Pulang sekolah, Stella terfikir akan saran Lusi. Dia tak tahu yang namanya jatuh cinta itu seperti apa. Yang pasti Stella memang menyukai laki laki itu karena disekolah ini hanya laki laki itu yang mau berbicara dan menyapanya, selebihnya seperti yang lainnya. Menatap jijik padanya.
Dia lantas berjalan dan mencari warung yang menjual coklat hitam kesukaan laki laki yang kini menjadi idolanya. Mungkin.
"Hah, mahal banget? kirain 2 rebuan, lah ini ngabisin 2 minggu jatah jajanku. Nanti buat ayah gimana?" monolognya dilema.
"Bismillah. Sekali ini aja. Itung itung buang penasaran, meski gak yakin sih"
Dengan berat hati Stella membeli coklat yang menurutnya dibanderol harga selangit. Meski sekarang kehidupannya sudah banyak disokong sang bibi, tetap saja dia tak mau boros.
Sampai di rumah, dia langsung membungkusnya dengan kertas hvs berwarna pink. Dengan perasaan tak menentu dia menyimpannya dengan baik didalam tas yang warnanya sudah pudar itu. Setidaknya tas itu tak berlubang.
Minggu ini adalah minggu yang penuh dengan ulangan karena sebentar lagi ujian tengah semester diadakan. Dan akhir minggu ini merupakan hari ulang tahun David yang mana adalah hari sakral bagi para siswi.
Mereka berlomba memberikan kado sebagus mungkin untuk idola sekolah mereka.
Dan hanya Stella yang tak tahu mengenai hal itu. Kalau saja Lusi tak memberitahunya mana mungkin dia mengetahui tentang tanggal sakral.
"Hei lihat, aku menemukan apa di tas si cupu" seru salah satu siswi bernama Risa yang iseng menggeledah tasnya. Semua siswi sontak mengerubungi dan ingin tahu apa yang ditulis Stella untuk sang idola.
"Hai.. dari Stella." "Hah, cuma gitu doang? dasar cupu. Udah miskin harta, miskin kata juga, apa kek kata mutiara yang romantis"
"Balikin sini, jangan ganggu aku"
Stella mencoba mengambil kembali kado yang dirampas genk menyebalkan di kelas.
"Enak aja balikin. Lo pikir lo bisa bersaing sama kita kita, hah? bungkus kek gini paling juga isinya coklat murahan"
"Ya uda sii balikin coklat murahan ku. Nanti kamu ketularan kurap mau?"
Siswi itu langsung melempar kado itu pada Stella dan me lap tangan yang sudah menyentuh barang Stella.
"Sialan, lo. Bawa bawa penyakit kesini"
"Hahahaha... sukurin lo Ris. Mau maunya dikadalin si cupu" gelak teman Risa yang mengingatkannya tentang gertakan Stella.
"Hah. Lo ngerjain gua?" bentaknya pada Stella sambil melangkah memepet Stella dengan kedua tangan di pinggang penuh lipatannya.
"Eng enggak.. la lagian ke kenapa harus takut ka kalo saingan?"
"Eeee.. ngelunjak lo ya, mentang mentang punya temen"
Siswi bernama Risa itu lantas kembali merebut kembali coklat yang berada di tangan Stella.
"Lu kali mau ini balik utuh, lu harus beliin gua minuman dingin" ancamnya.
"T tapi.."
"Apa? Lo mau bilang gada duit kan buat beli? Nih, beli secukupnya. Dasar miskin"
Stella terpaksa mengikuti keinginan Risa dan kawan kawan. Dia menghitung semua ada 5 orang, sedangkan harga minuman paling murah 7ribu. Kalaupun beli 3 dia harus nombok seribu.
Akhirnya dia bernegosiasi dengan si penjual.
"Bu maaf merepotkan ya" ucap sopan Stella setelah dia selesai meracik minuman sesuai harga.
Ibu penjual sampai geleng geleng kepala dengan ide siswi jenius itu.
Stella hanya membeli 2 porsi, hanya saja 2 porsi jeruk peras itu ia bagi kedalam 5 cup lalu ia beri es batu yang banyak dan gula secukupnya. Hingga rasa manis dan aroma serta warna jeruk masih ada dan terasa.
Tak lupa ia tambahkan jampi jampi beserta semburan simbolis menandakan mantranya ia bubuhkan pada minuman itu.
"Diapain, neng?" tanya ibu penjual.
"Hehe.. biar jinak, bu" jawab singkat Stella yang membuat ibu penjual tersenyum. Anak anak nakal itu kerap tak membayar jajanannya, sekarang mengerjai siswi jenius yang sebenarnya balik mengerjai mereka.
"Makasih ya bu"
"Ini kembaliannya, neng"
"Gak usah bu. Saya kan pake gula nya ekstra bu. Jadi buat gantiin gula aja" Stella lantas pergi membawa nampan yang penjual itu pinjamkan.
"Si eneng, udah pinter, baik bener. Saya do'ain neng jadi orang sukses" gumam penjual yang terharu dengan sifat baik siswi terpintar di sekolah itu.
Tak ada yang sadar jika tingkah Stella diperhatikan seseorang.
"Sini aku bantuin" David hendak mengambil alih nampan yang Stella bawa. Hampir saja tumpah karena dia terkejut.
"Eng enggak usah, kak. Bi biar saya saja. Nanti mereka marah sama saya" Stella melepas pegangan David pada sebelah nampannya.
Dia lantas mengikuti diam diam langkah Stella yang mengarah ke kelasnya sendiri.
David mengintipnya lewat jendela, seperti yang selalu dia lakukan kala hendak ke ruang guru jika melewati kelasnya, dia selalu ingin melihatnya sejenak.
"Minuman apa ini?" Risa mengangkat 1 cup minuman itu yang warnanya lebih pucat dari es jeruk biasa.
Dia lantas menyeruputnya lalu mengernyitkan dahi.
Teman temannya menunggu reaksi Risa si ketua genk.
Melihat Risa terus menyeruputnya, teman yang lain ikut menyeruputnya.
"Kok bisa enak?" gumam yang lain saling bersahutan lalu melangkah meninggalkan Stella yang sudah berhasil mengambil kembali kado nya.
"Hhhh... untung aja otak ku gak lemot. Gak sia sia dikasih pinter" monolognya yang bisa didengar David dari jendela. Dia bahkan melihat bungkusan berwarna pink berbentuk prisma segitiga panjang.
Senyum terbit di bibirnya lantas pergi.
"Stellaaaaa.... pekik Lusi.
"Kenapa dibuka lagi?" lanjutnya bertanya melihat Stella membuka bungkus kadonya.
"Rusak sama Risa" jawab Stella dengan raut kecewa.
"Trus?"
"Ya, aku ganti lah. Masa ngasih kado lecek" Stella lantas mengambil 1 lembar hvs putih tanpa membubuhkan nama dan kata mutiara. Dia tak tahu kata mutiara apa yang pantas mewakili perasaannya. Dia sendiri bingung.
"Si, emang yang namanya jatuh cinta itu kek gimana sih?" tanya Stella penasaran.
"Jatuh cinta ituuu...."
"Gak usah lebay pake diperagain segala. Jijik tau liatnya" gerutu Stella pada perilaku Lusi yang memperagakan setiap katanya dengan mata berbinar dan berkedip kedip.
Lusi tergelak.
"Jadi gini, kalo elo selalu pengen liat dia, elo selalu kebayang wajah dia dimanapun, kapanpun, dan semua yang kamu lakuin selalu tentang dia, ditambah jantung lo yang tiba tiba jedag jedug waktu deket atau diliatin si dia. Itu yang namanya jatuh cinta" Lusi menjelaskan sambil menerawang.
Stella merenung, meresapi setiap kata yang Lusi jelaskan.
"Lo ngerasa gitu gak, waktu di deketin sama dia?" tanya Lusi mengambalikan kesadarannya.
"Enggak"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Uthie
beruntung jika jd wanita yg diperhatikan dan dicintai secara diam-diam ☺️
2023-11-01
2
mar
hatinya belon dipanasin ya neng😌
2022-10-21
3