Deburan ombak yang memecah kerasnya batu karang. Sapuan angin yang berhembus sejuk. Suara tawa dan canda beradu satu dengan musik membawa candu kebahagiaan.
Hari Sabtu adalah hari yang sangat dinantikan semua orang. Karena hari itu, hari dimana semua libur dari aktivitas kerja. Hari sabtu adalah hari berkumpul bersama keluarga, saudara, kekasih ataupun sahabat. Hari untuk bersantai ataupun mengistirahatkan badan yang lelah.
Begitupun dengan Aku dan teman-temanku. Kami habiskan waktu weekend bersama. Menikmati pemandangan pantai yang sejuk.
Melepaskan stress dan depresi, sembari berlibur bersama.
"Kalian nggak ikutan mandi."teriak Anton
"Ntar kami nyusul."balas teriak Naina
"Kamu nggak mandi?"tanya Ian kepadaku
"Tidak."jawabku
"Aku nitip yah."
"Boleh, sini aku bantu jagain."
"Okey, ini HP dan dompetku. Nih,bajuku juga sama topi dan sendal."
"Kenapa nggak pake baju? Memangnya nggak malu?"timpalku
"Biar nggak dingin kalau pulang. Aku kan cowok."jawabnya sembari berlari menuju laut
"Buset dah, tuh dompet tebal amat, Chi."cicit Sari
"Weh, beruntung sekali yah Chia. Aku juga mau."sambung Ria
"Iya, dompetnya tebal, lihat tuh badannya bagus lagi sixpack. Hah, anak-anak cowok kita aja onepack."keluh Sari
"Biasa saja, lebih tampan Eun Wo ku."sahut Naina
"Iya, lebih keren Lisa."sambung Cherly
"Halu terossss..."tukas Yeni
Kami pun tertawa, sambil berjalan menuju kios-kios yang menjajakan jajanan di pantai itu.
Kami membeli beberapa menu makanan. Setelah itu, kami duduk dibangku yang sudah disiapkan.
"Btw, Chi. Kamu manggil Ian apa?"tanya Yeni melanjutkan obrolan yang sempat ditunda tadi.
"Ian."
"Kalau dia manggil kamu apa?"
"Chia."jawabku singkat sambil menikmati jajananku
"Trus kontaknya kamu namain apa, kalau dia namain kamu siapa?"cerca Yeni yang terus bertanya.
"Aku namain Kk Ian. Kalau dia nggak tahu namain Aku siapa."jawabku lagi
"Coba cek HPnya. Dikunci nggak?"sambung Sari
"Memangnya boleh, inikan HP orang. Pasti privasi nggak boleh sembarangan dibuka. Tapi, kalau mau lihat. Aku izin dulu sama Ian."jelasku
"Astaga, alim sekali kamu."tukas Yeni
Aku pun berjalan ke pantai mendekati Ian yang sedang asik mandi bersama dengan teman-teman cowok yang lain.
"Ian..."panggilku
Ian pun bergegas berenang ketepi menujuku.
"Kenapa?"
"Aku boleh buka HPmu nggak?"
"Boleh buka saja. Aku nggak pake kunci."
"Okey, makasih. Aku keteman-temanku yah."
"Iya."jawab Ian sembari mengelus kepalaku.
Aku pun kembali ketempat teman-temanku berada. Kami melanjutkan obrolan kami sembari menikmati jajanan kami.
"Kok ada cowok yang HPnya nggak dikunci."
"Cowok limited edition mah itu."
"Coba kita cek kontaknya. Quinshawna Chian Baihaqi. Nama lengkap, kalian nggak sweet banget sih."cerca Yeni
"Eh, coba deh cek di WAnya."tukas Sari
Mereka pun memeriksa semua aplikasi yang ada di HP Ian. Aku hanya melihat mereka tanpa berkata sepatah katapun. Jika mereka bertanya barulah Aku bersuara.
"Kalian kalau chat. Bahas apa saja?"
"Kami jarang chatan. Kalaupun chat pun cuman hal-hal yang penting. Selain itu, kalau dia mau jalan pasti bilang ke Aku dulu."jelasku
"Chi, iyasih kamu kalau sama Ian kalem. Tapi, ekspresimu tetap datar. Trus, apa ini chatnya juga singkat padat jelas."
"Trus chatnya haru gimana? Akukan emang kalau chat gitu."
"Iya sih tapi.... Kalian pernah jalan berdua?"
"Enggak, dia selalu mengajakku jalan tapi Aku tolak. Soalnya, Aku tidak nyaman kalau jalan hanya berdua. Dia juga pernah ngajak Aku kumpul dengan teman-temannya tapi Aku tolak."
"Tapi, kalau kamu yang jalan bareng kita dia ikut? Kamu yang ajak?"
"Enggak, dia yang ngekorin Aku terus."
Mereka pun terus bertanya-tanya seperti menginterogasi diriku.
"Kok Aku terus yang ditanya?"Aku pun mengeluarkan isi hatiku yang terus merasa seperti seorang tahanan.
"Soalnya, seorang Chia yang kalau dikampus kejam kek singa, tegas nggak pandang bulu kalau sudah emosi, dingin dan cuek sampe-sampe orang takut dekatin kamu. Tiba-tiba memiliki tunangan itu sesuatu yang patut dipertanyakan."ungkap Sari
"Kamu pernah pacaran?"tanya Via
"Enggak."
"Hah.... Aku sampe not expect loh."
"Kamu kalau dia mau jalan nggak bilang dulu ke kamu, kamu marah nggak? Terus kalau dia nggak chat atau telpon kamu marah nggak?"
"Enggak. Malah Aku yang bilang, kalau jalan nggak usah chat. Jalan mah jalan aja kenapa harus laporan ke Aku. Terus, Aku juga nggak terlalu suka dichat apalagi telpon dan VC."
"Terus dia iyain gitu?"
"Iya, tapi tetap saja dia sering kabarin Aku kalau mau jalan gitu. Mau ngapain selalu tanya ke Aku. Kan aneh."
"Yang aneh tuh kamu, Chi. Astaga kamu benaran suka nggak sih sama Ian? Kok lebih effort si Ian gitu, jadi kasihan sama Ian tunangan sama manusia purba."
"Kamu yang manusia purba. Suka seperti apa? Memangnya kalau tunangan atau menikah harus saling suka? Nggak penting sih menurutku. Asalkan saling menghormati dan mengtungkan saja."
"Aku sudah nggak bisa berword-word."
"Dahlah, Sar, Yen. Chia itu tingkat pekanya minus."cerca Ria
"Satu lagi, Ian pernah marah sama kamu nggak? Terus kalian pernah berantem nggak?"
"Enggak pernah."
"OMG, sangat-sangat tidak berwarna kehidupan kalian."
Tiba-tiba Ian dan para cowok-cowok menghampiri kami. Sepertinya mereka sudah lelah berendam di laut seharian.
Mereka merogoh uang masing-masing dan pergi kek kios untuk membeli jajanan. Memang berendam dilaut dapat meningkatkan rasa lapar yang teramat sangat.
Kay yang baru datang pun mengambil botol yang berisi air.
"Ini air punya siapa?"tanya Kay
"Punyaku."jawabku
"Aku minta yah."
"Iya boleh."
Kay pun meminum air yang ada di botol tersebut. Yeni yang memperhatikan Kay pun menegurnya.
"Itukan minuman Chia."sarkas Yeni
"Aku sudah izin kok."jawab Kay
"Tapikan itu bekas Chia. Kalaupun kamu mau minum, jangan dikasih kena dong. Jarakin kek!"seru Yeni
"Hah? Kenapa kamu marah. Chia saja nggak ngomong apa-apa. Chia kamu marah."
Aku hanya menggeleng kepala, karena Aku tidak tahu apa yang mereka peributkan.
Ian yang dari kejauhan datang menghampiri kami.
"Sepertinya kamu kehausan. Ini minum punyaku saja. Masih disegel belum dibuka kok."ucap Ian kepada Kay
Kay pun menerima air pemberian Ian. Wajah Yeni memerah entah kenapa dia begitu marah kepada Kay. Akupun juga bingung padahal Kay hanya meminum air milikku. Yang lain hanya saling pandang.
Yeni pun menarik tangan Bian, mengajaknya pergi. Sedangkan kami tetap tinggal dan menikmati jajanan kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments