Menjauhlah

Tiba di dalam unit apartemen, David langsung menuju dapur untuk cuci tangan dan menyiapkan bahan masakan yang ada di kulkas.

Stella mengekorinya.

"Kakak mau apa?"

"Belajar butuh energi. Udah sana kamu kalo mau mandi mandi aja dulu. Aku siapin makan bentar"

"Tapi kan kakak tamu. Masa ngacak ngacak dapur orang"

"Atau kamu aja deh yang masak"

"Tapi aku gak-"

"Nah kan. Makanya jan protes mulu. Bibi Mey udah bilang, kamu belum terbiasa pake kompor listrik, bibi khawatir kamu kenapa kenapa"

"Trus kapan aku terbiasa nya kalo terus dilayanin. Berasa aku yang jadi tamu" protes Stella.

"Mau aku ajarin?"

Stella mengangguk cepat.

Setelah berganti pakaian, Stella segera berlari ke dapur dengan antusias. Dia memang ingin mengeksplore dapur modern bibinya ini, tapi tak tahu cara memakainya.

Dengan keterampilan dan pengetahuan David tentang bahan makanan, bumbu dan lain sebagainya, David mengajari Stella cara mengupas dan memotong wortel juga cara menyalakan kompor listrik.

David ingin mengajarinya cara membuat menu sederhana, yaitu omlete sayur.

Tapi ternyata membutuhkan waktu 1 jam untuk bisa menikmati omlete karena Stella masih kaku dalam mengupas dan memotong. Tapi David dengan sabar mengajarinya.

Untung saja David mengingatkan Stella untuk memasak nasi terlebih dahulu sebelum meracik omlete. Sehingga saat omlete nya siap santap, nasi sudah matang.

"Fuhh.. ternyata orang jenius juga punya kelemahan ya" sindir David yang dibalas pukulan Stella di lengannya.

Mereka menyantap makan malam mereka dalam canda dan tawa. Stella yang baru merasakan rasa telur dicampur sayuran tak kuasa menambah lagi dan lagi.

"Gawat, aku bisa jadi bodoh kalo kekenyangan gini"

"Hn?"

"Mana bisa mikir kalo kekenyangan. Yang ada malah ngantuk. Gak belajar kan jadinya" keluh Stella yang mulai merasakan berat pada kelopak matanya.

David hanya tersenyum duduk di sebelahnya dan fokus membaca dan memahami soal yang tadi siang dia pelajari di perpustakaan.

Tanpa dia sadari Stella sudah merebahkan kepalanya diatas meja berbantalkan lengannya.

David menyelimutinya dengan jaketnya lalu melanjutkan belajarnya. Dia sudah izin pulang terlambat pada sang kakek dengan alasan les untuk persiapan ujian akhir sekolah.

Meyra akhirnya pulang pukul 9 malam dan mendapati Stella yang tengah membaringkan kepala di meja depan sofa dan David yang tengah mencoret coret kertas dengan angka angka.

"Maaf tuan muda, sudah merepotkan anda" ucap Meyra sambil menundukan kepala. Saat Stella tak ada atau tak sadarkan diri seperti saat ini karena Stella tengah tertidur pulas, Meyra kembali memanggil David dengan sebutan 'tuan muda'.

"Panggil namaku saja saat tak di kantor. Aku gak mau dia gak sengaja denger"

Meyra menganggukan kepala tanda mengerti.

"Dimana kamarnya?" tanya David yang kemudian membopong Stella menuju kamar yang ditunjuk Meyra.

"Terimakasih atas bantuannya, tuan David"

"Besok aku jemput lagi" ucapnya yang lebih seperti perintah.

Dan setelah hari itu mereka semakin dekat. David sudah banyak mengajarinya berbagai masakan yang dikuasainya. mereka bahkan tak segan terlihat selalu bersama di sekolah. Siswa siswi saling berbisisk untuk mengomentari kedekatan mereka. Meski ada Lusi bersama mereka, namun kehadiran Lusi bagaikan bayangan Stella.

"Si, kok elu mau maunya jadi nyamuknya si cupu?" tanya Risa di kantin saat istirahat. Lusi biasa memborong makanan ke perpus, bukan.

"Lagian nih ya, gue heran sama si David, kok malah deketin cewek kek gitu yang gak banget penampilannya. Kampungan abis. Secara elo tuh jauh diatas dia dari segi fisik"

"Elu belum tau aja. David tuh sebenernya pen deketin gue. Lo inget kan kado yang dipilih dia kado dari gue? nah dia ngikutin gue beli kado kesukaan David, cuma bungkusnya pink, eh dia kepedean dipikir punya dia yang diterima si David padahal yang dia ambil jelas jelas yang bungkusnya warna putih"

"Sialan tuh cewek cupu. Dableg juga ya diem diem. Trus kenapa lo biarin dia deketin si David?"

"Males ah, biarin aja dia kepedean dulu. Ntar juga kalo akhirnya dia milih gue kan mewek dia. Gue angkat aja dulu ampe setinggi tingginya, tinggal jatohin sekenceng kencengnya. Ya gak? Dah ah, ntar dicariin lagi"

Seperti biasa mereka bertiga menghabiskan waktu istirahat di perpus, hingga waktunya habis dan mereka harus kembali ke kelas masing masing Stella ke kamar mandi untuk membuang apa yang sedari tadi ditahannya. Dan kali ini Lusi tak ikut.

sreett

brukk

Risa memepet tubuh Stella ke tembok yang menjorok arah kamar mandi.

"Heh, cupu. Tambah kesini lo tambah ngelunjak ya mentang mentang deket sama David. Denger ya lo mending jauhin David deh sebelum lo sakit hati.

Asal lo tau ya, David tuh deketin lo cuma manfaatin otak lo doang dan yang dia suka tuh sebenernya si Lusi. Jadi mending lo ngejauh, lagian David gak cocok sama lo. Bikin sakit mata tau gak liatnya" sarkas Risa dengan kesal. Cengkraman pada kerahnya dilepas.

"Seenggaknya ada yang bisa dia manfaatin dari gue. Sedangkan lo-"

"Bacot lo"

grepp

Tangan yang melayang untuk didaratkan pada pipi Stella di tahan seseorang.

"Apa yang lo dapet dari ngelakuin hal kek gini?"

"K kak David?" Risa dan kawan kawannya berseru bersamaan.

"Apa yang gue lakuin dan apa yang gue rasain itu bukan urusan kalian semua. Mendingan kalian ngaca deh. Apa yang bisa kalian banggain selain ngerjain orang? tingkah kalian bikin enek tau gak"

David lantas menarik tangan Stella menjauh dari pembuat onar. Sedangkan Lusi yang menonton dari balik tembok semakin merasa kesal.

"Gue harus bikin lo jadi milik gue" tekadnya dalam hati dengan amarah.

David terus menarik tangan Stella dengan aura yang tak biasa.

Menakutkan.

David tak pernah seperti ini. Dia bahkan tak pernah marah dan cenderung cuek tak perduli.

"Kita mau kemana, kak"

David bergeming sambil terus menarik tangannya.

"Kak.. stop kak... hik.. tolong berenti.."

"Kenapa gak ngelawan sih? orang kek gitu bisanya cuma ngomong doang tau gak"

"Kak... tolong.. aku harus balik lagi.."

"Kamu jangan pernah percaya sama omong kosong. Aku tulus sama kamu, aku gak niat manfaatin kamu, aku gak peduli apa yang orang rasain sama aku selama aku gak ngasih harepan sama mereka yang penting kamu-"

"Kak.. tolong stop.. iiiiii..."

"kamu kenapa? kamu disakitin?"

David menilik tubuh Stella barangkali ada luka.

"enggaa...." Stella memejamkan mata seperti menahan sesuatu.

"Kamu jangan bohong. Bilang sama aku mana yang sakit" David memegang kedua bahunya meyakinkan kalau dia akan memberi pelajaran pada siapapun yang menyakitinya.

"Aku pen pipis ini gimanaa.."

🤦🏻‍♂️

🤦🏻‍♂️

🤦🏻‍♂️

Terpopuler

Comments

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

jd dr awal si lusi ini gak niat temenan kali ya ,cm.manfaatin aja

2023-11-18

0

Reni Ajja Dech

Reni Ajja Dech

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-11-02

0

Uthie

Uthie

yaa ampun.... iya tuhh sampe lupa, orang lagi kebelet2nya malah di bully gtu 🤦🤣🤣🤣🤣🤣

2023-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Laki Laki Tua
2 Jinak?
3 Malaikat Pencabut Nyawa
4 Bertemu dengannya
5 Hadiah Untuk Ayah
6 Satu Satunya
7 Bibi Mey
8 Kado Ultah
9 Jatuh Cinta Ituu...
10 Ditembak?
11 Aku Mau Ayahku
12 Tidak Akan Mengembalikan Ayah
13 Munafik
14 Takut Jatuh Cinta
15 Menjauhlah
16 Ancaman Lusi
17 Secret Admirer
18 Muslihat Lusi
19 Tanda Perpisahan
20 Pernikahan Tak Diinginkan
21 Pergi
22 Melupakanku
23 Menghormati Orangtua
24 Pecel Lele
25 Bukan Melamar Pekerjaan
26 Permintaan Deri
27 Kedatangan Lusi
28 Tukang Ngadu
29 Pecat Aku
30 Gadis Rendahan
31 Aku Mau...
32 Mungkin Akan Membalas
33 Kembali Ke Sekolah
34 Hati hati Dengan Sekertarisnya
35 Jadi Pelakor
36 Panggil Tuan Besar
37 Pulang Ke Rumah Besar
38 Lelaki Idaman
39 Membawanya Pulang
40 Sarapan Buatan?
41 Aku Ikut
42 Ikut Meeting
43 Peringatan Stella
44 Salah Minum Obat
45 Memilih Bunuh Diri
46 Imbalan
47 Kakak Madu
48 Tolong Aku
49 Setan Cabul
50 Menjagamu
51 David Mengancam Balik
52 Ikhlas
53 Terpisah
54 Obsesi Deri
55 Bukti Pengakuan
56 Membimbing
57 Meeting Berdua
58 Wejangan
59 Rumor
60 Pelet
61 Tugas Istri
62 Bukan Ibunya Lagi
63 Pelampiasan
64 Maaf
65 Honey Moon Plus?
66 Merdu
67 Menjalankan Tugas
68 Kunci Pintu
69 Linglung
70 Omelan Istri
71 Makan malam
72 Tensoplas
73 Nasib
74 Memberi Pelajaran
75 Mimpi
76 Perdebatan Suami Istri
77 Rudolph
78 Sapu Tangan
79 Sebel
80 Memberi Kejutan
81 Menghilang
82 Kabar Gembira?
83 Mencari
84 Setitik Harapan
85 Berhasil Menyelamatkan Diri
86 Di Bandara
87 Kena Karma
88 Janji Deri
89 Si Biru
90 Angan Yang Nyata
91 Memaafkan
92 Murka Wiliam
93 Ungkapan Terima Kasih Wiliam
94 Efek Belum Tidur
95 Sial
96 Menggertak
97 Meeting Mengejutkan
98 Anak IPA
99 Kedatangan Imelda
100 Masih Imelda
101 Nasib Imelda
102 Membuat Makan Malam
103 Drama Realita
104 Rela Dimanfaatkan
105 Mengidap Penyakit Serius
106 Yoda
107 Topeng
108 Pilihan
109 Tumbuh Lagi?
110 Cari Cewek Cantik
111 Main Ular Di Tangga
112 Kontraksi
113 Spin Off
114 Mengusir
115 Caraku Mencintaimu (END)
116 Beautiful Impostor
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Laki Laki Tua
2
Jinak?
3
Malaikat Pencabut Nyawa
4
Bertemu dengannya
5
Hadiah Untuk Ayah
6
Satu Satunya
7
Bibi Mey
8
Kado Ultah
9
Jatuh Cinta Ituu...
10
Ditembak?
11
Aku Mau Ayahku
12
Tidak Akan Mengembalikan Ayah
13
Munafik
14
Takut Jatuh Cinta
15
Menjauhlah
16
Ancaman Lusi
17
Secret Admirer
18
Muslihat Lusi
19
Tanda Perpisahan
20
Pernikahan Tak Diinginkan
21
Pergi
22
Melupakanku
23
Menghormati Orangtua
24
Pecel Lele
25
Bukan Melamar Pekerjaan
26
Permintaan Deri
27
Kedatangan Lusi
28
Tukang Ngadu
29
Pecat Aku
30
Gadis Rendahan
31
Aku Mau...
32
Mungkin Akan Membalas
33
Kembali Ke Sekolah
34
Hati hati Dengan Sekertarisnya
35
Jadi Pelakor
36
Panggil Tuan Besar
37
Pulang Ke Rumah Besar
38
Lelaki Idaman
39
Membawanya Pulang
40
Sarapan Buatan?
41
Aku Ikut
42
Ikut Meeting
43
Peringatan Stella
44
Salah Minum Obat
45
Memilih Bunuh Diri
46
Imbalan
47
Kakak Madu
48
Tolong Aku
49
Setan Cabul
50
Menjagamu
51
David Mengancam Balik
52
Ikhlas
53
Terpisah
54
Obsesi Deri
55
Bukti Pengakuan
56
Membimbing
57
Meeting Berdua
58
Wejangan
59
Rumor
60
Pelet
61
Tugas Istri
62
Bukan Ibunya Lagi
63
Pelampiasan
64
Maaf
65
Honey Moon Plus?
66
Merdu
67
Menjalankan Tugas
68
Kunci Pintu
69
Linglung
70
Omelan Istri
71
Makan malam
72
Tensoplas
73
Nasib
74
Memberi Pelajaran
75
Mimpi
76
Perdebatan Suami Istri
77
Rudolph
78
Sapu Tangan
79
Sebel
80
Memberi Kejutan
81
Menghilang
82
Kabar Gembira?
83
Mencari
84
Setitik Harapan
85
Berhasil Menyelamatkan Diri
86
Di Bandara
87
Kena Karma
88
Janji Deri
89
Si Biru
90
Angan Yang Nyata
91
Memaafkan
92
Murka Wiliam
93
Ungkapan Terima Kasih Wiliam
94
Efek Belum Tidur
95
Sial
96
Menggertak
97
Meeting Mengejutkan
98
Anak IPA
99
Kedatangan Imelda
100
Masih Imelda
101
Nasib Imelda
102
Membuat Makan Malam
103
Drama Realita
104
Rela Dimanfaatkan
105
Mengidap Penyakit Serius
106
Yoda
107
Topeng
108
Pilihan
109
Tumbuh Lagi?
110
Cari Cewek Cantik
111
Main Ular Di Tangga
112
Kontraksi
113
Spin Off
114
Mengusir
115
Caraku Mencintaimu (END)
116
Beautiful Impostor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!