"Aku mau menjual suamiku." ucap Imel dengan sangat tenang
Sontak kedua wanita yang ada di ruangan ini ternganga tidak percaya. mereka saling menatap satu sama lain. lalu beralih menatap Imel yang masih duduk dengan tenang, lalu Imel tersenyum pada kedua wanita itu.
"apa yang kau bicarakan? kau gilaa...?!" tanya Diana setengah berteriak.
sedangkan Syakila masih diam terpaku dengan pernyataan wanita yang baru dia kenal
"Saya tidak gila. saya mau menjual suami saya pada mbak Syakila." terang Imel
"Tunggu,, kenapa kau mau jual suamimu?" tanya Syakila kemudian.
"Uang,, saya butuh uang, saya bosan hidup miskin." jawabnya
"wanita sinting ya kamu. menukar suami hanya dengan kebahagiaan kamu yang semu." ujar Diana
"kau tau, uang akan habis dengan sendirinya. namun kebahagiaan itu tidak pernah bisa di beli dengan uang, jangan gila kamu jual suami." Diana kembali nyolot dan mengatai Imel wanita yang gila
"apa kau bisa di percaya, jika hanya uang yang kau butuhkan?" tanya Syakila
"Sya, jangan gegabah Sya, siapa tau dia jual suami karena suaminya itu penyakitan" ucap Diana yang menyela Imel untuk membuka suara
"Saya pastikan suami saya sehat sehat saja. dan tidak ada yang perlu kalian ragukan dari suami saya" kata Imel lagi
"berapa kau mau jual suami mu?" tanya Syakila. Diana kembali tidak percaya jika bosnya ini juga sudah ikut gila.
"Saya akan jual 750 jt." jawabnya
"whaattt..." teriak Diana
"Diana,, bisa kau tinggalkan kami berdua. kami perlu bicara berdua saja." ucap Syakila kemudian.
"Tapi Sya,,"
Syakila hanya mengangguk sebagai jawaban. jika dirinya serius ingin bicara berdua saja
"ok.. aku keluar." Diana segera keluar meninggalkan dua orang wanita yang sudah geser otaknya.
"lama lama aku juga bisa jika berada di dalam sana." rancau Diana
Seperginya Diana.
Syakila menatap Imel dengan tatapan yang sulit terbaca. sedangkan Imel, entah kenapa setelah mengucapkan itu perasaan jauh lebih tenang.
Sepertinya Imel emang benar benar ingin uang dari pada suaminya. "kenapa Imel akan menjualnya? apakah dia tidak mencintainya? atau karena ... sudahlah itu urusan Imel." putus Syakila dari pemikiran yang sedikit terbebani
"apa kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Syakila
"Saya sudah pikirkan, dan saya sudah yakin akan hal itu." jawabnya
"kalo begitu? kapan aku bisa menemui Suamimu?" tanya Syakila lagi
"dua hari yang akan datang. aku akan membawa suamiku pada mu." jawab Imel
"ok,, perlu kamu catat sebelum kau benar benar menjualnya," ujar Syakila
"apa itu?" tanya Imel
"Aku tidak ingin, setelah menikah kau mengaganggu rumah tanggaku." ucap Syakila
"aku tidak akan mengganggu kalian." jawabnya
"aku ingin suamiku, menjadi milikku seutuhnya. jadi kau harus melakukan nya untukku."
Imel sedikit menimbang, "aku sangat mencintai mas Iqbal, tapi aku juga butuh duit. aku ingin bahagia, jalan jalan belanja dan masih banyak lagi yang inginll lakukan dengan uang itu " batin Imel
"aku akan mencereikan suamiku setelah ada pembayaran." jawab Imel sedikit ragu
"aku butuh keyakinan mu . jadi ucapkan dengan yakin, jika kau benar benar melakukan dengan kemauan hatimu sendiri bukan karena paksaan." ucap Syakila
"ok, aku sudah mantap dan yakin aku akan mencereikan suamiku." jawabnya
"baiklah, dua hari lagi kita bertemu." ucap Syakila untuk mengakhiri peejumpaan
Seperginya Imel
Diana segera masuk dan langsung memberondong pertanyaan pada sahabatnya.
"kau menyanggupinya? kau jangan gila Sya, bagaimana jika suaminya itu seorang benalu, bagaimana jika suaminya itu penyakitan? dan bagaimana..."
"Diana, kau sudah dengar sendiri kan? suaminya adalah pria yang sehat dan baik. dia hanya ingin uang, selama ini mungkin suaminya tidak memberi kebahagiaan pada kecukupan finansial. jadi tenangkan dirimu." jawab Syakila yang langsung memotong pertanyaan Diana yang itu itu saja.
"terus, kalian mengadakan kesepakatan apa lagi?" tanya Diana
Syakila tersenyum "itu tugasmu. dua hari lagi dia akan kesini bersama suaminya. buatkan perjanjian untuk kesepakatan kami." terang Syakila
"misalnya??" tanya Diana
"Aku hanya ingin suamiku adalah milikku seutuhnya. tidak ada yang bisa mengganggu hanya ada aku dan suamiku." ucap Syakila lagi.
"baiklah, aku akan buatkan"
"bagus, sekarang kita lanjutkan kerja." ucap Syakila penuh semangat
...•••••...
Ditempat yang beda
Seorang wanita baru saja terbangun dari tidurnya. karena pengaruh minuman yang tadi malam ia nikmati. ahirnya sang wanita tersebut ketiduran hingga jam 10.
Ratih mengerjapkan matanya, lalu segera meraba tubuhnya. merasakan tidak ada sehelei benang yang menempel, Ratih segera terbangun dan mencari keberadaan Iqbal sang sopir.
Ratih tersenyum penuh kemenangan. 'semalam Iqbal menyentuhku?' gumamnya
Ceklekk...
pintu kamar telah di buka oleh seorang wanita. wanita berseragam has pegawai hotel yang sedang Ratih singgahi.
"Nyonya sudah bangun?" tanyanya
Ratih tersenyum lalu mengangguk.
"di mana suamiku?" tanyanya
"Suami? bukankah Anda sendiri di kamar ini?" tanyanya.
"hemmm.. itu suami yang datang bersamaku, di mana dia?" tanyanya
"Ohh, beliau suami anda?" tanyanya
Ratih mengangguk ragu.
"Tapi, tadi malam beliau meminta pada karyawan wanita untuk membantu anda untuk melepas pakaian anda. dan beliau meninggalkan anda tidur sendiri." jawabnya
Deggg... jantung Ratih tetiba berhenti berdetak. "bagaimana mungkin Iqbal melakukan itu padaku? dia.. dia.. lebih memilih orang lain yang menggantikan pakaianku. kurang apa aku ini di mata Iqbal?" tanya nya dalam hati
"nyonya, ini sarapannya sudah saya siapkan, suami anda yang meminta untuk membawa kesini." ucap Pelayan
"baiklah terimakasih." ucapnya.
setelah pelayan wanita itu pergi. Ratih segera turun dari tempat tidur, Ratih segera membersihkan tubuhnya ke kamar mandi.
"jika aku tak bisa mendapatkan Iqbal, mungkin dengan dekati orang tuanya semuanya akan berjalan dengan lancar." batinnya. sambil bibirnya sedikit tersenyum
Selesei ritual pagi nya, Ratih segera beberes karena hari ini ia aka cekout dari hotel.
Iqbal adalah pria yang baik dan setia. memang seharusnya pria seperti ini harus di perjuangkan. batin Ratih
Ratih segera mengambil ponselnya dan segera melakukan panggilan kepada Iqbal
"Hallo Iqbal, kau di mana?" tanyanya
"saya sudah menunggu mbak Ratih di lobi." Jawabnya
"Ok, aku sudah selesai, aku segera menuju lobi." ujarnya. lalu segera menutup panggilan telponnya.
Karyawan hotel sudah menghampiri Ratih untuk membawa koper yang sudah Ratih siapkan.
mereka berdua berjalan menuju lift dan turun kelantai utama.
Ratih melihat Iqbal tengah duduk sambil mainkan ponselnya
"Iqbal," panggilnya
"ohh mbak Ratih," jawabnya
Iqbal segera mengambil alih kopernya. dan mereka segera pergi meninggalkan hotel. sebelum mereka pulang, Ratih mengajak Iqbal untuk mampir di toko oleh oleh.
Iqbal segera memarkirkan mobilnya setelah memasuki area pusat oleh oleh. Ratih dengan semangat menanyakan apa yang menjadi kesukaan orang tua Iqbal.
"tidak usah mbak, nggak usah repot repot." ujar Iqbal
"sekali kali Bal, tidak apa apa kan? ini sebagai bentuk menyambung keluarga,,, uppzz... maksudku saudara" jawabnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Lee
Iqbal kuatkan imanmu Iqbal..sepertinya habis ini ujianmu lebih berat..
2022-11-27
0