Tatapan aneh itu menghunus langkah gontai Kellen yang sama sekali tak kaku berjalan di tengah puluhan pasang mata yang berbisik ke arahnya.
Ia berprinsip, jika diluar ia harus menuli dengan bisikan merusak mental ini. Tak ada manfaat sama sekali.
"Sepertinya dia bukan orang Negara ini."
"Yah. tapi mungkin salah satu Model dari Agensi lain."
Gumam mereka menebak-nebak saja. para lelaki disini banyak yang memuji aura bintang di tubuh wanita itu tapi Kellen mengacuhkan semuanya.
Walau terkesan sombong tapi Kellen tahu mana yang menatapnya ramah dan mana yang tengah membuat spekulasi aneh di hidupnya.
"Miss!" panggil seorang Staf yang bekerja disini. wanita dengan rambut pendek sebahu itu berdiri di hadapan Kellen yang mengamati Interior bangunan megah berkharisma ini.
"Apa Presdirnya ada?"
"Presdir tengah ada di ruang rapat. kau bisa menunggu di ruangan lain."
Kellen mengangguk mengikuti langkah wanita itu yang mengiringnya menuju Lift. dibalik kacamata coklat bermerek ini Kellen bisa melihat betapa ketatnya penjagaan disini tapi nama Agensi milik Miss Barbie sangat berguna membantunya.
"Siapa yang memberimu kartu itu?"
"Agensiku! aku ada urusan dengan Presdir." jawab Kellen diiringi dengan pintu Lift yang tertutup.
Staf wanita itu terdiam dengan pandangan serius mengamati Kellen yang tetap santai. aroma Vanilla dari tubuhnya memang membuat siapa saja nyaman dan tenang.
Lamunan Staf itu buyar dikala Lift terbuka beriringan dengan pintu ruangan Meeting yang juga terbuka.
"Sepertinya Presdir sudah selesai. kau bisa tunggu disini sebentar."
Kellen mengangguk menunggu di dekat pintu lift. beberapa orang yang tadi keluar dari ruang Meeting menatap aneh Kellen yang hanya diam memberi jalan.
"Pasti mereka baru di depak."
Batin Kellen kala melihat raut wajah orang-orang kulit putih ini begitu kusut. ntah apa yang terjadi di dalam sana Kellen hanya bisa menebak.
"Miss!"
"A.. iya." Kellen menoleh. Staf perempuan itu mengisyaratkan ia masuk ke dalam ruang Meeting. tentu Kellen segera melangkah mendekat menenteng tas kecil di tangannya.
Langkah Kellen terhenti di ambang pintu kala melihat seorang pria yang masih duduk di kursi meja rapat.
"Presdir! ini Miss Kellen ingin bertemu dengan anda."
Pria itu memutar kursinya hingga Kellen menajamkan matanya untuk melihat siapa yang berkuasa disini.
"Siapa?" suara yang menyimpan kekesalan. terdengar begitu embyusif dan arogan.
Mata ember Kellen menelusuri pahatan pria ini. Tubuhnya tak begitu kekar dengan rambut yang pirang bersama dengan bintik kemerahan di dekat matanya.
Dua kancing kemeja pria ini terbuka memperlihatkan kulit kemerahannya yang terlihat berkeringat.
"Dia seorang pemain handal."
Batin Kellen melihat mata agak besar itu memindai penampilannya. tatapan yang begitu liar membuat Kellen tak nyaman.
"Presdir! dia..."
"Kau keluar!" ucapnya mengibaskan tangan. Staf wanita itu mengerti melangkah keluar seraya menutup pintu ruangan.
Saat tubuh jangkung itu berdiri. Kellen sudah siaga jika pria ini berbuat macam-macam padanya.
"Model?"
"Saya.."
"Duduklah!"
Ia menarik salah satu kursi di dekatnya seakan mempersilahkan Kellen untuk duduk. karna terpaksa akan keadaan, Kellen mendekat dengan netra ember dibalik kacamatanya menelisik semua gestur sang Presdir.
"Kau datang sendiri?"
"Em.. yah." jawab Kellen duduk dengan elegan. ia sedikit menaikan kain yang menutupi bagian dadanya agar suasana tetap formal.
"Ada masalah?"
"Ada. apa boleh saya bicara?" tanya Kellen. pria itu sedikit menyamping seakan mengatakan jika mereka akrab. jelas Kellen tak nyaman dengan posisi ini.
Berbeda dengan Kellen yang gelisah. pria berwajah oriental ini lebih nyaman dikala aroma Vanilla dari kulit Kellen menyeruk ke rongga hidungnya.
"Maaf. apa bisa bicara sekarang?" tanya Kellen lagi agak memundurkan kursinya.
"Martinez Miller!" mengulur tangan ke arah Kellen yang menaikan alisnya.
"Kellen!"
"Nama yang cantik sesuai dengan.." ia menjeda ucapannya seraya tangan menggantung menunggu balasan Kellen yang tak kunjung menjabat tangan.
"Maaf, tapi aku rasa kita tak seakrab itu."
Jawaban Kellen sangat sopan dan penuh dengan ketegasan. ia kembali membuat jarak dengan Martinez yang sungguh terdiam dengan tangan masih menggantung hampa.
"Kau menolakku?"
"Saya rasa anda tak menawarkan diri. apa anda menjual sesuatu?" sarkas Kellen dengan intonasi tegas yang sama. Ia sudah panas dan tak mau berlama-lama disini.
Melihat respon Kellen yang berbeda dari para Model biasa ia dekati. Martinez mulai mengambil sikap kembali mencairan suasana.
"Sepertinya kau bukan dari Negara ini."
"Tentu. saya dari luar dan punya urusan penting dengan Presdir Martinez yang terhormat."
"Aku tak pernah melihatmu di majala apapun."
Kellen terdiam sejenak. sepertinya ia harus lebih pandai untuk membawa perbincangan.
"Aku Model baru."
"Ouh. benarkah?"
Kellen mengangguk memperbaiki letak kacamatanya.
"Yah. dan ada hal yang ingin saya bicarakan."
"Jangan terlalu formal. santai saja." jawab Martinez mengulur tangan ke arah belakang kursi Kellen yang mengepalkan tangannya.
"Apa Miss Barbie tahu kelakuan pria ini bagaimana?"
Batin Kellen jijik. tak pantas rasanya rumor kharisma Keluarga Miller di luaran sana di kotori oleh perangai pemimpin Perusahaanya.
"Katakan! kau mau apa?"
"Aku ingin Presdir menjawab pertanyaanku dengan jujur." pinta Kellen membuat dahi Martinez mengkerut. tapi ia tetap mengangguk ntah memakai strategi apa Kellen masih belum tahu.
"Baik. akan ku jawab."
"Apa kau sudah bertunagan?" tanya Kellen cepat membuat raut wajah pria jangkung ini termenggu.
Ia tampak berfikir dan menimbang-nimbang keputusan. Tubuhnya di tegakan dengan duduk bertopang kaki menunjukan kekuasaanya.
"Apa kau bertunangan Presdir?" ulangnya lagi.
"Memangnya kenapa?"
"Hanya memperjelas. aku ada masalah soal status mu."
Helaan nafas Martinez tercipta. ia melirik Kellen dari ekor matanya dan ia suka dengan tinggi badan dan posri tubuh Kellen yang sangat pas dan empuk.
"Kau mau berkencan denganku?"
"Jawab saja pertanyaanku." tegas Kellen menjaga jarak bahkan sekarang ia menarik kursinya ke arah samping.
Martinez tersenyum mesum. ia melihat jelas Kellen belum pernah di sentuh lelaki manapun dan sepertinya ini adalah anggur segar untuknya.
"Aku belum pernah bertunagan."
"Bulshit! lalu Miss Barbie apa bagimu?"
Batin Kellen benar-benar naik pitam. pria ini sama sekali tak ada kharisma seorang lelaki, semuanya hanya pahatan bandit dan penjahat kelamin.
"Memangnya kau mau menjadi tunaganku. hm?" ingin menggapai bahu Kellen yang segera menepis tangan nakal itu kasar.
"Jaga etika anda. TUAN!" tekan Kellen mulai habis kesabaran. ia kira pria ini tak semenjijikan dari cerita semua orang di luaran sana.
"Kenapa? bukankah kau ingin seperti Model yang lain. akan ku buat kau ada di atas segalanya." sarkas Martinez menatap Kellen penuh dengan keinginan lelakinya.
"Aku rasa ini cukup untuk melihat karakter anda."
"Maksudmu?" tanya Martienz menaikan satu alisnya agak mengena akan ucapan Kellen barusan.
"Saya kesini hanya ingin memastikan apa anda benar-benar orang yang di bicarakan di luaran sana. dan saya tak ragu lagi untuk berpendapat yang SAMA." tekan Kellen lalu beranjak pergi. ia meninggalkan kartu di meja Meeting itu sebagai tanda jika ia tak membutuhkan lagi pembicaraan baik-baik ini.
Melihat pintu di tutup kasar. Martinez mulai beralih para Kartu yang di tinggalkan Kellen.
"Dia punya benda ini dan.."
Hanya satu orang yang ia beri akses itupun hanya sebuah pancingan yang termakan.
"Sialan!! dia berani menyebar semua ini." geram Martienz mengumpat kasar. apa yang dilakukan Kellen tadi sangat menginjak harga dirinya dan ia pastikan wanita itu akan menyesal.
"Lihat saja. apa yang akan terjadi padamu." gumam Martinez membayang kembali sikap dingin Kellen yang seakan membuat peperangan di dunianya sendiri. Sangat berani.
Drett...
Ponsel Martinez bergetar. ia mengeluarkan benda itu hingga satu pesan masuk membuat wajahnya malas kembali.
Tuan. Nyonya tengah tak ada di Kediaman, dia mengamuk di kamar bawah.
"Kenapa Momy tak membunuh sampah ini saja?" rutuknya segera bangkit dengan wajah berubah suasana. Ntah sampai kapan peliharaan Miller ini akan membuat kekacauan.
....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Kinay naluw
berasa gubraaaak sama pria menjijikan ini.
2022-12-28
0
Ibelmizzel
aku kalau karya author sangat puas,dak ada yg kulewatkan pokokny top baget dgn karyamu Thor.❤️❤️❤️😘😘😘😘😘😘😘
2022-11-16
0
botak
lagiaaannnn aneh,mlah datangin laki2 knal aja blm...toh cuma ditlp ma bokap aja kok....jauh lg,cuekin ajaa sih....bkin masalah ajaa...ooppsss klo g gini gak ada cerita yaaa🤣
2022-10-25
0