Lebih amannya aku tarik selimut sampe kepala, kita tidur dalam engap-engapan. Ya allah, itu syaiton tolong diusir, kan kita anak baik. Nggak pernah ganggu dan nggak pengen juga diganggu, udah kita sendiri-sendiri aja yak.
Segala doa aku bacain, dari doa mau tidur sampai doa buka puasa kita lafalin semua, biar tuh setan kepanasan.
Mungkin karena kebanyakan komat kamit, aku cepet banget ngantuk dan tidur dengan sendirinya. Sampai lupa berterima kasih pada raga ini yang udah mau diajak kesana-kesini. Bukan pak Raga ya gengs, bukan. Tapi raga badan ini loh.
Lagi enak-enak tidur menggapai mimpi, elah kok ada yang narik selimut.
Hap!
"Aku tangkap!" aku tarik lagi selimut.
Tapi emang dasar vang-kee, itu selimut mrojol lagi ke bawah.
Seeettt!
Ditarik nggak tau sama siapa.
Wewww? ditarik? tapi kan aku sendirian? nggak mungkin dong selimut tau-tau bisa bergerak sendiri?
Marilah kita buka mata, dan menangkap siapa dalang dibalik ketariknya selimut aing.
Seettt!
Tuman, selimutnya mrojol lagi untuk yang kesekian kalinya, dan aku tarik lagi dengan sekuat tenaga. Dan akhirnya kita tarik-tarikan.
Wait, tarik-tarikan?
Aku buka mata dan melihat nggak ada seorang pun yang keliatan menarik selimutku.
Seeettt!
Selimutku bergerak sendiri. Iya sen-di-ri, berarti disini ada sosok astral yang usil.
Bulu kudukku merinding, terutama di bagian tengkuk. Dan pas aku menoleh ke arah meja rias, ada sosok wanita dengan baju putih duduk membelakangiku dengan rambut panjang bergelombang.
"Aaaaaaaaaaaa," aku menjerit tapi suaraku nggak keluar. Jeritan yang cuma mentok di dalam hati.
Dengan susah payah aku beringsut dari tempat tidur, pengennya sih kabur kalau bisa gedor kamarnya salah satu member lambe-lambean, yang penting nggak satu kamar sama makhluk tak kasat mata.
Tapi badanku nggak bisa bergerak. Boro-boro buat kabur ke kamar Mirna atau kamar yang lain. Buat gerakin tangam aja nggak bisa.
"Lalalalalalal," si wanita itu bersenandung.
Aku sih berharap ini cuma halusinasi. Aku mencoba merem terus buka mata lagi. Dam harapan aku itu pupus. Karena ketika buka mata untuk yang kedua kalinya sosok itu masih ada. Kalau dari belakang rambutnya yang panjang itu bentukannya nggak simetris, terkesan dipotong asal. Mungkin kalian yang tau salon ghoib, bisa tuh nih setan dianterin kesana. Biar dibenerin gaya rambutnya.
Aku ngeliat dia terus aja nyisirin rambutnya pakai tangannya yang pucet. Urat-urat biru ditangannya terlihat jelas, itu semakin bikin aku ketakutan.
"Apa aku lagi rep-rep an? ya Allah, aku takut!" aku dalam hati.
"Astaghfirullah, tolong dong ini kaki tangan bisa gerak, please. Aku pengen kabur," batinku.
Tapi sayang, apa yang akubharapkan nghak terwujud. Aku nangis, udah gemeteran tapi nggak ada yang bisa dilakukan selain pasrah.
"Lalalallalala," dia bersenandung lagi. Buset dah, dia nyanyi lagi.
Mau ikut audisi syaithon idol apa gimana dah. Sepanjang dia nyisir, dia terus bersenandung, entah sejenis kidung atau apa aku nggak tau.
Aku merem ajah, tarik napas dan menghembuskannya perlahan. dan melek lagi, tapi sialnya wajahnya si setan tepat di depan mukaku. Jarak muka kita sekitar 10 senti-an, kalau nggak percaya coba aja ukur pakai penggaris.
"Aaaaaaa, tolooooong..." aku mewek, tapi nggak bisa bersuara.
Muka nih setan pada dasarnya udah serem, jadi tolong nggak usah pakai senyum. Kita nggak bakal tertarik dan bilang 'wow, anda cantik sekali mirip artis acha acha he achaa acha aaa'.
Mataku nggak bisa tertutup. Dan wanitabitu mengeluarkan lidahnya yang panjang berbentuk seperti lidah ular.
"Aaaaaaaaaaa," aku menjerit dan terbangun dengan keringat yang membanjiri bajuku. Udah kayak orang abis lari marathon 3km.
"Hhhh ... hhh .... aarghh, cuma mimpi," aku ngos-ngosan banget.
Dan pas kepalaku muter, nengok ke arah jam dinding. Sekarang udah jam 6 pagi. Itu aryinya aku ketinggalan sholat subuh. Walaupun emang bukan sekali dua kali aku kebangun jam segini juga.
"Mampuuusss!! hari pertama jadi asprrrriiiii!!!" aku ngibrit ke kamar mandi. Basahin badan semampunya. Pokoknya yang penting basah aja, dan kena sabun. 5 menit mandiku selesai. Lanjut pakai baju dan tancap skincare supaya jerewi-jerewi nggak pada nongol di muka aing.
"Ya ampun, bisa banget telat di hari pertama jabatan baru. Apa kabar dunia kalau pak Raga udah ngejogrog duluan di ruangannya, ya Allah tolongin Rachel ya Allah..." ucapku sambil dempulin muka.
Pagi yabg cerah diawali dengan aku yang kedebag-kedebug nyari soft lens.
"Kek mata kucing lama-lama," ucapku yang meluhat mataku yang warnanya jadi ada biru-birunya. Bodo amatlah, yang penting kacamata nggak nangkring di hidung, takut disamber sama pak Raga.
Aku yang jarang pakai rok ke kantor agak canggung dengan OOTD ku hari ini, tapi udahlah. Nggak ada pilihan, karena baju kerja ini kan yang milih bos. Kalau aku pakai celana panjang, ntar dia ngomel 'Kenapa kamu masih pakai baju kampungan begini Racheeeel?!!'. Nah sebelum ada teriakan macan kayak gitu, mending kita cari aman dengan memakai baju yang dia kehendaki, betul apa betul?
Motor masih sama dokternya, abang bengkel. Jadi kita ngantornya pakai taksi, walaupun harganya bikin kantong meringis ya.
"Maksih ya, Pak?" ucapku setelah memberikan selembar uang berwarna biru.
"Mbak, Mbak?!!"
"Apa lagi, Pak? barang saya nggak adabyang ketinggalan kok?!"
"Bayarnya kurang 5 rebu?!!"
"Ya ampun, itung-itung diskon lah, Pak?! sama penumpang jangan pelit-pelit. Orang pelit kuburannya sempit,"
"5 rebu juga duit, Mbak. Lumayan buat jajan anak istri, atau minimal bisa buat beli kopi biar bisa narik mobil lagi," ucap pak supir yangainnya kata anak istri. Yeeuuh si Bapak korting 5 rebu aja mrepetnya kemana-mana.
Aku rogoh tas dan nggak asa tuh nemu uang 5 ribuan, adanya 10 ribu.
"Nih, kembali 5 rebu. Cepetannn?!!"ucapku gugup.
"Nggak ada kembaliannya, kan mbak penumpang pertama saya!!"
"Astagaaa, si Bapaaaakkk!" ucapku gregetan.
"Ya udahlah, ambil aja kembaliannya!" ucapku yang udah nggak ada waktu lagi ngeributin soal duit kembalian.
Tap!
Tap!
Tap!
Aku setengah berlari menuju lift yang terbuka.
"Sorry!" aku nyempil diantara para karyawan pemburu mesin absen.
"Denger-denger ada yang jadi aspri baruuu neeehhh," ucap salah seorang perempuan.
"Padahal kan cantikan juga kite yeee?"
"Kok bisaaa pak Raga milih asprinya asal-asalan," mereka sahut-sahutan. Nyindir siapa, aku juga tau. Tapi balik lagi biarin aja mereka nyap-nyap, karena pada dasarnya mereka bilang kayak gitu karena iri dengan posisiku sekarang ini.
Beruntung lift segera kebuka dan orang-orang pada antri setor muka di mesin absen.
Tiba-tiba ada yang nepuk pundakku, " Bukannya kalau aspri absennya di lantai atas?" ucap Amel yang tetiba muncul dengan napas ngos-ngosan. Mungkin dia abis lari-larian di tangga darurat.
"Oh ya?" aku memejamkan mata sedetik, dan secepat kilat memburu lift buat ngebawa aku ke lantai atas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Kamiem sag
siapanya pak bos ya itu hantu
2024-01-10
0
Zuhril Witanto
cerita nya seru
2023-12-25
0
Zuhril Witanto
apa itu hantu korban salon ya...atau rambutnya di bikin rambut Rachel itu
2023-12-25
0