Bab 3. Menjaga hati sang istri

"Bagaimana jika kita adakan sayembara?" tanya Diana

"Maksudmu?" tanya Syakila tidak mengerti yang di maksudnya

"Atau kau beli calon suami " usul Diana lagi

"tidak, aku tidak setujuh." jawabnya

"kalo begitu, kau harus membeli pria yang baik. misalkan di perusahaan kita kan banyak tuuhj karyawan yang baik. di bayar aja untuk menjadi suami kontrak. kalo udah punya anak tinggal cerai." ucap Diana lagi. sebenarnya Diana bicara seperti itu tidak serius. namun Syakila malah menanggapi dengan serius

"Ide kamu boleh juga Di, aku akan membeli suami berapapun yang ia minta, aku akan turuti." ucap Syakila sambil menampakan gigi putih nan rapi itu

"jangan jodoh Sya, bagaimana jika pria itu penyakitan.?" tanya Diana

"Kau ini bagaimana sih Di, kau sendiri yang memberikan ide. namun kau sendiri yang menolak." gerutu Syakila

"iya, aku tadi tidak serius Sya. mending kau terima aja perjodohan ini." usul Diana

"Aku tidak mau Di, dia itu udah berusia 49 tahun. lihatlah aku masih 27, pokonya aku nggak mau di jodohin dengan pria itu.' jawab Syakila lagi

Imel yang mendengar obrolan itu mulai mengerti arah pembicaraan.

"Orang kaya, cantik kehidupan sudah terjamin tapi susah jodohnya." batin Imel

"Sedangkan aku, betahun tahun bersuami tapi tidak memiliki apapun. apa aku ajukan mas Iqbal untuk menjadi suami kontraknya. kan lumayan aku bisa mendapat duit banyak." batinnya sambil melangkah.

Setelah menaruh makanan pada meja itu. Imel segere menuju meja milik Syakila dan Diana

"maaf mbak." ucap Imel tiba tiba

Syakila dan juga Diana langsung menatap wanita yang menghampiri mereka

"Tadi saya tidak sengaja mendengar obrolan mbak, saya bersedia membantu mbak untuk memecahkan masalah mbak." ucap Imel.

"memangnya apa yang kamu dengar?" tanya Diana sinis

"Tadi saya dengar mbak mencari suami kontrak kan. saya mau membantu mbak." jawab Imel

"itu tadi tidak..."

"memangnya kau bisa bantu apa?" tanya Syakila yang memotong ucapan Diana

"Saya akan jelaskan besok saat pertemuan kita. hanya berdua saja mbak " jawab Imel

Syakila terlihat menimbang, lalu kembali menatap Diana sang sekertaris. Diana memberi kode untuk menolak. namun Syakila ingin tau rencana wanita itu.

"baiklah, besok aku tunggu kamu di kantorku jam 9 pagi." ucap Diana sambil memberikan kartu nama

"Baik mbak, saya akan datang tepat waktu." jawabnya

"kalo begitu saya permisi dulu mbak " pamit Imel

"Sya, kau yakin akan bekerja sama dengan wanita itu?" tanya Diana

"kita lihat saja Di, jika itu menguntungkan, aku akan ambil tawarannya." ucapnya

"Sebaiknya nggak usah Sya, siapa tau wanita itu hanya ingin memerasmu. lihatlah dia hanya karyawan resto, mungkin saja dia punya banyak tak tik." ucap Diana mengingatkan kembali Syakila, agar tidak menerima tawaran Wanita itu

"Sudah yuk, kita harus kekantor masih banyak pekerjaan." ajak Syakila

...••••...

"Mbak, maaf saya disini saja." ucap Iqbal pada Ratih. Ratih bermaksud membawa Iqbal masuk juga. namun Iqbal itu masih saja jaga jarak padanya.

"Ya sudah, nanti kalo aku butuh sesuatu kau harus masuk." ucapnya

"iya mbak." jawabnya

Ratih segera memasuki Hotel yang ia sewa untuk 2 malam ini. karena pekerjaan Ratih harus meninggalkan anak semata wayangnya.

Sedangkan Iqbal segera menuju kafe untuk menunggu bos wanitanya. Iqbal tidak ingin berada di dalam satu ruangan bersama bos wanitanya. karena Iqbal tidak tau syetan mana yang lebih cepat menggodanya.

Iqbal memesan kopi hitam dan segera menyeruput sedikit kopinya.

Dertttt.... Dertttt... dertttt

ponsel Iqbal berdering. dan menampakkan pemilik kontak yang ada di layar. dengan sigap Iqbal pun mengangkat panggilan dari bosnya.

Memang Iqbal harus bersikap seperti itu. karena untuk saat ini mencari pekerjaan sangat suasah. apa lagi jika menemukan bos yang sebaik Ratih

"Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Iqbal

"Bal, tolong bawain koper make-up ku dong. tanggung nih aku mau keluar." ucapnya

"baik mbak. saya segera antar." jawabnya.

Iqbal segera berdiri dan menuju mobil bosnya. Iqbal segera mengbil koper yang selalu di bawa oleh bosnya.

Iqbal segera memasuki lift untuk menuju lantai 3. dimana bosnya berada

Iqbal melihat pintu kamar bosnya yang tidak terkunci. lalu segera membuka dan menyembulkan kepalanya.

Iqbal segera berpaling saat melihat tubuh Ratih yang hanya memakai handuk yang di lilit pada dada dan perutnya.

tok tok tok.

"Masuk aja Bal, tidak ku kunci kok.' sahutnya

Iqbal segera masuk dan segera menaruh barang itu. dan segera beranjak keluar.

"Bal, tolongi kaitkan bra-nya dong. aku sepertinya kesulitan." pinta Ratih

Dengan gugup Iqbal pun membantu Ratih mengaitkan bra-nya.

"Bal, hemmm..." Ratih sedikit menimbang ucapannya.

"Sudah mbak. saya ijin keluar." pamitnya lalu segera berjalan keluar.

pria mana yang tidak berga*rah jika melihat dada montok yang di suguhkan di depannya. begitu juga Iqbal, Iqbal adalah pria normal untuk menyikapi sesuatu hal yang indah pada tubuh wanita. namun sebisa mungkin Iqbal menahan agar tidak goyah keimananya. Iqbal sangat menjunjung tinggi kesetiaan dan hanya Imel lah wanita yang harus di bahagiakan dan dua puaskan.

hanya pada pasangan halal lah Iqbal akan menuntaskan semua hasratnya.

tidak sekali dua kali Ratih memarkan tubuh indah itu pada Iqbal. namun Iqbal cukup menunduk seolah tidak terpengaruh oleh penampakan tubuh Ratih.

Dertttt... Derttt...

Ponsel Iqbal kembali berdering

"Iya sayang, ada apa?" tanya Iqbal saat tau siapa yang melakukan video call

"mas, kau sedang di mana?" tanya Imel saat melihat atap yang sering di lihat di beberapa gedung yang sering Imel datangi

"Mas lagi menunggu bos rapat." jawabnya. Iqbal harus sedikit berbohong agar sang istri tidak curiga. jika di jawab dengan di hotel pasti Imel akan sangat cerewaet.

"ohh mas nanti pulang jam berapa? Imel pingin bicara sesuatu pada mas" ucap Imel

"agak malam dek. bicara disini saja." ucapnya

"nggak ah mas, ngga enak kalau didenger orang." jawab Imel

"penting banget yaa?" tanyanya

Imel mengangguk.

"Yaudah nanti mas kabari jika sudah sampai rumah." jawabnya.

setelah obrolan selesei dan Iqbal harus mengantar bosnya ketempat lain.

...•••••...

"Mel, bapak masuk rumah sakit lagi " ucap ibu mertuanya. yang dengan susah payah datang kerumah Imel langsung malam ini.

"Bu, Imel nggak ada duit Bu. Imel belum gajian dan mas Iqbal juga belum pulang." jawabnya

"pinjemkan tetangga Mel. ibu harus membawa bapak kerumah sakit." jawabnya

Imel yang tak pernah berhutang pun langsung menjawab dengan gelengan kepala yakin

"tidak ibu. Imel tidak pernah lakuin itu, ibu pulang dulu saja. besok Imel usahakan." jawabnya

"kapan Mel, bapak harus di bawa di rah sakit malam ini." jawabnya

Imel bingung harus berbuat apa. mertuanya sangat butuh duit dan dirinya sama sekali tidak punya.

"mungkin ini adalah keputusan yang tepat. aku harus lakukan itu. dengan begitu aku juga akan memilki uang yang banyak. aku bisa bersenang senang." batin Imel

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Lanjut ka..
semangat..💪💪

2022-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bertabrakan
2 Bab 2. Makanan Sisa
3 Bab 3. Menjaga hati sang istri
4 Bab 4. saya mau jual suami saya
5 Pria yang baik dan setia
6 Jodoh siapa yang tau?
7 Detak Jantungnya seperti berhenti
8 Mencereikan suami baik
9 Seorang CEO telah menduduki berita teratas sebagai pelakor
10 Pasti karena di paksa
11 Hati yang mati
12 Pernyataan Cinta
13 Kelihatan nya saja polos
14 Menjual suami untuk jaminan bisnis
15 Hipnotis
16 Semuanya bisa di beli dengan uang
17 Jangan kasar pada istrimu
18 Hanya ada kita berdua
19 Mengundurkan diri
20 Langkah yang beda
21 Benih yang tak di inginkan
22 Menjadikan suami seorang pembantu
23 Pria kejam
24 Keluarga bahagia
25 Menjadi Tawanan sang suami
26 Siapa Anda
27 Makan di luar
28 Ketegasan
29 Pasangan Halal
30 Istri Sombong
31 Bertambah Gila
32 Sensasi panas
33 Aku Cemburu mas
34 Suasana Romantis
35 Tidak suka menginap di rumah mewah
36 Kubeli suamimu 800jt
37 Bawa aku tinggal bersama mu
38 Dokter kandungan
39 Ahiri rumah tangga kita
40 Bendera Permusuhan
41 Istri Arrogant & sombong
42 Nasihat dari Mama
43 Kau itu hanya orang luar
44 Sepertinya dia mencoba menggugurkannya
45 Licik
46 Kau membohongiku
47 Depresi
48 Keputusan
49 Memperlakukan istri
50 Kita besarkan Dia bersama sama
51 Surat Cerai
52 Aku lebih suka mendengarkan kata hatiku
53 Rindu dan Hasrat
54 Bulan Madu
55 Pernikahan dadakan
56 Heeiii...
57 Kemejamu bau keringat balita
58 Ending
59 Extra part
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bertabrakan
2
Bab 2. Makanan Sisa
3
Bab 3. Menjaga hati sang istri
4
Bab 4. saya mau jual suami saya
5
Pria yang baik dan setia
6
Jodoh siapa yang tau?
7
Detak Jantungnya seperti berhenti
8
Mencereikan suami baik
9
Seorang CEO telah menduduki berita teratas sebagai pelakor
10
Pasti karena di paksa
11
Hati yang mati
12
Pernyataan Cinta
13
Kelihatan nya saja polos
14
Menjual suami untuk jaminan bisnis
15
Hipnotis
16
Semuanya bisa di beli dengan uang
17
Jangan kasar pada istrimu
18
Hanya ada kita berdua
19
Mengundurkan diri
20
Langkah yang beda
21
Benih yang tak di inginkan
22
Menjadikan suami seorang pembantu
23
Pria kejam
24
Keluarga bahagia
25
Menjadi Tawanan sang suami
26
Siapa Anda
27
Makan di luar
28
Ketegasan
29
Pasangan Halal
30
Istri Sombong
31
Bertambah Gila
32
Sensasi panas
33
Aku Cemburu mas
34
Suasana Romantis
35
Tidak suka menginap di rumah mewah
36
Kubeli suamimu 800jt
37
Bawa aku tinggal bersama mu
38
Dokter kandungan
39
Ahiri rumah tangga kita
40
Bendera Permusuhan
41
Istri Arrogant & sombong
42
Nasihat dari Mama
43
Kau itu hanya orang luar
44
Sepertinya dia mencoba menggugurkannya
45
Licik
46
Kau membohongiku
47
Depresi
48
Keputusan
49
Memperlakukan istri
50
Kita besarkan Dia bersama sama
51
Surat Cerai
52
Aku lebih suka mendengarkan kata hatiku
53
Rindu dan Hasrat
54
Bulan Madu
55
Pernikahan dadakan
56
Heeiii...
57
Kemejamu bau keringat balita
58
Ending
59
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!