Diajak Ke Rumah

"Eyang?" ucap pak Raga yang menarikku untuk ikut dengannya. Iya ini pertama kalinya tanganku digandeng seorang pria.

Pak Raga mendekat dan mencium tangan neneknya. Dia pun kode-kode supaya aku melakukan hal yang sama.

"Sore, Eyang..." ucapku yang menyalami wanita yang pandanganmya adem banget. Beda banget sama cucunya.

"Sore?" wanita yang dipanggil eyang oleh pak Raga menaikkan alisnya.

"Ini pacar Raga, Eyang..." ucap pak Raga yang tiba-tiba merangkulku, bikin aku shock. Apa setelah ini kita bakal dikawinin? oh no, oh yeah, aku belum siap anyway.

"Pacar?" Alis eyang naik satu.

Aku yakin nih si Eyang punya indra ke 7, secara dia udah pengalaman dibidang percintrongan, pasti eyang paham kalau aku sama pak Raga ini nggak pacaran beneran.

"Nama kamu siapa?" tanya Eyang sama aku.

"Saya, Rachel Eyang..."

"Oke, Rachel. Salam kenal..." ucap Eyangnya pak Raga. Tangan pak bos masih nemplok aja nangkring di bahuku.

"Ini eyang aku, namanya Eyang Miranti. Aku biasanya manggil Eyang Anti. Iya karena eyang itu anti nggak punya duit dan anti kesepian. Karena sampai usia segini aja eyang masih suka jalan-jalan ke luar negeri. Eyang stay di Belanda, dan kesini khusus nengokin cucunya yang---"

"Yang sibuk kerja terus!" serobot Eyang Anti.

"Raga sibuk juga kan demi kemajuan perusahaan, Eyang..."

"Iya, tapi ada porsinya. Berapa persen waktu buat kerja dan berapa persen waktu untuk mengelola perasaan. Hidup bukan hanya tentang bisnis dan uang, Raga..." ucap Eyang.

"Iya iya iya deh..." kali ini pak Raga nggak mau debat. Tumben banget nih orang.

"Kamu tunggu disini aku mau ke atas sebentar ya, Sayang?" pak Raga berubah menjadi sangat soft dan sweet. Jauh berbeda ketika di kantor yang galak dan suka nyuruh.

Dan aku cuma senyum saat pak Raga berjalan entah kemana.

"Aneh, kenapa dia jalan seperti itu?" Eyang berguman sendiri.

Sedangkan aku mending no comment aja. Pura-pura nggak tau. Lagian aneh banget kalau aku bilang kalau pak Raga abis kena insiden kejepit retsleting celananya sendiri.

Eyang menunjuk sofa, "Ayo, duduk Rachel..."

"Jadi, ceritakan sedikit mengenai dirimu..." lanjut Eyang.

"Ceritakan gimana ini, ya Allah!" aku dalam batin.

Lah kalau pak Raga kan dari strata horang kayah, darah biru. Lah kita? nggak tau kita darah apaan. Aku masih senyum-senyum kaku, sambil nunggu pak Raga nyamperin lagi.

Bisa berabe kalau aku salah ngomong. Ya kan hubungan aku sama pak Raga kan hanya sebatas tipu-tipu.

Karena eh karena pak Raga nggak nongol juga, akhirnya aku mengatakan kalau aku ini asisten pribadi yang juga merangkap pacar dari seorang Raga Mahendra. Alasannya sih klasik, 'witing tresno jalaran soko kulino'. Artinya apa? dilarang parkir disini!

Nggak, nggak. Maksudnya ya cinta ada karena terbiasa. Karena terlalu sering bareng-bareng akhirnya saling nyaman dan pacaran. Ya, moga aja eyangnya pak bos ini percaya.

"Syukurlah, akhirnya Raga mau menjalin hubungan dengan wanita," ucap Eyang Anti.

"Maksudnya, dia menjalin bukan dengan wanita tapi dengan...?"

"Hahahaha, bukan bukan Rachel. Maksud Eyang, Eyang senang akhirnya Raga mau menyediakan waktunya untuk menjalin cinta..." ucap Eyang Anti.

"Wah lagi ngobrol apa nih?" pak Raga keluar dengan outfit serba putih.

"Raga, kamu mengangetkan Eyang! dasar anak nakal!" ucap Eyang.

"Maaf, Eyang. Oh ya, Raga mau ngajak Rachel jalan dulu, kita mau dinner di luar," ucap pak Raga yang duduk di sampingku.

Duh kepriben kiye, Son. Kok ya baunya wangi banget, bikin jiwa kita bergetar gitu.

"Eyang kira kamu bawa pacar ke rumah itu karena mau makan malam bareng Eyang? ternyata kesini hanya untuk transit saja? ckck, dasar anak muda!" ucap Eyang.

"Nanti bisa atur waktu lagi, Eyang. Sekarang, Raga sama Rachel mau pergi dulu. Raga pamit..." ucap pak Raga yang mendekat dan menyalami neneknya. Aku pun melakukan hal yang sama. Udahlah ikutin aja permainan pak Raga.

Pak Raga jalannya udah mulai membaik, mungkin dia udah minum obat. Astaga, kenapa aku malah memperhatikan cara jalannya bos gendeng?

"Masuk!" ucap pak Raga yang masuk ke mobil.

Dia nyuruh aku buat buka pintu sendiri. Ya iyalah, emang elu siapa, Maemunah? Inget, kalau kamu tuh cuma pacar pura-pura, jadi jangan ngarep pak Raga bakalan bersikap lembut dan manis di luar skenario yang dia tentukan sendiri.

Setelah aku masuk, baru dia tancap gas. Aku nggak nanya mau di bawa kemana. Sampai sekitar 15 menit kemudian pak Raga menepi di tepi jalan.

"Rachel, kamu turun disini ya? kamu bisa naik taksi. Saya ada urusan penting," ucap pak Raga yang diiringi bunyi 'klik', dia buka kunci pintu mobil.

"Disini?" aku melihat ke luar.

"Iya, banyak taksi yang lewat kok!" ucap pak Raga.

"Cepat turun, tunggu apa lagi?" lanjut pak Raga.

Aku lepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil mewah sang bos.

Dan secepat kilat mobil itu pergi, aku cuma bisa nahan kesel. Boro-boro dinner romantis, kita malah diturunin di jalan padahal udah mau adzan maghrib tau nggak?

Ada yang bilang nggak baik kalau maghrib berada di luar, akhirnya aku masuk ke dalam sebuah minimarket.

"Bertamu ke rumah orang kayak, air segelas aja nggak keluar," aku bergumam sambil milih-milih minuman dingin.

Aku lagi mengurangi minuman bersoda, jadi aku ambil air mineral dingin aja. Itung-itung penghematan di tanggal yang sebenernya nggak tuwir-tuwir amat.

Karena aku juga udah mulai laper, sekalian aja aku beli mie seduh yang sekalian aku seduhin disitu. Selesai bayar, aku keluar dan makan di meja yang kebetulan kosong.

Lagi nunggu mie ku mateng di dalam cupnya, aku kepikiran sama mbak Gita. Keputusannya buat tetep bareng sama mas Bram yang bikin aku nggak habis pikir. Kalau dia mau pisah, aku juga nggak bakalan tinggal diam ngeliat sodaraku sendiri dalam kesusahan meskipun ya hidupku sekarang juga nggak berlimpah uang. Tapi minimal kita bisa berbagi dan saling membantu gitu.

"Ketemu lagi kita!" ucap seorang pria.

"Mas Liam?" aku mengernyit.

"Loh kok bisa ketemu disini?" tanyaku.

"Aku haus pengen beli minum, eh malah ketemu kamu!" ucap mas Liam.

"Nih kalau haus, aku punya dua..." ucapku yang nunjukin dua botol air mineral berukuran kecil.

"Oke oke makasih..." ucapnya.

"Mie kamubkayaknya udah mateng tuh..." ucap mas Liam.

"Eh iya, ehm ... aku nggak nawarin ya, Mas. Soalnya cuma ada satu..." ucapku yang udah kruyukan.

"It's fine, Rachel. Makan aja..." mas Liam ketawa kecil.

"Oh ya, kok kamu ada di daerah sini?" tanya mas Liam.

"Habis dari rumahnya pak bos!"

"Pak Raga? kamu kesini sama pak Raga?" mas Liam celingukan.

"Iya, awalnya! ya, sebelum aku disuruh turun di tengah jalan!" jawabku.

"Yang sabar aja. Pak Raga emang gitu..."

"Aku nggak yakin bakalan betah kerja sama dia deh, Mas..." ucapku sambil mengaduk mie yang siap dimakan.

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

hmmm... punya teman curhat deh Rachel

2024-01-10

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

si Liam ada dimana2 ...kayaknya dia bukan manusia secara pak raga slalu terkejut kalau ngomongin dia

2023-12-26

1

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

udah konslet mungkin 🤭

2023-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 Permulaan
2 Playboy Cap Badak
3 Rumah Mbak Gita
4 Selap-Selip
5 Cepetan Samperin
6 Sambung Rambut
7 Jangan Cari Diskonan
8 Jangan Ganggu Kita Anaknya Introvert
9 Siapa Yang Narik Selimut?
10 Bisikan
11 Bilik Toilet
12 Apa Kantor Ini Angker, Pak?
13 Jari Yang Nongol
14 Gosip of The Day
15 Prahara Datang Lagi
16 Nyungsep
17 Rambutku Digubting Siapa?
18 Mas Liam
19 Masa Depan Terancam
20 Diajak Ke Rumah
21 Bukan Tangan Pak Raga
22 Tolongin Saya Pak
23 Bleguk Sia!
24 Pundung
25 Ikut Aku
26 Perhatian Bos
27 Stop Bicara Ngelantur
28 Rambutku Rontok
29 Kebenaran Soal Liam
30 Kejebak Permainan Sendiri
31 Sendiko Dawuh
32 Rumah Mas Liam
33 Sindikat Setan Bodong
34 Hatiku
35 Jangan Aku Yang Digentayangin
36 Gunting dan Ajeng
37 Menagih Janji
38 Nyari Liam
39 Menemui Liam
40 Kebenaran Yang Tersembunyi
41 Jangan Pergi
42 Mati Suri
43 Pingsan Lagi
44 Perintah Pak Raga
45 Nggak Bisa Ngejenguk
46 Akhirnya Bertemu
47 Pendekar dan Xi Lu Man
48 Pantang Pulang Sebelum Kenyang
49 Curhat dong, Meeeel...?!
50 Semoga Semesta Merestui
51 Wanita Itu
52 Mbak Enjel Dan Semua Yang Membuat Aku Bingung
53 Nyut-Nyutan
54 Bukan Manusia
55 Kosan Alam Indah
56 Sampai Tujuan
57 Abang Berondong
58 Dia Pacarku
59 Didatangi Ular
60 Hujan
61 Cari Jalan Lain
62 Hipotermia
63 Bola Mata
64 Diperpanjang Sampai Tahun Depan
65 Kamu Nanyeaaaakkkkk?
66 Pacaran Beneran
67 Ketemu Lagi Setan Jamet
68 Dikira Pakai Jampi-Jampi
69 Misteri Kopi Asin
70 Terima Nasib
71 Pak Raga Kenapa?
72 Fokus Rachel, Fokussss!
73 Dipecat
74 Teman Baru, Almeer!
75 Ludes
76 Nay
77 Mobil Pak Raga?
78 Pekerjaan Baru
79 Dari Siapa?
80 Cucu Si Nenek
81 Sama Sekali Nggak Kenal
82 Pak Moreno dan Mbah Nyentrik
83 Salah Kamar
84 Kena Kiriman
85 Masih Nggak Inget Juga
86 Menyamar
87 Banyakan Ngelamun
88 Balik lagi
89 Pecinta Micin
90 Pertemuan Itu...
91 Ngebut Lagi
92 Kancing Merah
93 Tidak Patut Dikhawatirkan
94 Aku dan Cendol
95 Batok Kelapa
96 Jangan Pikirkan Pak Raga
97 Dia Datang Ke Kedai Kopi
98 Siapa Yang Nuyul?
99 Ada Hubungan Apa?
100 Apa Maksudnya Ngomong Kayak Gitu?
101 Ditarik Pak Raga
102 Makan Malam Ngookk Ngoook
103 Sangat Rahasia
104 Jurus Baru
105 Rasa Penasaran
106 Keluarkan Khodam Bapak!
107 Kadung Ditumbalin
108 Ini Teh Tempatnya Urang Lelendotan
109 Mencari Pelaku
110 Pada Capek Semua
111 Ngomong Yang Bener!
112 Sisi Lain Almeer
113 24 jam Terakhir
114 Dia Mencurinya
115 Aku Harus Jujur
116 Pergi
117 Tinggalkan Dia!
118 Meninggalkan Semuanya
119 Jangan Pernah Pergi Lagi ( Tamat)
120 Pengumuman
121 Novel Baru
122 Novel baru lagiii pacarku mata duitan
123 Hiatus
124 BonChap 1. Jangan Gedorin Teross!
125 BonChap 2 Kantor Suamiku
126 BonChap 3. Direktur Baru
127 Bonchap 4 Toilet legend
128 BonChap 5 Ngambekan Bae
129 Bonchap 6 Ribut Terus
130 Curhat Colongan
131 BonChap 7 Baikan
132 Bochap 8. Red Flag!
133 Bonchap 9 Ngabur Ke Rumah Mbak Gita
134 Bonchap 10 Diangkut
135 Bonchap 11. Lelet Amat!
136 Bonchap 12 jangan Plin Plan kamu Rachel!
137 Bonchap 13 Jangan Ngarang!
138 Bonchap 14 Yang Sabar Ya, Pak?
139 Bonchap 15. Kesurupan
140 Bochap 16 Dia Yang Mirip Orang Kesurupan
141 Bonchap 17. Kesurupan Siapa?
142 Bonchap 18 Berarti Setan!
143 Bonchap 19 Berakhir Ribut
144 Bonchap 20 Setan Blao
145 Bonchap 21 Disembur
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Permulaan
2
Playboy Cap Badak
3
Rumah Mbak Gita
4
Selap-Selip
5
Cepetan Samperin
6
Sambung Rambut
7
Jangan Cari Diskonan
8
Jangan Ganggu Kita Anaknya Introvert
9
Siapa Yang Narik Selimut?
10
Bisikan
11
Bilik Toilet
12
Apa Kantor Ini Angker, Pak?
13
Jari Yang Nongol
14
Gosip of The Day
15
Prahara Datang Lagi
16
Nyungsep
17
Rambutku Digubting Siapa?
18
Mas Liam
19
Masa Depan Terancam
20
Diajak Ke Rumah
21
Bukan Tangan Pak Raga
22
Tolongin Saya Pak
23
Bleguk Sia!
24
Pundung
25
Ikut Aku
26
Perhatian Bos
27
Stop Bicara Ngelantur
28
Rambutku Rontok
29
Kebenaran Soal Liam
30
Kejebak Permainan Sendiri
31
Sendiko Dawuh
32
Rumah Mas Liam
33
Sindikat Setan Bodong
34
Hatiku
35
Jangan Aku Yang Digentayangin
36
Gunting dan Ajeng
37
Menagih Janji
38
Nyari Liam
39
Menemui Liam
40
Kebenaran Yang Tersembunyi
41
Jangan Pergi
42
Mati Suri
43
Pingsan Lagi
44
Perintah Pak Raga
45
Nggak Bisa Ngejenguk
46
Akhirnya Bertemu
47
Pendekar dan Xi Lu Man
48
Pantang Pulang Sebelum Kenyang
49
Curhat dong, Meeeel...?!
50
Semoga Semesta Merestui
51
Wanita Itu
52
Mbak Enjel Dan Semua Yang Membuat Aku Bingung
53
Nyut-Nyutan
54
Bukan Manusia
55
Kosan Alam Indah
56
Sampai Tujuan
57
Abang Berondong
58
Dia Pacarku
59
Didatangi Ular
60
Hujan
61
Cari Jalan Lain
62
Hipotermia
63
Bola Mata
64
Diperpanjang Sampai Tahun Depan
65
Kamu Nanyeaaaakkkkk?
66
Pacaran Beneran
67
Ketemu Lagi Setan Jamet
68
Dikira Pakai Jampi-Jampi
69
Misteri Kopi Asin
70
Terima Nasib
71
Pak Raga Kenapa?
72
Fokus Rachel, Fokussss!
73
Dipecat
74
Teman Baru, Almeer!
75
Ludes
76
Nay
77
Mobil Pak Raga?
78
Pekerjaan Baru
79
Dari Siapa?
80
Cucu Si Nenek
81
Sama Sekali Nggak Kenal
82
Pak Moreno dan Mbah Nyentrik
83
Salah Kamar
84
Kena Kiriman
85
Masih Nggak Inget Juga
86
Menyamar
87
Banyakan Ngelamun
88
Balik lagi
89
Pecinta Micin
90
Pertemuan Itu...
91
Ngebut Lagi
92
Kancing Merah
93
Tidak Patut Dikhawatirkan
94
Aku dan Cendol
95
Batok Kelapa
96
Jangan Pikirkan Pak Raga
97
Dia Datang Ke Kedai Kopi
98
Siapa Yang Nuyul?
99
Ada Hubungan Apa?
100
Apa Maksudnya Ngomong Kayak Gitu?
101
Ditarik Pak Raga
102
Makan Malam Ngookk Ngoook
103
Sangat Rahasia
104
Jurus Baru
105
Rasa Penasaran
106
Keluarkan Khodam Bapak!
107
Kadung Ditumbalin
108
Ini Teh Tempatnya Urang Lelendotan
109
Mencari Pelaku
110
Pada Capek Semua
111
Ngomong Yang Bener!
112
Sisi Lain Almeer
113
24 jam Terakhir
114
Dia Mencurinya
115
Aku Harus Jujur
116
Pergi
117
Tinggalkan Dia!
118
Meninggalkan Semuanya
119
Jangan Pernah Pergi Lagi ( Tamat)
120
Pengumuman
121
Novel Baru
122
Novel baru lagiii pacarku mata duitan
123
Hiatus
124
BonChap 1. Jangan Gedorin Teross!
125
BonChap 2 Kantor Suamiku
126
BonChap 3. Direktur Baru
127
Bonchap 4 Toilet legend
128
BonChap 5 Ngambekan Bae
129
Bonchap 6 Ribut Terus
130
Curhat Colongan
131
BonChap 7 Baikan
132
Bochap 8. Red Flag!
133
Bonchap 9 Ngabur Ke Rumah Mbak Gita
134
Bonchap 10 Diangkut
135
Bonchap 11. Lelet Amat!
136
Bonchap 12 jangan Plin Plan kamu Rachel!
137
Bonchap 13 Jangan Ngarang!
138
Bonchap 14 Yang Sabar Ya, Pak?
139
Bonchap 15. Kesurupan
140
Bochap 16 Dia Yang Mirip Orang Kesurupan
141
Bonchap 17. Kesurupan Siapa?
142
Bonchap 18 Berarti Setan!
143
Bonchap 19 Berakhir Ribut
144
Bonchap 20 Setan Blao
145
Bonchap 21 Disembur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!