Episode 16

Dua hari berlalu Aku ke kampus seperti biasa, Untung saja semalam Aku mengompres mataku yang sembab. Sehingga, tidak terlalu bengkak paginya. Yah, Aku masih menangis selama dua hari itu. Aku tidak tahu apa yang aku tangisi. Mungkin saja, karena malu pada diriku sehingga membuatku menangis lagi.

Aku pun siap-siap, dan menunggu didepan gerbang rumahku. Hari ini Naina yang menjemput ku. Biasanya, Ian yang mengantar jemput diriku. Tapi, karena kejadian semalam kami belum juga berbaikan. Tidak masalah bagiku, toh dulunya Naina yang sering mengantar dan menjemput ku. Dia yang awalnya meminta untuk mengantar jemput diriku.

Beberapa menit Aku menunggu Naina, akhirnya batang hidungnya nampak juga.

Aku pun bergegas naik ke jok motor. Naina pun bergegas mengendarai motornya, kami sudah hampir terlambat.

"Guys, hari ini nggak ada kuliah yah. Pak Fari ada urusan."ucap Andi

"Yah, padahal Aku dah buru-buru. Eh, tahu gini aku lanjut tidur lagi."sahut Naina

"Setelah ini ada kuliah lagi nggak?"tanya Ria

"Nggak ada hari ini satu saja."jawab Cherly

"Ke kos yuk."ajak Ria

"Okey."jawab kami kompak

Setibanya kami di kos, Ria memaksaku untuk menceritakan semua yang terjadi. Aku pun ceritakan apa yang terjadi. Mereka mendengarkan dengan saksama.

"Gini deh, Chi. Kamu jujur sama diri kamu sendiri, please buang gengsi mu dulu. Kamu benar suka sama Ian nggak?"tanya Cherly

"Aku benar-benar tidak tahu perasaan suka ke orang itu seperti apa? Sumpah, Cher."

"Suka tuh seperti yang kamu bilang, kalau didekat orang itu jantung berdegup kencang, malu-malu."ucap Ria

"Lalu kalau memang itu perasaan suka, kenapa tiba-tiba Aku menjadi ilfil?"tanyaku lagi

"Kamu kan orangnya emang gitu. Nggak suka orang ngekorin kamu. Tidak hanya Ian saja, kita kalau jalan trus kamunya kesana dan kita ngikutin kamu, kamu langsung marah. Mungkin salah pahamnya disitu."jawab Naina

"Trus kamu kan nggak suka kalau orang jalan dibelakang kamu."sambung Ria

"Nah, berarti kan Aku suka sama dia. Trus, kenapa dia harus mempertanyakan lagi? Malah melimpahkan kekesalannya ke Kay."sahutku kesal

"Tapi, apa yang Ian katakan ada benarnya juga sih, Chi. Masa kamu nggak cemburu lihat Ian dikelilingi wanita lain? Aku saja kalau lihat Angga dekat sama cewek lain, pengen Aku Jambak."seru Ria

"Cemburu itu seperti apa?"tanyaku

"Astaga, Chi..."keluh Ria

"Antara polos dan be*o nggak beda jauh sih ini."ucap Naina

"Misalnya, Aku nih lihat Angga dekat sama cewek lain. Dadaku terasa sesak dan sakit. Aku tiba-tiba kesal dan pengen ngejambak cewek itu. Kek emosi gitu lihat orang yang kita suka sama cewek lain."tutur Ria

"Itu namanya kamu tidak percaya sama pasanganmu sendiri. Aku nggak kayak gitu, Aku percaya kalau Ian tidak mungkin menghianatiku."jawabku

"Laki-laki itu nggak semua dapat dipercaya. Lagipula, kalian juga belum menikah. Bahkan orang yang sudah menikah saja bisa bercerai."ucap Naina

"Lalu aku harus bagaimana? Aku sama sekali tidak memiliki perasaan cemburu seperti yang digambarkan oleh Ria. Tapi, suka atau tidak, cinta atau tidak bukankah aku sudah menerima lamarannya. Cintakan butuh proses."jawabku

"Tapi, Aku paham sih yang Ian katakan. Sepertinya, kamu kalau sama Kay lebih bersinar. Maksudnya, kamu bisa lebih lepas tersenyum. Kamu bisa lebih peka."sambung Cherly

"Yup, benar. Karena itulah, Yeni marah karena menurut dia kamu tuh seperti tidak menghargai Ian yang ada disampingmu."lanjut Ria

"Trus, aku harus bagaimana sekarang?"tanyaku

"Minta maaf saja. Buang tuh gengsimu."ucap Ria

"Bagaimana caranya?"tanyaku lagi

"Astag tinggal ngomong 'maaf yah'."cicit Naina

"Ngomong aja gampang. Kamu sendiri juga samakan sama aku nggak pernah ngomong maaf."dahulu

"Chat aja sekarang, trus minta maaf."ucap Cherly

"Aku nggak pernah chat orang duluan. Sama kalian saja nggak pernah."Cercaku

"Astaga, Chi. Kamu tuh ribet amat sih jadi orang."tutur Ria

"Buang dulu gengsi kamu."lanjut Ria

Aku pun mulai mendengar perkataan Ria, iya Aku harus membuang gengsiku. Aku pun mulai membuka ponsel ku. Dan ku cari nama Ian untuk mengirimkan pesan 'maaf' kepadanya.

Aku pun mulai mengetik panjang lebar, terus aku baca dengan cermat. Rasnya mau gila, kata-kata terkesan sangat lebay. Aku pun menghapus pesan yang telah kutulis tadi. Aku mengetik pesan baru namun aku hapus lagi.

Aku melakukan hal yang sama berulang kali. Sesekali aku berdiri kemudian duduk, muter-muter dikamar kos. Sehingga, membuat Naina, Cherly dan Ria risih.

"Apaan sih, Chi. Chat doang aja kek gangsing gitu."Cicit Ria

"Tahu, Nih. Tinggal chat 'maaf' doang."sahut Naina

"Ngomong doang gampang."ucapku

"Sini HP kamu biar Aku yang ngetik."ujar Cherly

"Nggak aah, nanti chat kalian nggak sesuai denganku."balasku

"Udahlah urus sendiri deh."ucap Naina

Aku pun menarik napas yang panjang, berkeliling kamar mencari inspirasi kalimat yang tepat untuk mengucapkan kata 'maaf'.

Mulai dari pesan yang terlalu panjang, terlalu pendek, kata-kata yang lebay sebagainya membuatku terus mengurung niatku untuk mengirimkan pesan 'maaf' ke Ian.

Sudah sejam aku mengotak-atik ponselku. Namun, belum juga ada keberanian mengirimkan pesan. Aku pun berbalik melihat ke arah Naina, Cherly dan Ria. Mereka sudah terlelap dalam tidurnya. Melihat mereka yang begitu pulas tertidur. Aku pun berniat untuk tidur juga. Siapa tahu saat terbangun nanti Aku sudah memiliki keberanian untuk mengirimkan pesan ke Ian. Atau mungkin saja Ian yang lebih dulu menghubungi Aku.

Hampir 2 jam kami tertidur pulas. Kami pun bangun karena ponsel Naina yang berdering. Ternyata sudah magrib. Astaga, kami ketiduran sampai lupa waktu.

Naina yang sudah dihubungi orang tuanya pun bergegas untuk pulang. Begitupun dengan Aku yang menumpang di Naina.

Mereka pun bertanya apa aku sudah mengirimkan pesan ke Ian. Namun, dengan polosnya aku menjawab belum sama sekali. Mereka hanya pasrah melihat tingkahku ini. Akupun mengatakan bahwa sesampainya dirumah Aku akan mengirimkan pesan ke Ian. Atau Aku bisa langsung ke rumahnya. Pasalnya, rumah Ian dan Aku sangat dekat, kami bertetangga hanya berjarak 3 rumah.

Naina pun mengantarkan Aku sampai didepan gerbang. Setelah itu, dia langsung pergi.

Aku berjalan masuk ke dalam rumah.

"Chi, kamu nggak temani Ian."ucap Ibu yang sedang duduk diruang tamu.

"Temani kemana?"tanyaku balik

"Ke bandara, diakan mau berangkat ke kota X. Ayahnya sakit, jadi dia mau menjenguk ayahnya."ucap Ibu

"Nggak, Bu. Ian nggak bilang apa-apa ke Chia."jawabku

"Ya udah, Bu. Aku kekamar dulu."lanjutku

Kok Ian nggak bilang-bilang kalau mau berangkat sih. Aku kembali berlari menuju ruang tamu.

"Bu, Ian baru mau berangkat atau sudah berangkat?"tanyaku pada Ibu yang sedang asik nonton

"Sudah berangkat jam 4 sore tadi. Itu adiknya si Rudi yang nganter. Kalian lagi bertengkar yah, jadi nggak ngomong-ngomong gitu sampe gak tahu kalau ada yang mau pisah."ucap Ibu

"Nggak kok, Bu. Kami fine-fine saja."tuturku yang kemudian kembali ke kamar.

Aku kesal Ian tidak mengabariku, walaupun kami lagi berantem setidaknya dia ngomong kalau mau berangkat kan. Karena kesal Aku pun mengurungkan niat untuk mengirim chat ke Ian.

Dua Minggu pun berlalu, Ian belum juga menghubungi Aku. Begitupun denganku yang tidak menghubungi dia. Teman-temanku sudah pasrah akan sikapku, mereka tidak lagi memaksaku untuk meminta maaf kepada Ian. Karena mereka tahu tingkat gengsiku sudah selevel dewa.

Posisinya aku sedang gabut, kemudian ku cek ponselku. Aku melihat status orang-orang yang muncul. Terselip nama yang sudah kunantikan chatnya, yaitu Ian. Ia memasang status yang mana ada salah satu pria paruh baya yang kemungkinan besar adalah ayahnya.

Ayah Ian dan Ibunya telah bercerai, Ibunya sudah menikah lagi. Sementara ayahnya tetap sendiri. Ayahnya sakit keras, sehingga mengharuskan untuk dirawat dirumah sakit.

Aku pun mendapatkan ide untuk mengomentari postingan itu. Dengan begitu aku pun dapat mengucapkan 'maaf' ke Ian.

Aku pun mengirimkan pesan 'semoga cepat sembuh' kepada Ian saat memberikan komentar distatusnya. Ian belum membalas pesanku, aku pikir dia tidak akan membalas pesanku. Tetapi, beberapa menit kemudian dia pun membalas pesanku dengan emoticon menangis. Aku pun memberikan kalimat-kalimat yang mungkin dapat membuat hatinya sedikit tenang agar dapat merawat ayahnya dengan baik. Ian pun membalas dengan mengucap 'terimakasih'. Disaat itulah aku menyempilkan kata 'maaf'. Dan sangat menyesali pertengkaran yang pernah terjadi. Ian pun juga mengatakan kalau sudah memaafkan Aku dan dia juga meminta maaf kepadaku. Akhirnya, aku dan Ian pun berbaikan lagi.

Episodes
1 Prolog
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14
16 Episode 15
17 Episode 16
18 Episode 17
19 Episode 18
20 Episode 19
21 Episode 20
22 Episode 21
23 Episode 22
24 Episode 23
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Prolog
77 Episode 1
78 Episode 2
79 Episode 3
80 Episode 4
81 Episode 5
82 Episode 6
83 Episode 7
84 Episode 8
85 Episode 9
86 Episode 10
87 Episode 11
88 Episode 12
89 Episode 13
90 Episode 14
91 Episode 15
92 Episode 16
93 Episode 17
94 Episode 18
95 Episode 19
96 Episode 20
97 Episode 21
98 Episode 22
99 Episode 23
100 Episode 24
101 Episode 25
102 Episode 26
103 Episode 27
104 Episode 28
105 Episode 29
106 Episode 30
107 Episode 31
108 Episode 32
109 Episode 33
110 Episode 34
111 Episode 35
112 Episode 36
113 Episode 37
114 Episode 38
115 Episode 39
116 Episode 40
117 Episode 41
118 Episode 42
119 Episode 43
120 Episode 44
121 Episode 45
122 Episode 46
123 Episode 47
124 Episode 48
125 Episode 49
126 Episode 50
127 Episode 51
128 Episode 52
129 Episode 53
130 Episode 54
131 Episode 55
132 Episode 56
133 Episode 57
134 Episode 58
135 Episode 59
136 Episode 60
137 Episode 61
138 Episode 62
139 Episode 63
140 Episode 64
141 Episode 65
142 Episode 66
143 Episode 67
144 Episode 68
145 Episode 69
146 Episode 70
147 Episode 71
148 Episode 72
149 Episode 73
150 Episode 74
151 Episode 75
152 Episode 76
153 Episode 77
154 Episode 78
155 Episode 79
156 Episode 80
157 Episode 81
158 Episode 82
159 Episode 83
160 Episode 84
161 Episode 85
162 Episode 86
163 Episode 87
164 Episode 88
165 Episode 89
166 Episode 90
167 Episode 91
168 Episode 92
169 Episode 93
170 Episode 94
171 Episode 95
172 Episode 96
173 Episode 97
174 Episode 98
175 Episode 99
176 Episode 100
177 Episode 101
178 Episode 102
179 Episode 103
180 Episode 104
181 Episode 105
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prolog
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14
16
Episode 15
17
Episode 16
18
Episode 17
19
Episode 18
20
Episode 19
21
Episode 20
22
Episode 21
23
Episode 22
24
Episode 23
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Prolog
77
Episode 1
78
Episode 2
79
Episode 3
80
Episode 4
81
Episode 5
82
Episode 6
83
Episode 7
84
Episode 8
85
Episode 9
86
Episode 10
87
Episode 11
88
Episode 12
89
Episode 13
90
Episode 14
91
Episode 15
92
Episode 16
93
Episode 17
94
Episode 18
95
Episode 19
96
Episode 20
97
Episode 21
98
Episode 22
99
Episode 23
100
Episode 24
101
Episode 25
102
Episode 26
103
Episode 27
104
Episode 28
105
Episode 29
106
Episode 30
107
Episode 31
108
Episode 32
109
Episode 33
110
Episode 34
111
Episode 35
112
Episode 36
113
Episode 37
114
Episode 38
115
Episode 39
116
Episode 40
117
Episode 41
118
Episode 42
119
Episode 43
120
Episode 44
121
Episode 45
122
Episode 46
123
Episode 47
124
Episode 48
125
Episode 49
126
Episode 50
127
Episode 51
128
Episode 52
129
Episode 53
130
Episode 54
131
Episode 55
132
Episode 56
133
Episode 57
134
Episode 58
135
Episode 59
136
Episode 60
137
Episode 61
138
Episode 62
139
Episode 63
140
Episode 64
141
Episode 65
142
Episode 66
143
Episode 67
144
Episode 68
145
Episode 69
146
Episode 70
147
Episode 71
148
Episode 72
149
Episode 73
150
Episode 74
151
Episode 75
152
Episode 76
153
Episode 77
154
Episode 78
155
Episode 79
156
Episode 80
157
Episode 81
158
Episode 82
159
Episode 83
160
Episode 84
161
Episode 85
162
Episode 86
163
Episode 87
164
Episode 88
165
Episode 89
166
Episode 90
167
Episode 91
168
Episode 92
169
Episode 93
170
Episode 94
171
Episode 95
172
Episode 96
173
Episode 97
174
Episode 98
175
Episode 99
176
Episode 100
177
Episode 101
178
Episode 102
179
Episode 103
180
Episode 104
181
Episode 105

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!