"Mbak tidak..." saat Iqbal ingin bicara lagi tangannya sudah di tarik oleh seseorang.
"Sudah Bal, ayo.. itu Tiara sudah menunggu." ucap Ratih sambil terus menggandeng tangan Iqbal
"Maaf mbak, saya harus pergi." pamit Iqbal pada wanita yang tadi ia tabrak
"kau kenapa sih mbak Ratih, mbak Ratih nggak seharusnya begitu. itu tidak sopan mbak." ucap Iqbal
"Aku tidak suka kamu bicara pada wanita lain Bal,"
Iqbal seketika melepas tangan Ratih, "maksud mbak apa? maaf saya dan mbak Ratih hanya sebatas karyawan dan bos, jadi jangan berpikir macam macam mbak. ingatkan..! kalo saya sudah punya Istri?" tanya Iqbal sambil menekan kata istri.
Iqbal tidak ingin Istrinya itu salah paham karena bosnya. Iqbal sangat mencintai istrinya. istri yang tidak pernah menuntut apapun darinya. Dan istrinya juga yang selalu mengobati saat dirinya sakit. merawat dengan cinta dan penuh perhatian.
"iya Iqbal, aku ingat itu. makanya aku menjagamu untuk istrimu." jawabnya beralibi
Sedangkan perempuan tadi hanya menatap aneh pada pasangan yang baru saja ia temui. "posesif sekali istrinya, ganteng sihh tapi kalo takut pada istri jadi ilang gantengnya." gumamnya
"Syakila ..!" teriak seorang wanita yang sudah menunggu di salah satu restoran yang ada di mall
Syakila segera melambaikan tangannya.
"sudah lama?" tanyanya Syakila
"yah 5 menit yang lalu." jawabnya
"kau mau makan apa?" tanya Mayang, Mayang adalah sahabat Syakila sejak kecil. kini Mayang sudah memiliki keluarga sendiri. dan ia tinggal bersama suaminya di luar negeri.
"apa aja," jawabnya
"kau kenapa sih Sya, kusut banget?" tanya Mayang
"bagaimana perasaanmu dulu waktu di jodohin sama Mike?" tanya Syakila tiba tiba
Mayang mengerutkan keningnya. "kau mau di jodohin sama Tante Lia?" tanya Mayang balik
"lebih tepatnya iya, karena nggak mungkin kan cuma perkenalan aja May" ucap Syakila
"jalanin aja dulu Sya, kalo cocok lanjutin." jawabnya enteng.
"nggak, nggak aku nggak mau di jodoh jodohin. aku mau punya nasib sama dengan Vivi." jawabnya
"Sya tidak semua rumah tangga yang dijodohkan oleh orang tua itu akan seperti Vivi. lihat buktinya keluargaku. aku dan Mike baik baik saja. bahkan kami sepakat tidak mempermasalahkan anak. kau tau sendiri kan, udah berapa tahun kami menikah." kata Mayang panjang lebar
Mereka ngobrol terlalu asyik, sehingga mereka tak menyadari jika waktu sudah berganti menjadi lebih gelap.
"pulang yuk, udah sore." ajak Syakila
"yuk, aku mau jemput Mike di bandara." jawabnya
Mereka segera meninggalkan restoran yang mereka singgahi.
•••••
"kemana sihh mas Iqbal, kenapa belum pulang juga." batin Imel
Imel mondar mandir menunggu Kedatangan suami tercinta, namun sampai segelap ini belum nampak. Imel kembali menelpon suaminya. namun lagi lagi panggilannya yang jawab seorang wanita dari operator.
Imel semakin di hampiri rasa hawatir. Imel sangat hawatir akan suaminya dari bosnya. apalagi bos wanita itu adalah janda. dan pasti sangat kehausan akan belaian cinta dari lawan jenis
Cekleekkk
Pintu depan di huka dari luar.
"mas kau sudah pulang?" tanyanya dan langsung memeluk suaminya.
"aku sangat menghawatirkan kamu tau nggak sihh?" tanyanya
"maaf mas tadi di minta mengantar ke mall dan juga keacara ulang tahun temen bos. ponsel mas mati karena kehabisan daya." jawabnya
"Syukurlah,, kalo tidak apa apa. soalnya aku itu sering curiga kalo mas pergi dengan bos mas yang janda itu. aku takut mas tidak kuat iman." curhat Imel
"Kau percaya sama mas ya, tidak ada yang mampu melumpuhkan iman mas, kecuali kamu." jawabnya lalu segera mengecup seluruh wajah Imel
"Ini tadi bos belikin ini untuk kamu." ucap Iqbal sambil menyerahkan plastik berisi makanan.
Imel segera menerima dengan mata yang berbinar, " bos kamu baik bange sih mas," ucapnya.
Imel segera membuka tas plastik tersebut. lalu mengeluarkan bungkusan yang ada di dalamnya.
"Mas," panggil Imel
"iya dek, ada apa?" tanya Sambil menuang air putih kedalam gelas
"ini,,, ini makanan sisa mas." ucap Imel dengan suara yang amat kecewa
"masak sihh..." sahut Iqbal yang langsung berjalan kearah istrinya
"ya Tuhan..." desis Iqbal
"buang saja dek. mas masih sanggup memberi kamu makanan yang lebih layak." ucapnya lalu segera mengambil makana yang ada di tangan Imel
"emang kalo orang miskin itu pasti akan di perlakukan hina seperti ini ya mas,?" tanya Imel
"Tidak dek, mbak Ratih mungkin tidak tau. karena itu tadi yang memberikan temannya." jawab Iqbal
Imel hajta diam sambil matanya menatap suami tercinta. "mas tadi di sana di kasih makan nggak?" tanya Imel
"mas tadi sudah makan banyak. bersama sama." jawabnya
"oohh..."
...•••••...
pagi begitu indah.
Seorang wanita tengah membereskan semua berkas berkas yang tadi malam sudah di kerjakan.
Hidup sendiri dengan di Bebani seorang anak, membuat dirinya harus serba bisa. bisa ngurus anak, ngurus kerjaan kantor peninggalan suaminya dan urus keluarga suami.
"Sebentar lagi, aku akan membuat Iqbal jatuh dalam pelukanku." gumamnya.
Ratih dialah Ratih, seorang wanita yang terobsesi akan pegawainya. berusaha mencuri hatinya agar bisa ia miliki. namun sepertinya Iqbal adalah pria yang setia. beruntung sekali Imel bisa mendapatkan pria yang tampan juga setia. itu lah rancau Ratih setiap saat kala mengingat Iqbal sang sopir pribadinya.
berdeba dengan yang sedang dalam hayalannya. Iqbal tengah bermaja pada sang istri setelah ritual paginya.
sehabis melaksanakan sholat subuh tadi, Iqbal minta jatah pada sang istri. kalo saat ini Iqbal menginkan memilki anak. jadi sebisa mungkin Iqbal akan membuat istrinya tidak menyadarinya.
"Dek, mas hari ini pulang agak malam. karena mau ngantar bos keluar kota." ucap Iqbal sambil mengelus dan mengecup kening sang istri.
"ke mana mas? mas harus jaga hati buat Imel ya," ucap Imel
"iya sayang, mas akan selalu jaga hati mas hanya untuk istri mas tercinta. jangan hawatir ok?"
"Imel percaya pada mas, tapi tidak pada wanita janda itu." jawabnya
"mbak Ratih itu orangnya baik dek. jangan begitu" ucap Iqbal pada istrinya
"nggak usah di bela mas. orang nya juga nggak ada disini." kesal Imel
...••••••...
Hari ini Imel sudah berada di sebuah restoran di tengah kota.
bukan untuk makan atau manjakan lidah. namun untuk bekerja , Imel memang masih bekerja atas izin Iqbal, karena dengan begitu Imel bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
"Mel, antar di meja no 34." ucap Ulfa sahabat Imel
"ok," jawab Imel
Imel berjalan sambil membawa nampan berisi pesanan meja no 34.
"Kau tau kan Di, mamaku memaksa banget agar aku mau sama pria yang kemarin kami temuin." ucap Syakila
"udah lah Sya, ikutin saja." jawabnya
"tidak ... aku tidak mau Di, aku tidak menyukainya." jawab Syakila
"dan mama memberi aku waktu 1 Minggu, kalo aku tidak bisa membawa calon suami di hadapan mama. terpaksa aku harus menikah dengan pria itu." jawab Syakila sedih
"hmmmmm.... bagaimana kalau kamu buat sayembara?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments