat masalah, apa lagi dengan kalian. Kenal saja saya tidak! Kurang kerjaan kalau saya kepo sama hidup kalian!" Akhirnya, Sarah ikut menimpali untuk membela diri. Tak pernah sekali pun ia keluar rumah malam-malam.

"Bicarakan baik-baik kalau kehadiran saya mengganggu, saya tanya, apa saya pernah menggangu hidup kalian? Atau menganggu lelaki di sini? Mbak Sani, Mbak Sani di sini yang jadi propokator. Bi Ami sudah menunjukkan status saya, salah jika saya melahirkan seorang anak? Saya pernah menikah dan memiliki suami," jelas Sarah.

Para warga pun tak berkutik lagi, dan baru kali ini mereka melihat kemarahan Sarah. Selama ini, Sarah hanya diam saat disindir. Tapi kali ini ia tidak bisa diam saja saat anaknya dikatakan anak haram.

"Dengar untuk kalian semua, anak saya bukan anak haram. Dia adalah Putra Farhan Permana, anak dari Farhan Permana mantan suami saya!" tegas Sarah.

Untuk para lelaki yang ikut nimbrung malah tersenyum karena mendengar status Sarah yang ternyata seorang janda. Yang akan menjadi janda primadona di desa ini. Bahkan dengan pak rt yang berstatus duda pun tersenyum genit.

***

Sarah bernapas lega karena masalah dengan warga akhirnya selesai. Tapi ia harus selalu waspada karena ada salah satu dari mereka yang tidak menyukainya. Sedikit pun Sarah tak berniat untuk adu kecantikkan dengan wanita-wanita di sana.

"Jangan banyak pikiran, kamu harus sehat," ujar bi Ami.

"Aku kira hidup di kampung akan lebih nyaman, Bi. Ternyata mulut tetangga lebih pedas dari cabai," jawab Sarah.

"Oh iya, betul nama bayimu Putra?" tanya bi Ami dengan yakin.

"Iya, Bi. Tadi pas di jalan aku memikirkan nama untuk anak-ku, menurut Bibi bagus tidak namanya?"

"Putra Farhan Permana, bagus apa lagi nama papanya kebawa."

"Iya, Bi. Bagaimana pun dia anaknya, tak seharusnya aku memisahkan mereka. Kelak, mereka pasti akan bertemu."

"Iya, dosa besar memisahkan anak dari orang tuanya," sahut bi Ami.

"Biarkan waktu yang menjawab semuanya, aku tidak akan mencari atau pun menemuinya. Biarkan mereka bertemu dengan sendirinya."

Terlalu sakit memang jika ada diposisinya, tak ada kesempatan untuknya merubah sikap dan ke kanak-kanakannya. Bukankah semua butuh proses? Dan akhirnya, Sarah menjadi sosok wanita yang dewasa setelah berpisah. Ia harus kuat demi buah hatinya.

Sarah menatap wajah mungil itu, menitikkan air mata tanpa permisi. "Kamu yang akan menjaga Ibu kelak besar nanti." Sarah mencium bayi merah itu. "Tidurlah sayang."

Sarah pun akhirnya beristirahat, berharap semuanya kepahitan akan terlewati dengan bahagia. Adanya Putra bersamanya, penyemangat dalam hidupnya. Ia yakin, kebahagiaan menanti mereka.

Wanita itu bersandar dengan sambil memejamkan mata. Bi Ami menumpukkan beberapa bantal, adat tradisi di sana masih kental dengan keasriannya. Bagi siapa yang baru melahirkan dengan normal tidak boleh hanya menggunakan satu bantal. Namun, Sarah menuruti apa kata bi Ami.

Ia juga memanggil paraji untuk mengurus bayi sampai 40 hari nanti, dari selamatan sampai aqiqahan.

***

40 hari berlalu begitu saja. Kini, Sarah dan bi Ami tengah menyaksikan aqiqahan Putra. Mengadakan pengajian untuk bayi itu dengan acara potong rambut. Lantunan ayat suci menggema, banyak para tetangga yang hadir mendoakan bayi Sarah. Terutama dengan perhatian pak rt yang mengundang sorot mata.

Duda itu membawakan sebuah kado untuk Putra.

"Terima kasih Pak rt," ucap bi Ami.

"Sama-sama, Bi. Sarahnya di mana?" tanya lelaki itu kemudian.

"Di dalam."

"Boleh saya bertemu? Ada yang ingin saya bicarakan," kata lelaki itu lagi.

"Bibi coba panggilkan." Bi Ami pun menemui Sarah yang baru saja selesai memberikan ASI pada anaknya.

"Ada apa, Bi?" tanya Sarah.

"Di luar ada pak rt ingin bertemu, dia juga bawakan hadiah untuk Putra." Bi Ami memperlihatkan sebuah kado yang ukurannya mungkin sebesar dus mie instan.

Sarah bukan wanita polos, ia tahu apa tujuan lelaki itu.

"Bi, aku belum siap jika harus menerima laki-laki lain, tapi bagaimana caranya aku menyampaikannya agar tidak menyinggung perasaannya?" tanya Sarah.

Terpopuler

Comments

Ning Suswati

Ning Suswati

dasar laki2 tak bisa melihat perempuan cantik apalagi statusnya janda, dasar ganjen

2025-02-07

0

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Paraji apa itu Thor...Aku Jowo tepat nya Kulon Progo...

2024-09-25

0

Gamar Abdul Aziz

Gamar Abdul Aziz

pak RT

2024-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Bab 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Bab 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Promo Karya
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 pengumuman
77 Part 75
78 Part 76
79 Part 77
80 Part 78
81 Bab 79
82 Part 80
83 Part 81
84 Part 82
85 Part 83
86 Part 84
87 Part 85
88 Part 86
89 Part 87
90 Part 88
91 Part 89
92 Part 90
93 Part 91
94 Cerita Baru
95 Judul : Benih Yang Kau Titipkan
96 JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
97 Novel Baru : Istri Kedua Yang Terabaikan
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Bab 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Bab 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Promo Karya
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
pengumuman
77
Part 75
78
Part 76
79
Part 77
80
Part 78
81
Bab 79
82
Part 80
83
Part 81
84
Part 82
85
Part 83
86
Part 84
87
Part 85
88
Part 86
89
Part 87
90
Part 88
91
Part 89
92
Part 90
93
Part 91
94
Cerita Baru
95
Judul : Benih Yang Kau Titipkan
96
JANGAN JADIKAN ISTRIMU PENGEMIS
97
Novel Baru : Istri Kedua Yang Terabaikan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!