Iqbal mengecup bibir Syakila dengan lembut dan dalam.
Syakila yang mendadak mendapat kecupan hangat dari seorang pria. dan pria itu adalah suaminya sendiri. membuat jantungnya kian menjerit. wajahnya memerah dan memucat bersamaan.
Bagaimana tidak. saat dirinya menginginkan dirinya untuk menjadi istri yang sesungguhnya. sang suami selalu menghindar. namun kini suaminya dengan tanpa ia minta telah memberikan apa yang seharusnya ia berikan.
Namun saat Syakila ingin membalas ciu*man suaminya. Iqbal malah melepas dan segera memalingkan wajahnya.
"Maaf,, Aku belum siap." ucap Iqbal kemudian
Hati syakila menjerit menahan sakit, kecewa dan marah. setelah di perlakukan dengan lembut oleh suaminya. kini malah di biarkan terjatuh hingga kedasar jurang yang amat Dalam, lagi lagi suaminya melakukan hal yang tak terduga.
Air matanya menetes tanpa ia minta.
Syakila segera berbalik dan ingin segera meninggalkan Iqbal sendiri.
Namun tangan kekar itu berhasil menangkapnya. lalu membalikkan tubuh Syakila untuk menghadapnya.
"Biarkan aku membersihkan semua bayangan masa laluku terlebih dahulu. aku tidak ingin kau terluka jika aku memaksa untuk menyentuhmu. kuharap kau mau mengerti apa maksudku." ucap Iqbal
Syakila hanya mengangguk tanpa melihat wajah suaminya kini. Syakila segera menunduk dan kembali berbalik.
Sebenarnya Iqbal ingin melakukan itu pada wanita yang kini menjadi istrinya. tak seharusnya Iqbal mengingat dan menempatkan Imel di hatinya. wanita itu sudah membuangnya. Namun entah kenapa apapun yang di lakukan Imel padanya hanya bentuk pemberontakan akan dirinya yang belum bisa membahagiakan.
Iqbal tidak ingin saat dirinya bersama Syakila. tapi wanita lain yang ada dalam otaknya.
Iqbal hanya ingin menyebut nama Syakila di dalam percintaannya, karena jika di kepalanya masih terbayang Mantan istrinya. tidak menutup kemungkinan Iqbal akan menyebut nya di tengah kenik*atan saat keduanya saling menginginkan.
Iqbal kembali terduduk dengan perasaan yang tak bisa ia artikan. marah dan benci entah pada siapa.
Iqbal menyandarkan kepalanya pada sofa yang kini ia duduki. lalu kepalanya kembali teringat jika Syakila minta ingin di temani ke mall..
Iqbal segera berdiri dan segera berjalan menaiki anak tangga satu persatu. Iqbal membuka pintu kamarnya dan menyembulkan sedikit kepalanya.
Iqbal melihat istrinya tengah sibuk dengan laptopnya. Iqbal melangkah sangat pelan hingga sang istri tidak mendengarkan.
"Kau belum siap?" tanya Iqbal
Syakila segera mengalihkan tatapannya ke asal suara tersebut. lalu mengerutkan keningnya tidak faham.
"Bukankah kau memintaku untuk menemani belanja?" tanya Iqbal
"Kau mau mengantar ku?" tanya Syakila memastikan
Iqbal mengangguk dan memperlihatkan senyum tulusnya.
"ok. aku akan bersiap dulu." ucapnya
"Aku tunggu di bawah." sahut Iqbal
...•••...
Kini mereka tengah berada di mall, Syakila berjalan beriringan dengan Iqbal. mereka segera mengambil beberapa kebutuhan dapur dan rumah.
"Mas, coba deh kau lihat ini. lucu ya?" ucap Syakila sambil menunjukkan baju bayi
Iqbal tau istrinya sudah sangat menginginkan seorang malaikat kecil dari pernikahannya. begitu juga dengan Iqbal, sudah lama dirinya menantikan buah keturunannya hadir di dunia ini. namun mantan istri itu enggan untuk menampung janinnya. banyak alasan yang ia lontarkan untuk menolak.
Iqbal mengangguk menanggapi perkataan sang istri.
"Ayo kita lihat lihat lagi." ajak Syakila. mereka kembali melangkah di deretan pakaian pria.
"Mas, kau lihat ini. sepertinya ini cocok untukmu." tunjuk Syakila
"Tidak Sya, aku tidak pantas memakai pakaian ini. kau saja yang beli." ucapnya
"Aku akan membeli dua Hem untukmu mas." ucap Syakila
Setelah mereka mengitari deretan pakaian pria. kini mereka menuju Kasir untuk membayarnya.
"Mas, habis ini kita kerumah bapak ya." ajak Syakila . yang dapat anggukan dari suaminya.
"Mas Iqbal.." terdengar suara wanita menyerukan mamanya.
Iqbal segera menoleh ke asal suara yang sangat familiar di telinganya. matanya menangkap sosok wanita yang pernah membersamai hidupnya selama kurang lebih 3 tahun.
Iqbal memindai penampilan wanita itu tanpa kedip.
"Imel.." gumamnya
"Hai mas, apa kabar?" tanya nya
"aku baik.." jawabnya gugup
"Hai mbak Syakila, selamat ya atas pernikahan kalian. mohon maaf aku tidak bisa hadir." ucapnya
"tidak apa apa." jawab Syakila
"Sayang.. kau disini?" seorang pria tiba tiba datang dan langsung merangkul pinggang Imel
"ohh iya mas. kenalkan ini Syakila temanku dan ini suaminya." jawabnya
"Hai,, Saya Herman. calon suaminya Imel." jawabnya
"Haii.." jawab Syakila dan Iqbal bersamaan
"kami akan menikah Minggu depan. doakan ya. acara kami berjalan dengan lancar." ucap Imel.
"Selamat ya." balas Syakila. sedangkan Iqbal hanya terdiam dan membuang pandangannya kearah lain
"Kami permisi dulu. karena urusan kami sudah selesei." pamit Syakila.
setelah perjumpaan tidak sengaja dengan Imel. wajah Iqbal terlihat sangat murung. Rindu yang yang sudah beberapa Minggu ini di pendam. ahirnya bisa teobati walau dengan situasi yang berbeda.
Bohong jika Iqbal membenci wanita itu. malah semakin lama berpisah kerinduannya malah semakin menebal.
"Mas, kau masih mencintai Imel?" tanya Syakila tiba tiba. saat ini mereka tengah berada di dalam mobil menuju rumah orang tua Iqbal.
Syakila tau jika di hati suaminya masih ada nama yang tertulis disana. Mustahil dirinya bisa membuat suaminya melupakan mantan istrinya. di lihat dari jendela cahaya matanya. jika Iqbal masih mencintai mantan istrinya bahkan cinta itu begitu besar.
"Dia adalah cinta pertama ku. dia adalah wanita yang selalu mengerti akan perasaanku, dia wanita yang rela menahan untuk tidak bahagia asal bisa bersamaku. jadi mana mungkin aku akan membencinya, walaupun dia sudah membuangku. tapi cintaku kepada Dia begitu besar. biarkan aku menghapus semuanya. beri aku waktu untuk bisa mengurangi cintaku untuknya." ucap Iqbal
Syakila begitu terhenyak mendengar pengakuan suaminya. sebesar apa cinta yang ia berikan pada msntan istrinya. sehingga saat istrinya membuang dan kini dua sudah memiliki pria lain. namun laki laki ini malah justru sakit melihat kenyataan.
"Jangan menanyakan hal yang membuatmu akan terluka. Aku akan berusaha untuk bisa menerima kamu dan aku akan mencoba belajar mencintaimu." Iqbal kembali memberi sedikit harapan pada Syakila.
Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah orang tua Iqbal. Syakila segera turun tanpa harus menunggu Iqbal membuka pintu untuknya. karena itu sangatlah tidak mungkin
Syakila mengambil beberapa buah dan oleh oleh lainnya
"Assalamualaikum Bu, pak" seru Iqbal
"wa'alaikumussalam.." terdengar sahutan dari dalam rumah. dan tak berapa lama pintunya terbuka.
"Hloohh... Nak Syakila, Iqbal." pak Pras berseru menyambut kedatangan tamuny yang ternyata adalah menantu dan anaknya.
"Masuk nak." titah Pak Pras.
Syakila segera masuk dan segera duduk di kursi kayu yang sudah mulai uasang.
Bu Rohmi keluar dan segera menemui anak dan menantunya.
"Ooh Iqbal anak ibu datang juga." sambut Bu Rahmi
Bu Rahmi hanya menyambut kedatangan putranya saja. karena Bu Rohmi memang belum bisa menerima Syakila menjadi menantunya. Bu Rohmi selalu beranggapan jika Syakila adalah menantu yang sombong. yang hanya bisa mengandalkan uang untuk sesuatu yang di inginkannya.
Saat Syakila membungkuk ingin menyalami tangan ibu mertuanya. dengan sengaja ibu mertuanya segera berbalik dan meninggalkan Syakila.
Entah kenapa Iqbal merasa tidak rela saat sang berperilaku seperti itu.
"Ibu.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments