"Apa? Menikah? Tidak. Aku tidak mau, Razka," Darel berkata tegas pada sahabatnya, Razka.
Darell dan Razka saling terdiam dan saling menatap intens satu sama lain.
Sebagai orang yang telah lama berteman dengan Darell, Razka tahu apa yang membuat sahabatnya itu menolak saat dia meminta bantuan.
"Tapi ini sebatas pernikahan kontrak, Rell, dan calon istrimu nanti tidak menuntunmu untuk memberikan nafkah batin," terang Razka terus menyakinkan Darell.
Sejenak Darell menarik nafas panjang, mengisi paru-parunya dengan udara agar bisa berpikir jernih.
Ditatapnya wajah Razka, sahabat yang selalu menemani dan selalu ada di saat dirinya berada di titik terendah dalam hidup. Bahkan ketika semua orang meninggalkan Darell, hanya Razka yang bertahan sebagai seorang sahabat.
Darell ingin membalas semua kebaikan Razka apapun caranya. Tapi tidak dengan menikah.
Meskipun hanya menikah kontrak, tapi Darell khawatir phobia-nya kambuh ketika tinggal satu atap dengan seorang wanita.
"Tapi apa keluarga wanita itu mau menerima aku yang seorang mantan narapidana?" tanya Darell.
Razka menepuk bahu Darell dan mengulas senyum untuk memberikan sedikit kepercayaan pada sahabatnya itu.
"Kalau untuk itu, kita tidak perlu mengungkitnya lagi. Selama tidak ada yang membocorkan rahasia jika kamu pernah dipenjara, semuanya akan aman, Bro."
"Aku tidak yakin," kata Darel.
"Oh, come on, Rell. Diana tidak mempermasalahkan apapun tentang calon suaminya nanti. Lagi pula pernikahanmu hanya berlangsung selama tiga bulan setelah aku menikahi Tiara."
Darell diam dengan tatapan kosong. Dia mempertimbangkan tawaran Razka untuk menikah kontrak dengan wanita bernama Diana.
Sederet pertanyaan pun bermunculan di benak Darell. Tapi yang paling membuatnya penasara adalah apa yang membuat Diana memilih menikah kontrak?
Melihat Darell yang diam saja, membuat Razka sedikit tidak enak hati karena permintaan tolongnya terkesan memaksa.
Dia pun kembali menepuk bahu Darell. "Kalau kamu tetap menolak, tidak apa-apa. Aku tahu apa yang kamu khawatirkan. Aku bisa mencari pria lain."
Perlahan Darell mendongakkan kepala menatap Razka. Dia menghela nafas sebelum akhirnya berkata, "Aku akan menikahi wanita itu."
Sontak ucapan Darell sukses membuat Razka tersentak dan melototkan mata saking tidak percaya. Detik berikutnya senyum mengembang di bibir Razka.
"Darell, are you seriously?"
Darell menjawab dengan menganggukan kepala.
"Thank you, Brother. You really my best friend."
*
*
*
Hari itu juga, Razka mempertemukan Diana dengan Darell di sebuh cafe.
Diana menatap Darell dari atas hingga ke bawah. Meneliti penampilan pria yang akan menjadi suaminya atau kata yang lebih tepat pria yang mau diajak menikah kontrak dengannya.
Diana bisa menebak umur Darell tidak jauh berbeda dengan diriny dan Razka.
Mungkin dua puluh enam atau dua puluh tujuh tahun. Batin Diana.
Lanjut, Diana menilai wajah Darell dengan bola mata coklat dan hidung mancung. Rambut-rambut halus tumbuh di rahang yang tegasnya menambah kesan tampan pada diri pria itu.
Pakaian yang melekat tubuh atletis Darell cukup sederhana. Kemeja tartan hitam yang seluruh kancingnya dibiarkan terbuka menampilkan kaos oblong sebagai dalaman.
Puas menilai Darell, Diana menyodorkan sebuah berkas ke atas meja.
"Itu surat perjanjian yang harus kita sepakati selama menikah. Baca dan jika ada yang membuatmu keberatan, katakan saja!" titah Diana yang bersandar dan melipat tangan di depan dada.
Darell menatap Diana, yang menurut penilainnya, adalah wanita angkuh. Lalu dia meraih berkas dan mulai membaca poin demi poin.
Secara keseluruhan, Darell tidak keberatan dengan isi surat perjanjian itu. Poin paling penting yang harus dijalankan oleh mereka berdua adalah tidak akan melakukan hubungan ranjang.
Menarik. Karena aku sendiri pun menghindari yang satu itu. Kata Darell dalam hati sambil menarik salah satu ujung bibirnya.
Poin selanjutnya, mereka harus bersandiwara seolah mereka adalah pasangan harmonis di depan Kakek Suryo dan Nenek Ranti.
Darell mendongak dari berkas yang dia baca. Menatap Diana karena ada satu pertanyaan yang mengganjal di benaknya.
"Setelah menikah, kita akan tinggal di mana?"
Diana mengerutkan dahi. Dia belum terpikirkan tentang tempat yang akan dia tinggali setelah menikah.
Tidak mungkin mereka tinggal bersama di rumah Suryo, karena ditakutkan kakek Diana itu akan curiga jika cucu pertamanya hanya menikah kontrak.
Tapi jika tinggal di rumah Darell, Diana tak mau berurusan dengan mertuanya.
"Kita pikirkan nanti saja," jawab Diana pada akhirnya.
Wanita yang aneh. Pikir Darell. Dia melanjutkan membaca surat perjanjian yang berupa imbalan setelah kontrak mereka selesai.
Darell tersenyum penuh makna. Menurut dia, pernikahan kontrak yanga akan dia jalani terbilang cukup aneh.
Biasanya di sebuah pernikahan, pihak pria yang akan memberikan uang pada pihak wanita tapi tidak dengan yang satu ini. Di mana Darell akan mendapatkan sejumlah uang dengan nominal yang cukup menggiurkan jika sandiwara mereka berhasil.
Darell menutup berkas dan meletakan kembali ke meja.
"Ini hanya pernikahan kontrak. Setelh tiga bulan adikku menikah, kita cerai. Bagaimana, kamu setuju?"
Darell menjawab, "Baik, aku setuju."
Razka yang berada di tengah-tengah Diana dan Darell menghela nafas lega. Pada akhirnya, dia akan mendapat restu dari Suryo untuk menikahi Tiara. Sesuatu yang sudah dinantikan Razka sejak lama.
Razka mengusap telapak tangannya dengan senyum merekah di bibir.
Berbeda dari Razka, raut wajah Tiara justru sebaliknya. Dia melirik Darell penuh curiga.
Apa yang membuat pria ini mau menikah kontrak dengan Kak Diana? Batin Tiara menyipitkan mata saat memandang Darell.
"Oke, kalau begitu, sekarang kamu harus bertemu dengan Kakek kami, Eyang Suryo," kata Diana hendak bangkit dari duduknya tapi terhenti kala Tiara memekik.
"Apa? Sekarang juga?"
Diana melempar pandangan dengan dahi mengerut pada Tiara.
"Iya, sekarang. Lebih cepat, lebih baik."
"Tapi apa kamu tidak mau mengetahui terlebih dahulu siapa aku?" Darell yang sepemikiran dengan Tiara pun mencegah Diana yang hendak pergi.
Diana mehempaskan tangan agar terlepas dari cengkraman tangan Darell.
"Tidak perlu," Diana menjawab singkat lalu melangkah menuju pintu keluar.
Tiara yang melihat Diana dan Darell hendak menemui Suryo, mendadak menjadi panik. Pasalnya Tiara tidak tahu bibit, bobot, dan bebet dari seorang Darell
Meskipun Tiara tahu, Razka tidak mungkin memilihkan sembarang orang untuk menjadi calon suami Diana, tapi tetap saja ada perasan takut dalam diri Tiara.
"Razka, apa kamu percaya dengan Darell? Dia pria baik-baik kan? Dia tidak akan memaksa Kak Diana untuk melakukan hubungan yang satu itu? Apa dia benar pria impoten?" Tiara mencecar sederet pertanyaan pada Razka dengan nada panik.
"Darell bukan pria impoten tapi aku berani jamin jika Darell tidak akan memaksa Diana untuk melayani di atas ranjang," jawab Razka yang kemudian menarik lengan Tiara untuk menyusul Diana dan Darell.
"Apa yang membuatmu berani menjamin hal itu?" tanya Tiara sesaat menghentikan langkah kaki.
Razka hanya tersenyum. "Aku tidak bisa mengatakannya, Sayang, tapi percayalah padaku Darell bukan orang sembarangan."
Ya, Razka memang tidak bisa mengatakan jika Darell mengidap ketakutan pada saat berhubungan intim atau yang lebih dikenal dengan istilah genophobia.
Sejak malam yang merubah kehidupan Darell itu, Razka telah berjanji tidak akan mengatakan rahasia Darell pada siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Yana Rizky
cakep
2023-08-28
0
Nana
bunga lagi kak
2022-10-23
1
Nana
meanwhile, aku menanti adegan ranjang wkwk 🤣
2022-10-23
4