Episode 18.

Ruby sudah selesai mandi, dia sedang menikmati sarapan bersama Safira yang juga sudah bersiap untuk ke kantor. Ruby menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan Arkan tadi kepada sang adik.

“Jadi kesimpulannya, Mas Arkan minta rujuk ini?” Tebak Safira.

“Dia hanya minta maaf, Dek.”

“Iya, minta maaf karena ingin rujuk, Kak. Masa begitu saja Kakak tidak paham.” Lanjut Safira. “Eh, tapi ngomong-ngomong Kakak mau rujuk dengan dia?”

Ruby terdiam, dia sendiri bingung dengan perasaannya untuk Arkan saat ini. Jujur, masih ada rasa sayang namun rasa sakit dan kecewa jauh lebih besar.

“Kakak kenapa diam?”

Belum sempat Ruby menjawab pertanyaan yang dilontarkan Safira, dia dikejutkan dengan suara ponselnya yang tiba-tiba berdering.

Di layar benda pipih itu tertulis dengan jelas Pak Bos calling ....

“Ssssttt!” Ruby bergegas menjawab panggilan itu setelah memberikan isyarat jangan berisik kepada Safira.

“Halo.”

“Saya sudah berada di sekitar rumah kamu, jadi kamu tolong keluar!”

Dinan langsung menutup panggilannya sebelum Ruby sempat menjawab.

“Bos Dinan ya, Kak?”

“Iya, dia suruh Kakak keluar, soalnya dia sudah di sekitar sini.” Jawab Ruby yang menyudahi sarapannya dan buru-buru menarik kopernya keluar rumah. “Kakak pergi dulu, ya?”

“Iya, Kak. Aku juga mau keluar, ah. Biar bisa bertemu si ganteng, lumayan buat mood booster.” Safira pun ikut beranjak dan menyusul Ruby dengan heboh.

Ruby membuka pintu dan betapa terkejutnya dia saat melihat Arkan masih duduk di teras rumahnya.

“Mas Arkan? Kenapa masih di sini?”

Arkan berdiri dan langsung mendekati Ruby. “Aku tidak akan pulang sebelum kamu mau memaafkan aku, By.”

“Mas Arkan itu punya perasaan tidak, sih? Setelah Mas Arkan menyakiti Kak Ruby karena wanita lain, sekarang dengan mudahnya Mas Arkan minta maaf, terus Kakak harus maafkan, begitu? Enak banget!” Sela Safira sinis, membuat Arkan terdiam dengan ucapan menohok nya itu.

“Fira, sudah!” Ruby menyentuh pundak Safira, kemudian beralih memandang Arkan. “Mas, aku sudah katakan, tolong beri aku waktu sampai luka ini sembuh. Jadi aku mohon pergilah!”

“By, sampai kapan aku harus menunggu?” Tanya Arkan.

“Aku tidak tahu, Mas.” Sahut Ruby.

“Mas Arkan mendingan pergi, deh! Jangan mengganggu Kak Ruby lagi!” Ujar Safira.

“Iya, Mas. Fira benar, sebaiknya Mas pulang dan jangan memaksaku. Aku pasti maafkan, kok. Tapi tidak sekarang.” Sambung Ruby dan bergegas menarik kopernya.

Melihat Ruby membawa koper, Arkan menjadi bingung bercampur cemas. Dia sontak menarik lengan Ruby dan menahannya. Tepat bersamaan dengan mobil Hanan yang tiba di depan rumah Ruby.

“Kamu mau ke mana, By? Kenapa bawa koper?” Cecar Arkan ingin tahu.

“Aku mau keluar kota, ada urusan pekerjaan.” Sahut Ruby sembari menepis tangan Arkan dari lengannya.

Arkan mengernyitkan keningnya. “Pekerjaan di luar kota? Kamu sudah bekerja?”

Tiiiinn ....

Belum sempat Ruby menjawab, mereka bertiga dikagetkan dengan suara klakson mobil Hanan.

Ruby bergegas menarik kopernya dan berjalan menuju mobil Hanan dengan tergesa-gesa tanpa menggubris pertanyaan Arkan.

“Ruby, tunggu!” Arkan mengejar Ruby, tapi wanita itu buru-buru masuk ke dalam mobil.

“Mas Hanan, tolong jalan!”

Hanan pun segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah Ruby.

Arkan hanya memandangi kepergian mantan istrinya itu dengan rasa penasaran bercampur sesal.

Safira pun segera keluar dari rumah lalu menutup pintu dan menguncinya, saking penasarannya, Arkan berusaha mengorek informasi dari gadis itu.

“Fira, Ruby kerja di mana?”

“Di kantor aku, Kakak itu asisten pribadinya Bos. Dan sekarang Kakak lagi ada perjalanan bisnis ke Bali.” Jawab Safira, dia sengaja memamerkan dan membanggakan pekerjaan Ruby. “Kakak tidak seperti dulu, dia sudah hidup dengan baik sekarang. Jadi Mas Arkan jangan mengusiknya lagi, biarkan dia bahagia.”

“Aku hanya ingin minta maaf, bukan mengusik hidupnya.” Sanggah Arkan.

“Tapi kehadiran Mas Arkan itu membuat Kakak terusik.” Balas Safira. “Sudahlah, aku mau pergi bekerja.”

Safira bergegas pergi, meninggalkan Arkan yang masih terpaku di teras rumah mereka dengan hati dan pikiran yang campur aduk.

Sementara itu di dalam mobil, suasana sangat hening. Ruby yang duduk di kursi depan hanya melamun menatap keluar jendela, dia masih memikirkan sikap Arkan tadi. Sedangkan Dinan yang duduk di kursi belakang terus memandangi janda cantik itu.

Tapi rupanya rasa penasaran yang sedari tadi menggelayuti benak Dinan tak mampu dia tahan lagi, dengan tiba-tiba Bos tampan itu berkomentar.

“Kalau kamu sedang ada masalah dengan kekasihmu, sebaiknya selesaikan saja dulu. Saya bisa pergi sendiri, kok.”

Ruby sontak berbalik menatap Dinan dan menggeleng cepat. “Oh, tidak ada masalah kok, Mas. Lagian dia bukan kekasih saya.”

“Lalu siapa dia?”

Ruby sempat terdiam sebentar, kemudian menjawab dengan suara pelan. “Mantan suami saya.”

Dinan terkesiap, tapi ternyata rasa penasaran terus mendorongnya untuk mencari tahu. “Mau apa dia datang ke rumah kamu?”

Mendengar pertanyaan Dinan, Hanan meliriknya dari kaca spion sambil geleng-geleng kepala dan Dinan menyadari itu.

“Ada sedikit urusan, Mas. Tapi sudah selesai, kok.” Jawab Ruby bohong. Dia tentu tak ingin menceritakan apa pun kepada Dinan.

“Oh.” Sahut Dinan singkat.

Selanjutnya tak ada lagi pembicaraan di antara mereka, mobil melaju kencang menuju bandara. Tapi sepanjang perjalanan, Dinan terus memandangi Ruby tanpa sepengetahuan wanita itu.

💘💘💘

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SEKARANG DINAN BARU TAU KLO RUBY SEORANG JANDA...

2023-06-12

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

WANITA GOBLOK KLO RUBY MAU BALIKAN MA MNTANNYA YG TLH BRKHIANAT..

2023-06-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!