Satu jam kemudian, Yuka kembali menghampiri Ruby dengan wajah marah.
“Kenapa belum kamu kirim juga?” Sergah Yuka dengan nada yang tinggi.
“Maaf, Bu. Belum selesai, sedikit lagi.” Sahut Ruby.
Sementara Jojo dan karyawan lain hanya terdiam.
“Kamu memang tidak becus bekerja! Seharusnya orang seperti kamu tidak diterima di perusahaan ini!” Hardik Yuka.
Ruby hanya tertunduk menahan kesal, tapi dia tak berani membantah. Begitu pun dengan Jojo dan karyawan lain yang menyaksikan semua itu.
“Ada apa ini?” Suara bariton Dinan tiba-tiba menyambar gendang telinga semua orang. Ruby semakin menunduk, antara takut akan malu.
Yuka bergegas mendekati Dinan dan mengadu. “Wanita ini tidak becus bekerja! Aku menyuruhnya memindahkan data-data tapi sampai sekarang belum selesai juga, padahal aku memerlukan data-data itu sebelum jam makan siang.”
Dinan memandang Ruby. “Benar begitu, Ruby?”
Ruby pun menengadah lalu mengangguk pelan. “Memang benar, Pak. Namun bukan karena saya tidak becus, tapi waktunya sangat mepet. Saya hanya punya waktu satu jam untuk memindahkan data sebanyak ini.”
“Alah! Bilang saja kamu memang tidak berkompeten dalam pekerjaan ini!” Sela Yuka sinis.
“Yuka!” Bentak Dinan pelan, membuat Yuka sontak merapatkan mulutnya.
Dinan pun melangkah mendekati meja kerja Ruby lalu membungkuk dan memeriksa pekerjaan wanita itu, membuat jarak keduanya sangat dekat. Semua orang terkejut melihat aksi Dinan tersebut, sedangkan Ruby sendiri merasa gugup dan canggung.
“Benar, sedikit lagi selesai.” Ujar Dinan lalu memandang Yuka. “Dia akan melanjutkannya setelah makan siang, dan kau bisa menunggu. Jangan diburu-buru!”
“Tapi data-data itu harus dikirimkan sebelum ....”
“Ini perintah!” Pungkas Dinan tegas. “Jadi jangan membantah!”
Yuka sontak terdiam dengan wajah masam, dia tak jadi melanjutkan kata-katanya.
“Saya memang mau kalian semua disiplin, tapi saya tidak suka jika ada yang merasa lebih berkuasa lalu mengintimidasi orang lain. Jadi saya harap kalian bisa saling membantu dan menghargai.” Dinan melirik Yuka yang wajahnya semakin ditekuk.
“Dan satu lagi, mulai besok Ruby tidak akan menjadi staf administrasi lagi. Jadi setelah ini, jangan menambahkan pekerjaannya, biarkan saja dia menyelesaikan yang sudah ada.” Sambung Dinan.
Jojo serta semua orang terkejut dan sontak memandang Ruby, hanya Yuka yang menyeringai.
Jojo memberanikan diri untuk bertanya. “Ruby dipecat, Pak?”
Dinan menggeleng. “Tidak, dia tidak dipecat, hanya dipindahkan menjadi asisten pribadi saya.”
Jojo dan karyawan lain terkesiap, sedangkan wajah Yuka seketika berubah keruh, seringainya mendadak hilang.
“Baiklah, kalau begitu kalian semua boleh makan siang.” Lanjut Dinan lalu melangkah pergi meninggalkan ruang administrasi.
Yuka pun melirik sinis Ruby, kemudian bergegas kembali ke ruangannya.
Jojo mendekati Ruby dan menatap wanita itu lekat-lekat. “Ini serius, By? Kamu akan jadi asisten pribadinya Bos?”
Ruby mengangguk.
Jojo mengerutkan keningnya. “Tapi kenapa mendadak begini? Apalagi kamu kan masih baru bekerja, By?”
“Katanya asisten yang lama tiba-tiba mengundurkan diri, jadi mereka butuh ganti secepatnya.” Jawab Ruby.
“Atau jangan-jangan Bos Dinan memang benar-benar menyukai Ruby, Jo.” Tebak Sinta. “Makanya dia mau Ruby jadi asisten pribadinya, biar bisa dekat terus.”
“Kamu jangan ngaco, deh!” Bantah Ruby.
“Iya, kamu kalau bicara suka asal! Nanti jadi gosip, loh.” Sambung Jojo.
“Memangnya kalian tidak bisa lihat sikapnya Bos tadi, dia terang-terangan membela dan melindungi Ruby dari Bu Yuka. Itu bukti kalau sebenarnya dia ada rasa sama Ruby.” Oceh Sinta penuh drama.
“Itu hanya perasaan kamu saja, Sin.” Sanggah Ruby.
“Kayaknya karena efek lapar, Sinta jadi semakin melantur.” Ledek Jojo.
“Iih, dasar tidak peka!” Cibir Sinta.
Namun mendadak wajah Jojo berubah sendu. “Tapi ....”
“Tapi kenapa, Jo?” Tanya Sinta.
“Kalau Ruby jadi asisten pribadinya Bos, itu berarti kita tidak bisa sama-sama lagi.” Keluh Jojo.
Ruby mengernyit heran. “Kenapa tidak bisa? Kita akan terus berteman, kok.”
“Iya, tapi kamu pasti terus-terusan berada di dekat Bos. Mana mungkin bisa bergabung dengan kami lagi.”
“Tapi kita kan masih bisa bertemu di luar kantor, Jo.” Sahut Ruby.
“Iya, juga sih.” Balas Jojo lalu menyunggingkan senyum. “Ya sudah, deh! Ke kantin, yuk!”
“Kalian saja, aku bawa bekal dari rumah. Soalnya perut aku lagi bermasalah, jadi belum berani makan makanan dari luar.”
“Oh, kalau begitu kami pergi dulu. Soalnya sudah lapar banget.” Jojo mengelus perutnya yang sedari tadi sudah keroncongan.
Ruby mengangguk sembari tersenyum.
Jojo dan Sinta pun segera beranjak meninggalkan Ruby sendiri di ruang administrasi.
Ruby mengeluarkan bekal dari dalam tasnya, dia makan sambil mengerjakan tugas dari Yuka.
Tanpa sepengetahuan Ruby, Jojo dan Sinta, grup karyawan sudah ramai membicarakan tentang pengangkatan Ruby menjadi asisten pribadi Bos mereka, salah satu karyawan administrasi yang menyebarkan kabar itu.
Berbagai komentar datang dari karyawan Unique Jewelry, bahkan beberapa karyawan wanita heboh dan merasa iri terhadap Ruby, mereka juga terang-terangan menuduh Ruby macam-macam karena tidak terima wanita cantik yang baru saja bekerja itu diangkat menjadi asisten pribadi Bos yang mereka idolakan.
💘💘💘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments