Jinak?

"Laki laki tua?"

"Iya cepetan, nanti keburu dateng. Kamu tau kan urutannya?"

Laki laki itu lantas mengambil beberapa buku yang dirasa urutannya mulai dari paling kanan.

Dia mengestafetkannya pada Stella, yang langsung ditatanya dengan rapi se rapi mungkin.

"Apa kamu juga ada perlu dengannya? atau kamu juga salah satu calon pelamar?" tanya Stella sambil melangkah turun dari titian lalu mengembalikan titian itu ke tempatnya semula dengan cara mendorongnya.

Suara gesekan antar lantai dan titian yang terbuat dari kayu itu memekakkan telinga yang membuat laki laki itu mengerutkan dahinya.

Stella lantas duduk di sofa dan menumpukan salah satu kakinya pada kaki yang lain. Laki laki itu ikut duduk di sebrangnya.

"Calon pelamar?" tanya si laki laki.

"He em. Bibiku memintaku menggantikannya untuk sementara. Dia sudah terlalu tua untuk pekerjaan ini. Tapi sepertinya laki laki tua itu punya stamina yang luar biasa" kalimat terakhir ia sembunyikan dibalik punggung tangannya seolah berbisik.

"Jadi kamu hanya sementara?"

"Tentu saja. Tapi.. apa kita pernah bertemu? aku seperti tak asing dengan wajahmu"

"hm, ya. Semua orang mengaku seperti itu"

"Ah, aku gak bermaksud seperti itu, aku benar benar merasa pernah mengenal- ah sudahlah. Kenalkan, namaku Stella. Aku mungkin tak akan lama berada disini." Stella mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Laki laki itu menyambut uluran tangannya.

"David William"

"Hn? seperti pernah dengar nama itu. William William.." Stella bergumam sembari berfikir pernah melihat nama itu dimana.

Matanya lantas melihat pada papan nama diatas meja kerja besar yang mana adalah meja kerja bos besar bertuliskan 'William David / Presiden Direktur'

Sontak Stella langsung bangkit berdiri dan bersikap siaga. Dia lantas membungkukan tubuhnya berkali kali untuk meminta maaf.

"Tuan Presdir, maafkan saya. Maafkan atas kelancangan saya"

David melipat kedua tangannya didepan dada.

"Jadii.. menurutmu aku laki laki tua?" ucapnya datar dengan mata menyorot tajam.

"Ah.. tidak.. lupakan kebodohan saya, tuan, saya telah lancang. Maafkan saya" Stella membungkuk lagi untuk terus meminta maaf.

tok

tok

"Masuk"

"Maaf pak apa bapak.. ah.. sudah ada disini rupanya" seru bibi Mey yang merasa lega karena melihat ponakannya tampaknya sudah memperkenalkan diri.

Tapi.. situasi macam apa ini? tanyanya membatin kala melihat kegugupan dan keringat di wajah Stella. Sedangkan sang bos masih terlihat arogan meski duduk membelakanginya.

"Apa.. ada masalah, pak presdir?" tanya bibi Mey kemudian.

"Tidak ada. Hanya saja aku tak menyadari kalau aku ternyata sudah tua meski staminaku kuat" ucapnya sambil berdiri dan mengancingkan jas nya kemudian melangkah menuju meja kerjanya.

Stella menampakkan wajah ngeri dengan pernyataan sang bos. Apa dia akan dipecat sebelum bekerja? pikirnya.

"Ah, bapak ada ada saja. Ah iya. Perkenalkan, ini adalah Stella, keponakanku. Saya harap bapak tidak keberatan jika aku meminta bantuannya sebelum penggantiku ada yang sesuai dengan kriteria bapak. Dan ini cv nya. Dia hanya sementara membantu saya, setelah ini.."

"Tidak ada yang bisa memutuskan disini selain saya. Kalau saya bilang tidak, berarti dia harus keluar sekarang juga. Kalau saya bilang iya, berarti dia harus tinggal selama aku mau" sergahnya sambil menautkan kesepuluh jarinya dan matanya kembali menyorot tajam.

"Apa? t-tapi.."

"Dan kubilang, kamu boleh tinggal"

"Hah.. t-tapi bi.."

"Mana kopi ku?" pintanya sembari membuka lembar demi lembar kertas yang ada di. salah satu map yang bertumpuk.

"Sh sh sh.. cepet ikut bibi.." bibi Mey menarik tangannya segera setelah meng iya kan permintaannya dan memberi hormat. Sedangkan Stella menampakkan wajah merengek nya pada sang bibi.

"Bibi gimana sih, katanya sementara. Mana calon pelamarnya, apa sudah dapat? aku gak bisa kerja sama orang kayak gitu" bisiknya sambil merengek namun langkahnya mengikuti sang bibi menuju pantry.

"Uhuk.. uhuk.. Stella sayang.. apa kamu tega sama bibi?" bibi Mey berpura pura batuk lalu menampilkan wajah memelas.

"hhh... bibi ngerjain Stella lagi.. emang nasib ya dari dulu. Keknya aku harus operasi plastik. Wajah ini bermasalah. Benar benar bermasalah. Bibi ku sendiri ngerjain aku" Stella menampilkan wajah sinisnya pada sang bibi yang tengah terkikik.

Bibi Mey lantas mengajarkannya meracik kopi sesuai takaran yang David minta. Dia membuat 2 cangkir. 1 untuk mereka cicipi, dan 1 lagi tentunya untuk sang bos.

"Pait" Stella memeletkan lidahnya kala mencicipi seujung sendok kopi.

"Tapi ada asem asemnya dikit" dia lantas menyendok nya lagi.

"Sama kek orangnya. Asem, pait" gerutunya.

"Nih kamu yang antar. Ingat, peraturan utama, gak boleh jatuh cinta"

"Yeee sembarangan. Ogah jatuh cinta sama orang asem kek gitu. Yang ada ngebatin mulu" dia lantas mengambil cangkir kopi yang diperuntukan untuk bosnya. Lalu terlihat komat kamit didepan cangkir dan sedikit meniup nya seperti menyemburkan air liurnya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya sang bibi.

"hehe.. biar jinak bi" kikiknya sambil berlalu menuju ruangan presdir.

tok

tok

"Masuk"

"Ini kopi anda tuan presdir"

"hm, ya. Taruh disitu" tunjuknya pada sudut meja kerjanya.

Stella menyimpan sesuai arahan. Lalu membungkuk dan melangkah berbalik.

"Tunggu" sergahnya.

"Ya, tuan. Ada lagi yang kau butuhkan?"

"Kamu cicipi" titahnya sambil terus membuka lembaran kertas yang tak kunjung habis.

"Apa? tapi-"

"Apa kamu yakin tak menaruh racun atau mantra?"

'Bagaimana dia tau?' batinnya.

"Tapi saya tak suka kopi, tuan" sanggahnya beralasan.

"Lalu maksudmu aku harus pasrah kau racuni? apa kamu gak takut aku datangi tiap malam untuk mencekikmu?"

'Presdir sialan' umpatnya dalam hati. Dia lantas mengambil cangkir itu dan menyeruputnya sedikit.

David menatapnya, menunggu reaksinya.

"Panas" refleknya kala merasakan air hitam itu menyentuh bibir atasnya.

"Tidak ada masalah, tuan. Saya masih berdiri tegak" ucapnya sambil menaruh kembali cangkir pada tatakannya.

"Lalu maksudmu, aku harus meminum bekas mu?"

"Ha?.."

"Buatkan lagi yang baru. Dan pastikan air liurmu tak kau masukan dalam kopi ku"

"....."

"Dan jangan memantrainya. Aku tak akan jinak pada siapapun"

Yakin gak akan jinak pak?

YOOOK MVOTE YOK😆

❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

pasti lht d CCTV-nya jd tau🤣🤣🤣

2024-02-20

1

Komalasari Hidayat Prasodjo

Komalasari Hidayat Prasodjo

karya ketiga othor yg kubaca...dah jodoh nih kayanya, suka sama tokoh cewek kuat ga menye menye....makasih karyanya thor, dan aku nyari yg tamat tamat aja biar ga senewen nunggunya 😁😁

2024-01-31

1

oppa seo joon

oppa seo joon

itu visualnya stelan ap bibinya? Kl Stella tua bgt mlh kyk tante2

2024-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Laki Laki Tua
2 Jinak?
3 Malaikat Pencabut Nyawa
4 Bertemu dengannya
5 Hadiah Untuk Ayah
6 Satu Satunya
7 Bibi Mey
8 Kado Ultah
9 Jatuh Cinta Ituu...
10 Ditembak?
11 Aku Mau Ayahku
12 Tidak Akan Mengembalikan Ayah
13 Munafik
14 Takut Jatuh Cinta
15 Menjauhlah
16 Ancaman Lusi
17 Secret Admirer
18 Muslihat Lusi
19 Tanda Perpisahan
20 Pernikahan Tak Diinginkan
21 Pergi
22 Melupakanku
23 Menghormati Orangtua
24 Pecel Lele
25 Bukan Melamar Pekerjaan
26 Permintaan Deri
27 Kedatangan Lusi
28 Tukang Ngadu
29 Pecat Aku
30 Gadis Rendahan
31 Aku Mau...
32 Mungkin Akan Membalas
33 Kembali Ke Sekolah
34 Hati hati Dengan Sekertarisnya
35 Jadi Pelakor
36 Panggil Tuan Besar
37 Pulang Ke Rumah Besar
38 Lelaki Idaman
39 Membawanya Pulang
40 Sarapan Buatan?
41 Aku Ikut
42 Ikut Meeting
43 Peringatan Stella
44 Salah Minum Obat
45 Memilih Bunuh Diri
46 Imbalan
47 Kakak Madu
48 Tolong Aku
49 Setan Cabul
50 Menjagamu
51 David Mengancam Balik
52 Ikhlas
53 Terpisah
54 Obsesi Deri
55 Bukti Pengakuan
56 Membimbing
57 Meeting Berdua
58 Wejangan
59 Rumor
60 Pelet
61 Tugas Istri
62 Bukan Ibunya Lagi
63 Pelampiasan
64 Maaf
65 Honey Moon Plus?
66 Merdu
67 Menjalankan Tugas
68 Kunci Pintu
69 Linglung
70 Omelan Istri
71 Makan malam
72 Tensoplas
73 Nasib
74 Memberi Pelajaran
75 Mimpi
76 Perdebatan Suami Istri
77 Rudolph
78 Sapu Tangan
79 Sebel
80 Memberi Kejutan
81 Menghilang
82 Kabar Gembira?
83 Mencari
84 Setitik Harapan
85 Berhasil Menyelamatkan Diri
86 Di Bandara
87 Kena Karma
88 Janji Deri
89 Si Biru
90 Angan Yang Nyata
91 Memaafkan
92 Murka Wiliam
93 Ungkapan Terima Kasih Wiliam
94 Efek Belum Tidur
95 Sial
96 Menggertak
97 Meeting Mengejutkan
98 Anak IPA
99 Kedatangan Imelda
100 Masih Imelda
101 Nasib Imelda
102 Membuat Makan Malam
103 Drama Realita
104 Rela Dimanfaatkan
105 Mengidap Penyakit Serius
106 Yoda
107 Topeng
108 Pilihan
109 Tumbuh Lagi?
110 Cari Cewek Cantik
111 Main Ular Di Tangga
112 Kontraksi
113 Spin Off
114 Mengusir
115 Caraku Mencintaimu (END)
116 Beautiful Impostor
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Laki Laki Tua
2
Jinak?
3
Malaikat Pencabut Nyawa
4
Bertemu dengannya
5
Hadiah Untuk Ayah
6
Satu Satunya
7
Bibi Mey
8
Kado Ultah
9
Jatuh Cinta Ituu...
10
Ditembak?
11
Aku Mau Ayahku
12
Tidak Akan Mengembalikan Ayah
13
Munafik
14
Takut Jatuh Cinta
15
Menjauhlah
16
Ancaman Lusi
17
Secret Admirer
18
Muslihat Lusi
19
Tanda Perpisahan
20
Pernikahan Tak Diinginkan
21
Pergi
22
Melupakanku
23
Menghormati Orangtua
24
Pecel Lele
25
Bukan Melamar Pekerjaan
26
Permintaan Deri
27
Kedatangan Lusi
28
Tukang Ngadu
29
Pecat Aku
30
Gadis Rendahan
31
Aku Mau...
32
Mungkin Akan Membalas
33
Kembali Ke Sekolah
34
Hati hati Dengan Sekertarisnya
35
Jadi Pelakor
36
Panggil Tuan Besar
37
Pulang Ke Rumah Besar
38
Lelaki Idaman
39
Membawanya Pulang
40
Sarapan Buatan?
41
Aku Ikut
42
Ikut Meeting
43
Peringatan Stella
44
Salah Minum Obat
45
Memilih Bunuh Diri
46
Imbalan
47
Kakak Madu
48
Tolong Aku
49
Setan Cabul
50
Menjagamu
51
David Mengancam Balik
52
Ikhlas
53
Terpisah
54
Obsesi Deri
55
Bukti Pengakuan
56
Membimbing
57
Meeting Berdua
58
Wejangan
59
Rumor
60
Pelet
61
Tugas Istri
62
Bukan Ibunya Lagi
63
Pelampiasan
64
Maaf
65
Honey Moon Plus?
66
Merdu
67
Menjalankan Tugas
68
Kunci Pintu
69
Linglung
70
Omelan Istri
71
Makan malam
72
Tensoplas
73
Nasib
74
Memberi Pelajaran
75
Mimpi
76
Perdebatan Suami Istri
77
Rudolph
78
Sapu Tangan
79
Sebel
80
Memberi Kejutan
81
Menghilang
82
Kabar Gembira?
83
Mencari
84
Setitik Harapan
85
Berhasil Menyelamatkan Diri
86
Di Bandara
87
Kena Karma
88
Janji Deri
89
Si Biru
90
Angan Yang Nyata
91
Memaafkan
92
Murka Wiliam
93
Ungkapan Terima Kasih Wiliam
94
Efek Belum Tidur
95
Sial
96
Menggertak
97
Meeting Mengejutkan
98
Anak IPA
99
Kedatangan Imelda
100
Masih Imelda
101
Nasib Imelda
102
Membuat Makan Malam
103
Drama Realita
104
Rela Dimanfaatkan
105
Mengidap Penyakit Serius
106
Yoda
107
Topeng
108
Pilihan
109
Tumbuh Lagi?
110
Cari Cewek Cantik
111
Main Ular Di Tangga
112
Kontraksi
113
Spin Off
114
Mengusir
115
Caraku Mencintaimu (END)
116
Beautiful Impostor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!